Risalah Islam Berkemajuan Menjawab Krisis Spiritual Peradaban Modern

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
17
KH Fathurrahman Kamal, Lc., MSI

KH Fathurrahman Kamal, Lc., MSI

BANTUL, Suara Muhammadiyah - Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fathurrahman Kamal menegaskan, Risalah Islam Berkemajuan bukan hanya gagasan intelektual, melainkan pandangan hidup dan arah perjuangan dakwah yang menjadi ciri khas Muhammadiyah dalam membangun peradaban.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam Materi ke-12: Strategi Dakwah Muhammadiyah (Implementasi Risalah Islam Berkemajuan di Ranah Tabligh), dalam rangkaian kegiatan Sekolah Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Sabtu (18/10) secara daring dari Tabligh Institute, Tamantirto, Kasihan, Bantul.

Dalam paparannya, Fathurr memulai dengan pertanyaan reflektif, “Mengapa harus ada Risalah Islam Berkemajuan? Bukankah kemajuan juga dimiliki oleh bangsa dan kelompok lain?” Ia kemudian menjelaskan, meskipun banyak peradaban berbicara tentang kemajuan, pandangan Muhammadiyah tentang kemajuan memiliki dasar yang berbeda secara mendasar dari konsep progressivism dalam peradaban Barat. 

“Jawabannya tentu tidak sama,” tegasnya. “Karena pandangan tentang kemajuan dalam Islam dan dalam Muhammadiyah berbeda secara mendasar dari cara pandang Barat yang sekuler.”

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa banyak ilmuwan—baik Muslim maupun non-Muslim—telah mengkritik kerapuhan fondasi peradaban Barat modern. Menurutnya, peradaban Barat berdiri di atas tiga pilar problematik: rasionalisme ekstrem yang memutlakkan akal, materialisme yang menuhankan harta dan kemakmuran, serta humanisme sekuler yang memisahkan manusia dari Tuhan. 

Tiga fondasi tersebut, kata KH. Fathurrahman, telah melahirkan tiga bentuk krisis besar: saintifisme yang memutlakan ilmu pengetahuan empiris, neo-ateisme yang menolak agama secara aktif, dan agnostisisme yang menegaskan bahwa kebenaran hakiki mustahil dicapai manusia.

Dampak dari pandangan sekuler ini, menurutnya, melahirkan tiga krisis besar dalam peradaban modern. Pertama, krisis spiritual yang membuat manusia kehilangan ketenteraman batin meskipun hidup dalam kemakmuran. 

“Muhammadiyah sejak Muktamar 2005 menegaskan bahwa problem utama manusia modern adalah the loss of soul—kehilangan ruh dan spiritualitas,” ujarnya.

Kedua, krisis relativisme nilai, ketika manusia tidak lagi memiliki standar moral yang tetap. “Segala sesuatu diukur berdasarkan kesepakatan sosial, bukan wahyu,” ungkapnya. 

Krisis ketiga adalah krisis makna eksistensial. Manusia modern hidup dalam keramaian tetapi jiwanya sepi, kehilangan arah dan tujuan hidup. “Inilah wajah manusia modern: pandai mencipta teknologi, tetapi kehilangan makna kemanusiaan,” ujarnya dengan nada prihatin.

Berangkat dari krisis-krisis tersebut, Fathurr menjelaskan, Muhammadiyah memaknai kemajuan secara berbeda. Dalam pandangan Muhammadiyah, kemajuan bukan hanya ukuran material, tetapi kemajuan yang berlandaskan pada ruh Islam dan cahaya wahyu.

“Kemajuan dalam Islam bukan sekadar pertumbuhan ekonomi atau kemajuan teknologi, melainkan tumbuhnya akal, moral, dan ruhani manusia menuju kesempurnaan peradaban,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan umat memiliki kekuatan sejati di akar rumput, bukan di kekuasaan. “Gerakan ini lahir dari bawah, bukan dari atas. Kekuatan sejatinya adalah kekuatan umat. Majelis Tabligh di pusat tidak akan berarti jika ranting dan cabang tidak bergerak. Tetapi bila dakwah di akar rumput hidup, maka eksistensi Muhammadiyah akan dirasakan masyarakat,” pungkasnya. (Indra)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BLORA, Suara Muhammadiyah – Dalam semangat ibadah dan kepedulian sosial, Lazismu dan Pimpinan ....

Suara Muhammadiyah

3 May 2025

Berita

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Pro....

Suara Muhammadiyah

30 May 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bukan hanya menjadi ta....

Suara Muhammadiyah

3 February 2024

Berita

BARCELONA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY / terakreditasi “Ungg....

Suara Muhammadiyah

25 April 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pengurus Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Solo periode 2023-2027 telah....

Suara Muhammadiyah

16 May 2024