Serangan Mongol (Bagian ke-2)

Publish

19 December 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
805
Sumber gambar: zilfaroni.web.id

Sumber gambar: zilfaroni.web.id

Serangan Mongol (Bagian ke-2) 

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Pasukan Jengis Khan membakar ladang dan tanaman dan menyerabut mata pencaharian rakyat jelata. Saat kelaparan berlangsung, maka jutaan pengungsi bermigrasi ke barat. Mereka membawa serta kisah-kisah apokaliptik dari spesies karnivora dari makhluk setengah kuda setengah manusia yang menyebar seperti wabah di seluruh dunia yang beradab. Tidak ada yang ingin menghadapi dan menguji kemurkaan orang-orang Mongol. Ketika Jengis Khan meninggal dalam beberapa dekade berikutnya, penggantinya melanjutkan kampanye pemusnahan. Ini adalah periode yang dipenuhi dengan ketakutan dan teror.

Di tengah wilayahnya yang sudah porak-poranda, Khalifah Al Mu`tashim dari dinasti Abbasiyah mendapatkan kembali kendali atas Baghdad. Al Mu`tashim berupaya mengumpulkan dengan jumlah yang signifikan. Ditopang oleh kepercayaan diri yang berlebihan dan perhitungan yang salah kaprah, Al Mu`tashim yakin dia dapat mempermainkan dan mengibuli  penguasa baru Mongol, Hulagu Khan demi menegaskan kembali otoritas dinasti Abbasiyah. Lali sang khalifah mengirim kabar ke Hulagu Khan dan mengundangnya untuk menyerang musuh-musuhnya. Namun yang terjadi sebaliknya. 

Hulagu Khan melakukan arak-arakan menuju Baghdad dan menuntut penyerahan penuh khalifah. Dalam ultimatumnya Hulagu Khan menulis sebagai berikut, "Masa lalu telah berakhir. Hancurkan bentengmu, isi paritmu, serahkan kerajaanmu kepada putramu dan datanglah kepada kami. Jika kamu tidak mengindahkan saran kami maka bersiap-siaplah ketika saya memimpin pasukan yang penuh kemurkaan buat menghancurkan Baghdad. Sungguh pun kamu bersembunyi di langit atau di bumi, saya akan menghancurkanmu. Saya tidak akan meninggalkan satu pun nyawa di tanahmu dan saya akan membumihanguskan kotamu."

Terlepas dari peringatan itu, khalifah Al Mu`tashim memilih untuk menentang Hulagu Khan. Maka pada awal Februari 1258 pengepungan Baghdad dimulai. Di akhir bulan, Baghdad praktis tidak ada lagi. Khalifah Al Mu`tashim ditangkap hidup-hidup dan dipenjara. Setelah beberapa hari kelaparan, Al Mu`tashim meminta Hulagu Khan memberinya makanan. Lalu Hulagu Khan mengirimnya piring bertahta emas. Ketika Al Mu`tashim menolak menyantap emas itu, Hulagu Khan berkata, "Jika Engkau tidak bisa memakannya mengapa Engkau memegangnya? Mengapa Engkau tidak memberikannya saja kepada orang-orang yang siap mati untukmu?" 

Hulagu Khan membawa Al Mu`tashim ke gerbang Baghdad yang sudah rusak dan berujar, "Apa gunanya tembok-tembok ini jika tidak ada orang yang membelanya." Setelah itu pasukan Mongol menggulung khalifah Al Mu`tashim ke dalam karpet dan membiarkan kuda-kuda menginjak-injaknya sampai mati. Para bangsawan dan rakyat jelata kota Baghdad juga sama-sama dihancurkan.

Sesuai dengan janjinya, Hulagu Khan benar-benar membakar kota Baghdad. Masjid, istana, dan rumah sakit digeledah. Sekolah dan lembaga perpustakaan yang luar biasa dihancurkan. Jutaan dokumen, alat tulis/gambar, dan buku dibakar dan dilemparkan ke sungai Tigris. Dari beberapa catatan disebutkan bahwa air sungai Tigris berubah menjadi hitam karena tinta selama berhari-hari. Akumulasi pengetahuan dan catatan selama berabad-abad binasa dan terlupakan. Jatuhnya Baghdad menandai titik balik dalam sejarah Islam.

Orang-orang Mongol akhirnya dikalahkan oleh kelompok Mumluk Turki dari Mesir dan orang-orang Mongol yang tersisa akhirnya masuk Islam. Pada yang sama perubahan besar terjadi di Eropa. Kerajaan-kerajaan Iberia mengembangkan kerakah (sejenis kapal layar) canggih dengan kemampuan melayari laut dalam. Ini memungkinkan mereka berlayar di sekitar ujung selatan Afrika untuk mencapai Asia. 

Ketika pedagang Eropa mendirikan rute perdagangan maritim baru yang melewati bagian-bagian keras di Timur Tengah, ini menggerakkan transisi geo-ekonomi yang berdampak runtuhnya Jalan Sutra. Namun kemunduran peran Jalan Sutra antarbenua bukan hanya perubahan ekonomi. Perdagangan membawa informasi, barang dan komoditas baru. Perdagangan internasional membuat Timur Tengah terintegrasi dan menyadari eksistensi dunia luar—Bersambung.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Khazanah

Sebelum 1936, Muhammadiyah Telah Berdakwah di Pendowoharjo Pendowoharjo saat ini adalah salah satu ....

Suara Muhammadiyah

16 September 2023

Khazanah

Menilik Relasi Bung Karno Dan Muhammadiyah Bengkulu Berdasarkan Arsip Koran Lokal “Penaboer&....

Suara Muhammadiyah

11 October 2023

Khazanah

Pendidikan Inklusi Menurut Hadits Niki Alma Febriana Fauzi, Dosen Prodi Ilmu Hadits Fakultas Agama ....

Suara Muhammadiyah

29 October 2024

Khazanah

Aisyah binti Abu Bakar: Wanita Kritis dan Pemberani Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya ....

Suara Muhammadiyah

19 February 2024

Khazanah

Wasiat KH Ahmad Dahlan: Muhammadiyah Harus Taklukkan Dunia! Oleh Mu’arif “Moehammadija....

Suara Muhammadiyah

22 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah