BULUKUMBA, Suara Muhammadiyah - Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Mustari Bosra mengingatkan, untuk selalu bersyukur agar nikmat Allah, yaitu kebesaran Muhammadiyah semakin bertambah. Tanda syukur itu adalah pengurus dan warga Persyarikatan menjaga, memelihara, menumbuhkan, dan semakin membesarkan Muhammadiyah.
"Insya Allah, saya berkeyakinan, Muhammadiyah yang menjadi tempat kita beramal salih, akan memberikan pahala amal yang diridai Allah, dan menjadi amal jariyah bagi kita," tegas dia.
Mustari mengungkapkan, dengan terus beramar ma'ruf nahi munkar, ia yakin, di mana pun gerakan Muhammadiyah, maka pahala amalnya akan terpercik ke seluruh pengurus dan warga Muhammadiyah di mana pun berada.
Hal itu ia sampaikan dalam Pengukuhan dan Peneguhan Ideopolitor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bulukumba pada Ahad, 24 September 2023. Dalam acara itu, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah juga dilantik.
Acara yang dihelat di Ruang Pola Kantor Bupati Bulukumba itu dihadiri oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan 'Aisyiyah se-Bulukumba.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dahlan Rais serta Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan Pantja Nurwahidin dan Ketua Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah (PWA) Mahmudah juga hadir. Demikian pula Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Elly Oschar.
Lebih lanjut, dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan pendapatnya bahwa pesan K.H. Ahmad Dahlan bahwa jangan mencari hidup di Muhammadiyah, kini, sudah tidak relevan lagi.
Pasalnya, kini Muhammadiyah telah menjadi organisasi sosial-keagamaan terkaya di dunia. "Mubazzir juga kalau perguruan tinggi kita besar, sementara dosen, tenaga kependidikannya tidak mendapatkan kesejahteraan di perguruan tinggi itu," kata dia.
Karena itu, ia mengajak warga Persyarikatan untuk terus mengembangkan gerakan Persyarikatan, terutama bidang ekonomi. Pasalnya, Muhammadiyah sangat lemah dalam gerakan ekonomi.
Ia mengamanahkan, aset Persyarikatan di Bulukumba harus dikelola dengan manajemen yang baik dan profesional dengan terus menghadirkan niat ikhlas untuk mendapatkan rida Allah.
Direktur Politeknik Muhammadiyah (PoltekMu) Makassar itu menyarankan, lahan wakaf yang terletak di lokasi strategis Muhammadiyah harus dibanguni segera amal usaha yang terpadu.
Karena Muhammadiyah sebagai tempat beramal, maka pengurus yang telah dilantik harus menyiapkan waktu. "Tentu, kita paham, bahwa mengurus Muhammadiyah tidak bisa menjadi prioritas pertama, karena yang utama adalah mengurus diri dan keluarga kita, tapi bolehlah Muhammadiyah menjadi prioritas ketiga-keempat, jangan sampai kita tidak menyempatkan waktu," ungkap dia.
Terakhir, ia mengingatkan, bahwa Muhammadiyah menerapkan prinsip kepemimpinan kolektif kolegial. Dengan begitu, dalam mengurus Persyarikatan ini, ketua hanya dimajukan satu langkah di antara pengurus lainnya.
Karena itulah, ia menekankan, kepengurusan Persyarikatan berjalan dengan harmoni. "Kalau ada konflik, Rasulullah mengingatkan, paling lama kita berkonflik itu hanya tiga hari. Yakin dan percaya saja, kalau ada konflik dalam kepengurusan, pasti organisasi tidak akan berjalan dengan baik," tandas dia. (Fikar/Riz)