YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Semangat baru bagi kaum muda di Kotagede, Yogyakarta, ditandai dengan dikukuhkannya REMAGEMA (Remaja Masjid Gedhe Mataram) pada Sabtu, 27 Desember 2025. Pengukuhan ini dipimpin Drs H Kaharuddin Noor, Lurah Jagalan dan Takmir Masjid Gedhe Mataram, serta merupakan alumni Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Acara pengukuhan ini terwujud berkat sinergi dan kerja sama yang baik antara Lembaga Hayatuna Cendikia, Pemerintah Kalurahan Jagalan, Banguntapan, Bantul, dan Takmir Masjid Gedhe Mataram.
Dalam sambutannya, Ketua REMAGEMA, Afanin Nabris, memaparkan fokus program kerja organisasi yang mencakup empat pilar utama. Pertama, Pendidikan dan Dakwah: Sebagai basis pembinaan spiritual dan keilmuan remaja. Kedua, Humas dan Media: Untuk memperluas jangkauan informasi dan syiar kegiatan.
“Kemudian, yang ketiga, Sosial Kesehatan: Menekankan kepedulian terhadap sesama dan kesehatan lingkungan. Dan, yang keempat, Wisata Budaya/Religi: Menggali potensi sejarah dan nilai-nilai keagamaan di sekitar Kotagede,” sambungnya.
Sejak dibentuk pada 14 November 2025, REMAGEMA telah langsung tancap gas dengan menggelar kegiatan perdananya, yaitu Lomba Pelita Cilik Mataram tingkat PAUD dan Sekolah Dasar. Lomba ini melibatkan partisipasi anak-anak yatim maupun umum.
Di lain sisi, Kaharuddin menyampaikan amanah penting kepada para anggota REMAGEMA. Beliau berpesan agar kegiatan di Masjid Gedhe Mataram dapat lebih intensif digiatkan. “Dan menjadi wadah utama untuk meningkatkan ketakwaan para remaja,” tekannya.
Momen pengukuhan ini bertepatan dengan Puncak Acara dan Pembagian Hadiah Lomba "Pelita Cilik Mataram". Acara berlangsung meriah dan dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk jajaran Takmir Masjid Gedhe Mataram, Bunda PAUD sekaligus Ibu Lurah Jagalan, Kepala PAUD Ngesti Yoga Nimpuna, perwakilan Hayatuna Cendekia, serta antusiasme tinggi dari para peserta lomba dan masyarakat sekitar.
Pengukuhan REMAGEMA diharapkan dapat menjadi tonggak kebangkitan remaja Masjid Gedhe Mataram sebagai agen perubahan positif di lingkungan Kotagede, meneruskan tradisi keislaman yang kuat berpadu dengan kepedulian sosial. (Tof/Cris)

