Reformasi Pendidikan Menjadi Kuncinya
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Himpunan Mahasiswa Pascasarjana UGM bersama Forum Mahasiswa Muhammadiyah Pascasarjana UGM – UNY menggelar diskusi publik bertajuk “Pendidikan dan Inovasi: Menyiapkan Generasi Emas 2045” pada Selasa (6/5) di Ruang Sidang Persatuan Fakultas Filsafat UGM. Kegiatan ini membahas tantangan dan solusi dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul sejak dini.
Hadir sebagai pembicara Irsyad Zamjani, PhD., Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikdasmen RI, dan Agustina Kustulasari, SPd., MA., dosen Manajemen dan Kebijakan Publik UGM. Diskusi dimoderatori oleh Alivia Zahra Widayanto, mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UGM.
Dalam sambutannya, Ketua HMP UGM menegaskan bahwa pendidikan adalah tonggak bangsa yang harus terus diupayakan.
Sementara itu, Faiz Arwi Assalimi, Ketua Forum Mahasiswa Muhammadiyah Pascasarjana UGM-UNY dalam kesempatan wawancara menyatakan komitmennya untuk berperan aktif sebagai masyarakat madani dalam mendorong kebijakan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu dan inklusif.
"Kami mahasiswa Muhammadiyah pascasarjana, sebagai bagian dari masyarakat madani, berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya kebijakan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu, inklusif, dan berpihak pada masa depan generasi bangsa," ujar Faiz Arwi Assalimi, Ketua Forum Mahasiswa Muhammadiyah Pascasarjana UGM-UNY.
Wakil Menteri Kemendikdasmen RI, Dr Fajar Riza Ulhaq, M.A., dalam sambutannya lewat sebuah video, menyampaikan bahwa pemerintah sedang menyiapkan terobosan besar dalam bentuk revisi UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) untuk memperluas akses pendidikan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Pemerintah sedang menyiapkan terobosan besar melalui revisi Undang-Undang Sisdiknas guna memperluas akses pendidikan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat," ungkap Fajar, yang juga Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Irsyad Zamjani dalam paparannya menekankan pentingnya pemerataan kualitas pendidikan. “Pendidikan yang bermutu adalah hak seluruh warga negara dan menjadi kunci pembangunan bangsa,” tegasnya. Menurutnya, Tantangan terbesar bukan pada angka partisipasi atau rasio guru-siswa, “tapi pada distribusi dan hasil belajar,” tambahnya.
Sementara itu, Agustina Kustulasari mengangkat konsep loosely coupled organizations dan system change sebagai pendekatan alternatif dalam reformasi pendidikan. Ia menekankan perlunya kebijakan jangka panjang, penghormatan terhadap budaya lokal, serta peran aktor perantara dalam memastikan transformasi sistemik yang berkelanjutan. “Reformasi pendidikan guru juga menjadi salah satu kunci penting,” tandasnya. (Putra/Cris)