YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Kerjasama Universitas Muhamamdiyah Yogyakarta (UMY) dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Mandiri Padukuhan Gejayan Kapanewon Depok Kabupaten Sleman DIY berhasil meraih keuntungan tinggi. Kerjasama diawali pada akhir tahun 2022 melalui program pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh salah satu dosen Magister Manajemen UMY, yaitu Meika Kurnia Puji Rahayu.
Di awal kerjasama, UMY memberikan bantuan dana sebesar Lima Juta Rupiah kepada KWT Srikandi Mandiri. Dana tersebut digunakan sebagai modal awal KWT, misalnya untuk pembelian bibit-bibit tanaman, melakukan studi tiru, dan mengadakan bimbingan teknis dengan menghadirkan petugas penyuluh pertanian. Meika, sebagai perwakilan UMY, ikut terlibat langsung dalam kepengurusan KWT serta berpartisipasi di beberapa kegiatan, termasuk kegiatan pelatihan dan pengembangan diri Ibu-Ibu anggota KWT dan pengembangan produk-produk hasil pertanian.
KWT Srikandi Mandiri Padukuhan Gejayan dimotori oleh Retno Setyaning Nugraheni, yang kemudian ditunjuk menjadi ketua KWT. Anggota KWT sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga. Jumlah anggota aktif kurang lebih 40 orang. KWT Srikandi Mandiri merupakan salah satu KWT yang pada awalnya bergerak dalam bidang produksi makanan kecil (snack). Namun kegiatan tersebut tidak berjalan lama karena turunnya motivasi anggota ketika masa pandemi Covid-19. Seiring dengan pulihnya keadaan (pasca pandemi), mereka mulai beralih pada pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Namun hal ini juga tidak berjalan dengan baik. Satu faktor penyebab kegagalan program budidaya TOGA adalah kurangnya motivasi anggota karena mereka bekerja sendiri-sendiri di lahan rumah mereka masing-masing.
Gayung bersambut, di awal tahun 2023, KWT Srikandi Mandiri mendapat hibah lahan pekarangan seluas kurang lebih 500m2 dari padukuhan Gejayan dan bantuan dari UMY. Lahan tersebut kemudian dimanfaatkan untuk budidaya tanaman-tanaman pertanian. Selama hampir setahun ini, KWT Srikandi Mandiri Gejayan telah menanam berbagai macam tanaman hasil pertanian, seperti bayam, kangkung, sawi, gambas, cabe, dan ketimun. Semua kegiatan dilakukan secara mandiri oleh anggota KWT dengan bergiliran secara berkelompok.
Produk yang dihasilkan dari lahan pertanian tersebut adalah produk-produk yang sering dikonsumsi oleh rumah tangga atau digunakan oleh usaha-usaha terkait. “Hampir tiap bulan ada panen. Tanamannya diganti-ganti supaya tidak bosan. Alhamdulillah selama ini laris manis terjual ke warga padukuhan, termasuk warung-warung makanan di sekitar sini. Saya pasarkan juga ke lingkup UMY” ujar Meika ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin 27 November 2023. “Modal usaha sudah kembali dan ada keuntungan berlipat, Alhamdulillah”, imbuh Meika.
Ketua KWT Srikandi Mandiri, Retno, menyampaikan suka dukanya mengelola KWT di kawasan non-pedesaan. “Tantangannya ya menjaga semangat Ibu-Ibu untuk tetap mau turun ke lahan seperti petani. Latarbelakang anggota adalah IRT, jadi ya macam-macam kemampuan dan kesibukannya”. Namun berkat kesungguhan pengurus dan dengan pendampingan dari berbagai pihak termasuk Padukuhan Gejayan, KWT Srikandi Mandiri dapat terus meningkatkan kinerjanya sehingga dapat mengembalikan modal dalam waktu cepat.
Tidak hanya meraup keuntungan, kinerja yang bagus tersebut menarik perhatian dari berbagai pihak termasuk Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, untuk berkunjung ke lahan KWT pada 10 September 2023 yang lalu. Kinerja yang bagus juga ditunjukkan oleh KWT Srikandi Mandiri yang mampu mencapai produktivitas timun baby sebanyak 2,77 kilogram per pohon di bulan November 2023 dan berhasil meraih juara II (Dua) Lomba Tanam Timun Baby diadakan oleh Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman. “Sangat bahagia dan gembira, pokoknya tidak bisa terlukiskan karena KWT kami masih baru” ujar Retno mengakhiri perbincangan.