Refleksi Sebuah Gerakan Dakwah di Akar Rumput
Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon, Pedan, Klaten
"Pentingnya transformasi nilai-nilai agama di tengah peradaban baru dengan menyelaraskan mental spiritual dan teknologi di era digital, dalam rangka mewujudkan cita-cita yang agung nan mulia."
Suatu ketika, penulis mendapatkan undangan rapat rutin Pimpinan Ranting Muhammadiyah di tempat tinggal penulis, yaitu Troketon. Pada kesempatan tersebut, penulis diminta mengisi kultum dalam rapat rutin PRM. Dalam kultum itu, penulis mengajak seluruh peserta rapat untuk senantiasa menebalkan rasa syukur kepada Allah. Selain itu, momen awal tahun dijadikan sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, baik secara individu maupun bersama-sama, khususnya dalam berorganisasi.
Penulis mengutip sebuah penggalan ayat:
In taqûmû billâhi matsnâ wa furâdâ
(Bangunlah, bangkitlah, baik secara pribadi maupun bersama-sama).
Ayat ini juga selaras dengan firman Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 18, yang sangat jelas maknanya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ١٨
"Yâ ayyuhalladzîna âmanuttaqullâha waltandhur nafsum mâ qaddamat lighad, wattaqullâh, innallâha khabîrum bimâ ta‘malûn."
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Jika kita menghayati ayat di atas, kita sebagai makhluk, baik secara individu maupun berkelompok, harus meneliti apa yang telah kita kerjakan. Selain itu, kita juga harus mempersiapkan langkah-langkah untuk menyusun agenda mendatang agar lebih baik. Dengan begitu, visi dan misi sebagai umat yang bermakna sebagai wujud Islam rahmatan lil ‘alamin dapat terwujud. Bekal utama kita adalah tauhid, amal, serta akhlak mulia (akhlakul karimah), karena pada dasarnya apa pun yang kita lakukan diketahui oleh Allah, dan Dia Maha Teliti terhadap segala yang kita kerjakan.
Refleksi dalam Gerakan Dakwah
Ketika berbicara dalam konteks berjam’iyah (berorganisasi), khususnya dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang dikenal sebagai gerakan dakwah, pendidikan, sosial, dan pemberdayaan yang telah berusia lebih dari satu abad, peran akar rumput (ranting) sangatlah penting. Oleh karena itu, evaluasi yang rutin dan menyeluruh perlu dilakukan demi kemajuan organisasi.
Penulis mengajak pimpinan persyarikatan di tingkat ranting untuk melakukan refleksi, merenungkan kembali apa yang telah dicapai selama satu tahun terakhir. Apa yang telah dikerjakan? Apa yang masih kurang? Dan apa yang belum terlaksana sesuai harapan atau program? Penilaian harus dilakukan secara objektif, baik dari segi manajemen organisasi, kinerja personel (pengurus), hingga implementasi program kerja.
Fenomena yang sering ditemukan adalah jumlah pengurus yang banyak, tetapi hanya sebagian kecil yang aktif. Selain itu, ada pengurus yang memiliki tanggung jawab ganda, baik di tingkat ranting maupun organisasi otonom (ortom). Hal ini menjadi perhatian penting. Ditambah lagi, belum adanya program upgrading seperti Baitul Arqom selama satu tahun terakhir, padahal ini adalah media pendidikan bagi kader dan pimpinan di tingkat cabang.
Pentingnya Program Kerja
Organisasi dakwah adalah kumpulan organ yang memiliki program kerja unggulan. Program-program ini harus mampu menyampaikan pesan dakwah, sekaligus dirasakan manfaatnya oleh warga persyarikatan dan masyarakat. Program yang sederhana namun berdampak nyata lebih bermakna daripada sekadar formalitas tanpa aksi.
Organisasi yang hidup ditandai oleh keberadaan program kerja yang terukur dan berkelanjutan. Hal ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi semua elemen persyarikatan, agar visi dan misi dakwah dapat terwujud meski di tingkat ranting sekalipun.
Transformasi Administrasi di Era Digital
Sebagai organisasi modern, Muhammadiyah telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Key Performance Indicator (SIM KPI) untuk mengukur efektivitas pengorganisasian. Transformasi dari sistem manual ke digital sangat penting untuk menjawab tantangan zaman. Oleh karena itu, pimpinan di semua level, termasuk ranting, harus mampu menyelaraskan diri dengan sistem ini.
Transformasi ini tidak hanya menjadikan organisasi lebih terstruktur, tetapi juga memungkinkan persyarikatan untuk terus maju tanpa tertinggal oleh perkembangan zaman. Awal tahun 2025 dapat menjadi momentum bagi seluruh pimpinan ranting untuk berbenah, memperbaiki diri, dan mempersiapkan langkah-langkah menuju kemajuan organisasi, baik secara rohani maupun jasmani.
Hendaknya kita tidak hanya bersatu dalam satu gerakan, tetapi juga memiliki hati yang selaras dalam mewujudkan cita-cita bersama.