BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – Pengajian Ramadan 1445 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dilaksanakan di enam tempat dari enam kordinator wilayah (korwil), pada Sabtu (23/04/2024), salah satunya Banyumas Raya dan Brebes Selatan yang dipusatkan di Aula Zam-Zam Muhammadiyah – MBS Zam-Zam, Cilongok, Banyumas.
Korwil ini meliputi Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap dan Brebes Selatan. Sebanyak 440 peserta terdiri dari utusan perwakilan pengurus dari 39 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), 6 Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), 206 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan 189 Pimpinan Cabang Aisyiyah.
Pembukaan pengajian dilaksanakan secara serentak melalui teleconference bersama lima Korwil Muhammadiyah lainnya, yaitu Pekalongan Raya di UMPP, Kedu Raya di UMPWR, Pati Raya di UMKU, Solo Raya di UMM dan Semarang Raya di UNIMUS. Rangkaian acara online ini meliputi pembukaan hingga sambutan Ketua PWM, Dr. K.H. Tafsir, M.Ag., dan Pidato Iftitah oleh Ketum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si.
Setelah peserta di masing-masing Korwil mengikuti acara secara daring, dilanjutkan dengan kegiatan di MBS Zam-Zam sesuai rangkaian terjadwal yang meliputi laporan panitia oleh Direktur MBS Zam-Zam, ustadz Arif Fauzi, Lc., M.Pd., sambutan Korwil oleh Wakil Ketua PWM Jateng , dr. Ibnu Naser Arrohimi, S.Ag., dan dilanjutkan dengan sosialisasi kegiatan bertema ‘Pemberdayaan Masjid dan Ranting: Menggembirakan dan Memberdayakan Dakwah Akar Rumput Muhammadiyah.
Wakil Ketua PWM Jateng , dr. Ibnu Naser Arrohimi, S.Ag. dalam pidatonya menyampaikan arahan PWM Jateng, mengenai tema pengajian Ramadan ini yakni upaya-upaya dalam melakukan penguatan dakwah kultural. Yakni dakwah yang mengakar pada akar rumput.
“Ada tiga filosofi yang menjadi pedoman bagi kita semua. Pertama adalah konsep jamaah. Kita masih terus berfikir bagaimana menambah, bagaimana menjadikan dakwah Muhammdiyah ada di tengah-tengah masyarakat kita. Substansinya ini harus didukung oleh seluruh unit pembantu pimpinan. Dan seluruh amal usaha Muhammadiyah,” urainya.
Dijelaskan, hal itu harus dilakukan sebagaimana adanya keinginan untuk menambah keberadaan jumlah anggota Muhammadiyah. Oleh karenanya tidak boleh mengabaikan jamaah.
“Harus dipastikan setiap pengurus pimpinan daerah, cabang dan ranting harus aktif minimal berada di masjid-masjid Muhammadiyah. Menjadi simbol keberadaan Muhammadiyah,” pesannya tegas. Prinsip Kedua, lanjut dr. Ibnu, adalah prinsip Jam’iyah, sedangkan prinsip ketiga adalah membangun jaringan. Yakni secara jaringan diupayakan antar pengelola AUM harus bisa bersinergi, bisa berkolaborasi dan bisa berelaborasi.
Adapun materi yang disampaikan baik narasumber dari PP Muhammadiyah maupun PWM disimak dengan seksama oleh peserta. Meliputi ‘Sosialisasi Hasil Munas Tarjih Ke-32 Tahun 2024 Di Pekalongan’ dengan sub bahasan terdiri dari Pengembangan Manhaj Tarjih Muhammadiyah, Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) dan Fiqh Wakaf Kontemporer disampaikan oleh Agus Miswanto S.Ag., M.A. Materi kedua Pemberdayaan Masjid Ranting dan Cabang sebagai Basis Pembinaan Umat oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Isngadi Marwah Atmaja M.A. sedangkan materi ketiga mengenai Zakat dalam Pendekatan Kontemporer oleh Lukmanul Hakim LC., M.H. Selain itu materi Manajemen Pengelolaan ZIS dalam Muhammadiyah oleh Ikhwanussofa.
Acara berlangsung hingga jelang berbuka puasa. Selain peserta mendapatkan materi, dan bekal untuk berbuka puasa juga kenang-kenangan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). (hamidin)