YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Menindaklanjuti kondisi darurat sampah yang sedang terjadi di wilayah D.I. Yogyakarta, PWM DIY mengadakan rapat koordinasi antar Majelis, Lembaga dan Kepala Sekolah Kamis (5/10/2023) di aula Gedung PWM DIY. Hadir dalam rapat koordinasi ini Majelis DIKDASMEN & PF, Majelis Lingkungan Hidup, LAZISMU, Lembaga Dakwah Komunitas dan 17 Kepala Sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA serta Pesantren.
Dalam rapat koordinasi bersama ini disampaikan oleh Bapak Sumarsono dari DIKDASMEN & PF PWM DIY bahwa kita diberi amanat oleh PWM DIY untuk merespon darurat sampah ini dengan kegiatan yang kongkrit. Oleh karena itu bersama Majelis, Lembaga dan Kepala Sekolah kita akan memulai gerakan sedekah sampah (GSS) berbasis sekolah. Kita akan luncurkan program GSS ini dari masing-masing sekolah, dan akan terus diduplikasi ke sekolah lainnya. Tahap pertama ini baru sekolah di wilayah Kota Yogyakarta, Bantul dan Sleman yang kita undang karena terdampak langsung dengan status darurat sampah. Selanjutnya akan kita install juga ke sekolah-sekolah Muhammadiyah yang ada di Gunung Kidul dan Kulonprogro.
PWM DIY juga menunjuk LDK untuk bisa membantu mengedukasi dan merawat komunitas pengelola sampah berbasis sekolah ini. Ananto Isworo selaku Ketua LDK PWM DIY juga menegaskan bahwa Muhammadiyah harus berperan aktif dalam upaya pengurangan timbunan sampah dan memanfaatkan sampah-sampah anorganik tersebut menjadi ladang sedekah. Karena di Muhammadiyah sejak tahun 2010, memahami bahwa barang-barang habis pakai seperti botol plastik, segala jenis kertas, kaleng, alumunium itu bukanlah sampah, namun sisa limbah yang masih mengandung energi.
Sehingga masih bisa digunakan atau dimanfaatkan kembali menjadi produk baru dan berfungsi baru.Oleh sebab itu Muhammadiyah mendorong semua warga bisa memilah dan mengelola sampah setelah habis pakai dimulai dari rumah tangga masing-masing. “Sampah-sampah anorganik yang masih memiliki nilai jual ini, bisa dikumpulkan dan dibawa ke sekolah untuk menjadi ladang sedekah,” ucap Ananto.
Seperti yang sudah dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 10 (MUHDASA) Sagan, setiap Jumat para siswa dan wali bisa membawa sampah anorganik dalam keadaan kering dan bersih untuk disedekahkan melalui sekolah. Hasil penjualan dari sedekah sampah ini bisa untuk membantu pembiayaan siswa yang kurang mampu, sehingga mereka bisa lulus sekolah, tambah Ananto. Nantinya sekolah-sekolah Muhammadiyah ini akan kita beri juga paket pelatihan tentang pengelolaan sampah organik dan anorganik.
Gerakan sedekah sampah ini akan mulai dilaunching pada tanggal 19 Oktober 2023. Dengan melibatkan LAZISMU untuk membantu pengadaan instrumen keranjang sedekah botol plastiknya. Juga melibatkan MLH yang nantinya akan melakukan mentoring dari program ini sebagai salah satu kelengkapan program audit green school di sekolah-sekolah Muhammadiyah. (ant)