SUKABUMI, Suara Muhammadiyah – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) sukses menggelar Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (SEMNASMU) 2025 secara daring, yang diikuti oleh 141 peserta dari berbagai kalangan akademisi, peneliti, mahasiswa, maupun praktisi pada Senin (29/09/25).
Kegiatan ini mengangkat tema “Peran IPTEK dan Inovasi untuk Pembangunan Berkelanjutan” dengan sub tema: Sains dan Teknologi, Pendidikan, Ekonomi dan Manajemen, Sosial Budaya dan Hukum, serta Olahraga dan Kesehatan.
Acara SEMNASMU UMMI pertama ini menghadirkan dua keynote speaker yaitu Prof. Dr. Bambang Setiaji, M.Si., Ketua Majlis Diktilitbang Muhammadiyah, yang menyoroti pentingnya keseimbangan antara pengembangan pendidikan tinggi dan kebutuhan industri. Beliau menjelaskan bahwa pembangunan Indonesia bergerak dari sektor ekstraktif, manufaktur, hingga jasa, namun masih ada ketimpangan karena hanya ±25% mahasiswa memilih bidang sains-teknologi, sedangkan ±75% berada di sosial-humaniora.
Menurutnya, langkah pemerintah menambah program studi sains dan teknologi sudah tepat, namun harus diimbangi dengan penguatan industri riil agar berdampak nyata pada kesejahteraan masyarakat.
Prof. Bambang juga menekankan peran besar Muhammadiyah yang memiliki basis finansial kuat berkat sistem wakaf, serta mendorong konsorsium perguruan tinggi Muhammadiyah untuk menghasilkan inovasi, seperti pengembangan mobil listrik. Beliau menegaskan, negara maju tidak selalu kaya, tetapi negara maju pasti sejahtera. Selain itu, ia menyerukan agar persatuan dunia Islam diperkuat dalam investasi, industri, dan teknologi, sehingga ekonomi Islam tidak hanya berfokus pada sektor keuangan, melainkan juga sektor ril
Sedangkan Dr. Reny Sukmawani, M.P., Rektor UMMI, menyoroti urgensi pembangunan berkelanjutan di tengah pertumbuhan penduduk dunia yang diprediksi mencapai 9,8 miliar pada 2050 dan 11,2 miliar pada 2100. Pertumbuhan ini berdampak pada meningkatnya permintaan sumber daya alam, pencemaran lingkungan, serta alih fungsi lahan
Sebanyak 141 peserta terlibat aktif dalam diskusi dan presentasi artikel ilmiah, membahas isu-isu terkini mulai dari pemanfaatan teknologi untuk pendidikan, strategi inovasi ekonomi, hingga solusi kesehatan masyarakat. Forum ini menjadi wadah kolaborasi lintas bidang dalam menghasilkan gagasan dan rekomendasi untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Melalui SEMNASMU, UMMI kembali menunjukkan perannya sebagai kampus bereputasi dan berdampak, yang mendorong budaya riset serta pengabdian kepada masyarakat. Selain sebagai ajang publikasi ilmiah, kegiatan ini juga memperkuat jejaring akademik nasional.
“SEMNASMU bukan hanya forum akademik, tetapi ruang bersama untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan inovasi agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa,” ungkap Dr. Reny Sukmawani.
Dengan terselenggaranya SEMNASMU 2025, LPPM UMMI berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin tahunan yang semakin memperluas kontribusi perguruan tinggi Muhammadiyah dalam mewujudkan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan.