Sang Pecinta Islam, Prof Mitsuo Nakamura Kunjungi SM

Publish

22 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
94
Prof Mitsuo Nakamura berfoto dengan awak Redaksi Suara Muhammadiyah (22/9)

Prof Mitsuo Nakamura berfoto dengan awak Redaksi Suara Muhammadiyah (22/9)

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Tak dinyana, tiba-tiba pintu ruang redaksi Suara Muhammadiyah (SM) berderit. Dua orang dengan perut agak gembul pun masuk. Satu tampak lebih tinggi dari yang satunya. Yang lebih kecil adalah Prof Mitsuo Nakamura. Ia merupakan peneliti antropologi budaya dari Universitas Chiba Jepang.

Melihat dan kemudian tahu siapa yang datang, seluruh staff redaksi pun berbondong-bondong menyambut beliau dengan bersalaman. Tak lama obrolan pun berpindah ke ruang sebelah, tempat yang biasa digunakan untuk menerima tamu atau difungsikan sebagai arena rapat.

Berada di lantai 3 Gedung Graha Suara Muhammadiyah, Pak Isngadi, selaku Redaktur Pelaksana SM menyambut penulis buku Mengamati Islam di Indonesia 1971-2023 itu dengan hangat, sembari mengucapkan terima kasih atas kedatangannya ke SM. Pria yang memperoleh gelar Prof Emeritus dari Universitas Chiba Jepang itu pun membalas dengan ucapan yang sama “terima kasih.”

Dimulai dengan obrolan ringan dengan maksud mencairkan suasana. Kami duduk saling berhadap-hadapan. “Apakah ada kabar tentang perkembangan Muhammadiyah,” tanya Pak Isngadi kepada Prof Nakamura.

“Itulah yang harus saya kaji ulang,” balas Prof Nakamura yang diselingi dengan tawa ringan.

Setelah itu, Prof Nakamura pun menyampaikan maksud kedatangannya ke Suara Muhammadiyah. Salah satu tujuan utamanya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Suara Muhammadiyah yang telah berkenan menerbitkan bukunya berjudul Bulan Sabit Terbit di atas Pohon Beringin. Sebuah studi tentang pergerakan Muhammadiyah di Kotagede yang sudah sangat melegenda serta menjadi rujukan banyak orang, khususnya Mahasiswa dan akademisi Muhammadiyah.

“Terimakasih kasih yang sebesar-besarnya karena menerbitkan buku saya. Karena buku ini telah menjadi sumber rujukan,” ujarnya.

Ketika itu waktu tak berlari kencang. Selama 3 jam seluruh orang yang berkumpul di majelis mulia dan sangat langka itu saling bertukar pentanyaan. Banyak jawaban tentang sejarah, politik, dan budaya Islam di Indonesia yang rasa-rasanya patut untuk ditulis sebagai buku.

Ada juga obrolan tentang dirinya yang sulit membedakan antara dua tokoh, Kahar Muzakir dan Kahar Muzakar. Padahal keduanya sangat berbeda. “Jika menyebut keduanya, saya sering tercampur,” ucapnya ramah. Tak dinyana juga, ternyata ia adalah pengagum sosok Abdul Mu'ti, seorang tokoh Muhammadiyah sekaligus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang baginya memiliki kekhasan dalam berbahasa Indonesia. Menurutnya, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu memiliki kosakata bahasa Indonesia yang luar biasa kaya.

Dalam obrolan tersebut, ia sempat menyebut bahwa dirinya dan sang istri sebagai Pecinta Islam. Tidak dapat dibantah sekaligus dipungkiri. Semua orang tentu setuju dengan sebutan itu. Karena selama hidupnya, lebih dari 50 tahun ia hadir melalui tulisan, dalam setiap peristiwa keagamaan, meneliti tentang Islam dan mansyarakat Indonesia secara keseluruhan. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sabtu (26/7) suasana halaman SMP-SMA Muhammadiyah Program Khusus (PK....

Suara Muhammadiyah

26 July 2025

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Kegiatan olahraga pencak silat di Indonesia semakin bergeliat dengan ....

Suara Muhammadiyah

9 October 2024

Berita

SYDNEY, Suara Muhammadiyah - Dalam perjalanan pulang ke tanah air setelah menjalankan tugas sebagai ....

Suara Muhammadiyah

11 June 2025

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah – Auditorium SD Muhammadiyah 1 Malang diresmikan oleh Menteri Pendi....

Suara Muhammadiyah

13 February 2025

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Kampus dan Pimpinan RS PKU Muhamadiyah Unismuh Makassar melaku....

Suara Muhammadiyah

5 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah