BANYUMAS, Suara Muhammadiyah - Masjid Al Muttaqiin Perumahan Grand Tanjung Elok di hari-hari biasa mendatangkan ustad dari berbagai lini untuk mengisi materi pengajian mingguan. Khusus untuk bulan Ramadhan kajian rutin dilaksanakan setiap bakda subuh. Kanian bakda subuh yang diadakan pada hari Sabtu tanggal 6 April 2024 ini diisi oleh Ust.Drs.H.Ahmad Khifni yang sehari-harinya sebagai BPH Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Sebelum pengajian dimulai dibuka oleh remaja masjid untuk menyampaikan laporan pengisi materi pengajian dan dana infak yang sudah masuk yaitu ananda Fathin. Dalam laporannya disebutkan bahwa selama 27 hari sejak Sholat tarawih dimulai dana yang sudah terkumpul sebesar Rp.32.500.000. Jumlah ini menjadi yang jumlah terbesar untuk masjid di wilayah Banyumas.
Dalam kajian bakda subuh ini Ust.Khifni menyampaikan mengenai sembilan hal yang dapat mengganggu kekompakan jamaah atau masyarakat secara umum. Sembilan hal itu ialah Fitnah, meneliti aib orang lain,berburuk sangka, iri hati, dengki atau hasud, suka menggunjing, memutus tali silaturahmi, takabur dan bersaing tidak sehat.
Disampaikan lebih lanjut soal fitnah misalnya. Fitnah pada dasarnya adalah tindakan yang sangat kejam dan tidak bermanfaat dalam segala situasi. Hal ini dapat merusak reputasi seseorang, merusak karir mereka, atau bahkan memicu ketidaknyamanan dan stres yang meluas pada keluarga dan teman-temannya. Fitnah sesungguhnya alebih kejam dari pembuangan. Oleh karena itu diharapkan agar jamaah tidak saling memfitnah.
Sikap yang kedua yaitu suka meneliti aib orang lain, oleh karena itu jangan suka meneliti aib orang lain. Kita menghindari meneliti aib orang lain, karena setiap diri kita pasti terdapat kekurangan atau aib. Jika orang bisa menutupi aib orang lain maka kita nanti di akhirat juga akan ditutupi aibnya.
Menutupi aib orang atau menjaga rahasia seseorang adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi kehormatan dan privasi seseorang. Dalam beberapa kasus, menjaga rahasia seseorang dapat menjadi hal yang penting untuk menjaga hubungan baik dengan orang tersebut.
Sikap ketiga yang bisa mengganggu kekompakan adalah sikap berburuk sangka/suudzon. Dalam hubungan interpersonal, sikap berburuk sangka dapat menimbulkan konflik dan ketegangan. Ketika seseorang berpikir negatif tentang orang lain, dia cenderung bersikap defensif dan sulit bekerja sama. Secara tidak sadar sikap ini juga dapat mempengaruhi perilaku dirinya terhadap orang lain dan membuat mereka merasa tidak nyaman.
Sikap ke empat adalah Suka iri dengan kebahagiaan orang lain. Iri dengan kebahagiaan orang lain adalah suatu perasaan tidak nyaman yang timbul ketika seseorang merasa tidak bahagia melihat kesenangan yang dialami orang lain. Perasaan ini umumnya muncul karena perbandingan diri sendiri dengan orang lain, di mana seseorang merasa kurang berkembang atau kurang sukses dibandingkan dengan orang yang dianggap lebih bahagia darinya. Ketika tidak ditangani dengan baik, iri dapat menyebabkan stres, ketegangan mental, kecemburuan, dan dampak negatif pada hubungan sosial. Sikap ini menyebabkan senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang.
Sikap kelima adalah sikap hasud. Sikap hasud sikap yang nyaris sama dengan sikap iri dengki. Dalam Islam, hasud dianggap sebagai salah satu dosa besar. Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa hasud dapat merusak kebaikan seseorang, bahkan jika seseorang tersebut sudah sangat berupaya untuk melakukan kebaikan tersebut. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk selalu menghindari sikap hasud di dalam hidup kita dan menjauhi segala bentuk kecemburuan atau iri hati terhadap orang lain.
Perilaku yang keenam adalah menggunjing. Menggunjing beerbeda dengan menasehati. Sikap menggunjing dapat merusak hubungan antar individu. Ketika seseorang terlibat dalam menggunjing, mereka seringkali tidak menyadari bahwa informasi yang mereka bagikan dapat membahayakan citra atau reputasi orang lain. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpercayaan dan ketidakharmonisan dalam hubungan antar individu.
Selain itu, menggunjing juga dapat berdampak pada kesehatan mental dan emosional orang yang menjadi korban. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan hilangnya rasa percaya diri. Bahkan, jika hal ini terjadi dalam jangka panjang, maka dapat mempengaruhi kesehatan mental seorang individu.
Oleh karena itu, ada beberapa cara sederhana untuk menghindari sikap menggunjing. Pertama-tama, perlu dicoba untuk tidak berbicara tentang orang lain kecuali jika hal itu sangat penting dan perlu. Kedua, jika seseorang mencoba untuk memancing untuk menggunjing agar berbicara tentang orang lain, sebaiknya hindari topik tersebut secara sopan namun tegas. Ketiga, cobalah untuk berbicara dengan baik tentang orang lain dan tidak memperlihatkan sikap negatif terhadap siapa pun. Lebih baik langsung menasehati dari pada menggunjing.
Sikap ketujuh adalah memutuskan tali silaturahmi. Sikap untuk memutuskan tali silaturahmi adalah sikap yang tidak baik. Oleh karena silaturahmi sangat penting dalam menjalin hubungan baik antara sesama manusia. Jika memang ada masalah dalam hubungan, sebaiknya dibicarakan dan didiskusikan untuk mencapai solusi yang baik dan damai bagi kedua belah pihak. Kita tidak boleh memutuskan persaudaraan dan orang muslim dilarang mediamkan orang lain lebih 3 hari. Jika ada masalah sebaiknya dibicarakan bersama untuk mendapatkan solusi terbaik.
Kedelapan adalah sikap takabur. Sikap takabur adalah sikap yang merasa lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain dan merasa bahwa dirinya layak untuk dianggap sebagai yang paling unggul. Orang yang memiliki sikap takabur biasanya cenderung sombong, egois, dan tidak mau menerima kritik. Mereka merasa bahwa hanya pendapat mereka yang benar dan tidak ingin mendengar pandangan atau kritik yang berbeda.
Sikap takabur juga membuat seseorang sulit untuk mengakui kesalahannya, karena mereka merasa bahwa kesalahan tersebut tidak mungkin terjadi pada dirinya. Mereka juga cenderung meremehkan atau mengabaikan orang lain yang dianggap lebih rendah dari dirinya. Sikap ini dapat membuat seseorang menjadi tidak disukai oleh orang lain karena sikapnya yang angkuh dan meremehkan.
Kesembilan atau terakhir adalah bersaing tidak sehat. 9. Bersaing tidak sehat dalam kehidupan sosial merupakan suatu perilaku yang memperlihatkan penekanan terhadap kemenangan dan kejayaan secara dominan yang mendorong orang melakukan segala cara untuk memperoleh semua itu dan merugikan orang lain. Hal ini dapat memicu persaingan yang tidak sehat dalam kelompok atau masyarakat, yang pada akhirnya dapat merusak hubungan antar individu dan anggota kelompok itu sendiri.Oleh karena itu Islam membolehkan bersiang jika berlomba-lomba dalam meraih kebaikan, misalnya bersaing untuk menjadi orang baik. (Eka)