SRAGEN, Suara Muhammadiyah - Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen (DIMSA) kembali menggelar kegiatan Baitul Arqom bagi santri kelas akhir SMP dan MA sebagai bagian dari proses pembentukan karakter serta syarat kelulusan. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, Rabu hingga Jumat, 21–23 Mei 2025, bertempat di Aula Utama dan Ruang Meeting Ponpes DIMSA.
Baitul Arqom merupakan program tahunan yang bertujuan menguatkan pemahaman dan implementasi nilai-nilai Islam serta Kemuhammadiyahan di kalangan santri, sekaligus membekali mereka untuk menjadi kader umat dan bangsa yang unggul dan berakhlak mulia.
Kegiatan dibuka secara resmi pada hari pertama di Masjid Putra Ponpes DIMSA, diikuti oleh seluruh santriwan dan santriwati kelas 9 SMP dan kelas 12 MA. Dalam sambutannya, Kepala MA DIMSA, Ustadz Fuad Ibrahim, S.M., menekankan pentingnya kesiapan mental, spiritual, dan akademik dalam menghadapi jenjang pendidikan berikutnya. Setelah pembukaan, santri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu santri SMP mengikuti kegiatan di Aula Utama dan santri MA di Ruang Meeting Ponpes Dimsa.
Pada sesi pertama, santri SMP mendapatkan materi tentang Aqidah, Akhlak dan Ibadah Pasca Kelulusan dari Ustadz Abdul Aziz KH, M.Pd,(Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen) sementara santri MA menerima materi serupa dari KH. Ali Rosyidhi, S.Pd, M.M(Ketua PDM Sragen sekaligus Mudir Ponpes Dimsa).
Hari kedua menjadi puncak kegiatan dengan lima sesi materi. Materi kedua bertema “Lulus bukan berarti usai, tapi awal untuk melangkah dengan ilmu, iman, dan amal” disampaikan oleh Kepala SMP DIMSA, Ustadz Wibowo Juli Saputro, M.Pd untuk santri SMP Putra.
Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa kelulusan bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab baru. Hidup harus dijalani dengan bekal ilmu yang cukup, iman yang kuat, dan amal yang nyata agar bisa menjadi pribadi yang tidak hanya sukses secara duniawi, tetapi juga bermakna secara spiritual dan sosial.
Waka Kesiswaan, Ustadzah Indah Purnawati, S.Pd.I untuk santri SMP Putri yang juga menekankan pentingnya ilmu, iman, dan amal": Ilmu menjadi bekal intelektual dan keterampilan dalam menghadapi dunia nyata. Iman memberikan landasan moral dan spiritual, agar setiap langkah tetap berada di jalan yang benar sedangkan Amal mengarahkan ilmu dan iman pada tindakan nyata yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Santri MA mendapat materi dari Ustadz Fuad Ibrahim, S.M dengan tema "Menjadi Insan Berkemajuan: Jiwa Islami Berpikiran Global."
Dalam tema tersebut beliau menekankan agar para santri menjadi pribadi yang berilmu, berakhlak, dan berwawasan global. Ia tidak hanya sukses secara pribadi, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat dunia. Islam mendorong umatnya untuk maju dalam segala aspek, duniawi dan ukhrawi tanpa kehilangan jati diri.
Materi ketiga membahas tema Psikologi Remaja dan Perjalanan Studi Lanjut (SMP) oleh Ustadzah Harning Skripta, S.Pd, fokus mengenai Masa remaja yang merupakan fase krusial dalam kehidupan seseorang, di mana terjadi perubahan besar secara fisik, emosional, sosial, dan kognitif. Pada masa ini, remaja mulai mencari jati diri, membentuk nilai hidup, dan mulai berpikir tentang masa depan, termasuk pilihan untuk melanjutkan studi. Sedangkan materi Santri MA mengangat tema “Kader Muhammadiyah dan Peta Pergerakan Mahasiswa” oleh Ustadzah Ida Rohmawati, M.Pd.
Dilanjutkan dengan materi keempat yang membahas Tantangan Remaja dan Solusi Islami oleh Ustadzah Dyah Fitri Aryani, S.Pd untuk SMP, dan Materi Penguatan Kemuhammadiyahan oleh Ust. Nurul Hakim Zanki, Lc., M.A untuk santri MA.
Penutupan hari kedua ditandai dengan sesi kelima yang membahas Penguatan Ideologi Muhammadiyah dan Karakter Kader Persyarikatan oleh Ust. Ali Rosyidhi, S.Pd, M.M, dan Kemandirian Alumni dan materi Kaderisasi Bangsa oleh Ust. Dodok Sartono, SE, M.M menyampaikan poin penting terkait modal utama membentuk generasi unggul: Manusia sebagai khalifah harus Berjiwa pemimpin dan bertanggung jawab, memiliki kemampuan literasi digital yang baik; melek teknologi dan informasi ,Mampu berkomunikasi secara global (bahasa arab maupun bahasa inggris) dan yang tidak kalah penting adalah memiliki kemampuan kolaborasi yaitu mampu bekerja sama secara efektif.
Hari ketiga dibuka dengan kegiatan spiritual berupa shalat tahajud dan subuh berjamaah di Masjid Raya Al-Falah Sragen, dilanjutkan tadarus Al-Qur'an dan sarapan bersama. Santri kemudian mengikuti kegiatan Outbound yang berlangsung meriah di Alun-alun Sasono Langenputro.
Setelah kembali ke pondok dan bersih diri, santri mengikuti sesi Sharing Alumni yang inspiratif, Hadir pada kesempatan tersebut Akhi Fajrin Ahmad Habibi dan Raihan Sandrabone sebagai Alumni Dimsa, lalu ditutup dengan Sholat Jumat berjamaah (santri putra) di Masjid Ponpes DIMSA. Kegiatan berakhir dengan peneguhan Komitmen Alumni dan prosesi penutupan sebagai simbol kesiapan santri menjadi pribadi yang mandiri dan kontributif di masyarakat.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, diharapkan lulusan DIMSA tidak hanya siap menghadapi masa depan secara akademik, tetapi juga mampu mengemban amanah sebagai kader Muhammadiyah yang mencerahkan umat dan bangsa.
