JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa lulusan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ), M. Rasdha Hafidz Danial Putra, seorang Hafiz Al-Qur’an sekaligus penerima beasiswa Hafiz Al-Qur’an 30 Juz menyampaikan pesan Al-Qur'an pada pidato perwakilan wisudawan dalam prosesi wisuda ke-81 UMJ di Auditorium KH. Azhar Basyir, Gedung Cendikia UMJ, pada Kamis (22/5).
Dalam pidatonya, Rasdha mengungkapkan rasa syukurnya setelah dinyatakan sebagai penerima beasiswa Hafiz Al-Qur’an 30 Juz. Keputusan Rasdha untuk mendaftar beasiswa tersebut karena sejak di pesantren ia sudah dibekali hafalan Al-Qur’an 30 juz.
Rasdha menjelaskan, bahwa sejak menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), mahasiswa merasakan sistem pengajaran yang unggul. Salah satu keunggulan UMJ yang membedakannya dari universitas lain adalah mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Pendidikan ini dikenal sebagai pendidikan integral, yakni yang menggabungkan ilmu pengetahuan umum dengan ilmu agama secara seimbang.
“Salah satu yang menarik dari program ini adalah bimbingan belajar Al-Qur’an yang di singkat BTQ. Di program inilah kita di ajarkan untuk memperbaiki membaca Al-Qur’an kita dengan baik. Selain itu juga ada program penghafal Al-Qur’an, salah satu syarat untuk lulus atau syarat menjadi wisudawan dan wisudawati adalah hafalan juz 30.” Jelas Hafiz Al-Qur’an tersebut.
Rasdha juga menekankan pentingnya mempelajari Al-Qur’an, baik melalui perbaikan bacaan maupun dengan menghafalkannya. Ia mengutip hadis Imam Bukhari yang menyebut, “Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
Selain itu, Rasdha turut memberikan saran agar tetap istiqomah dalam membaca Al-Qur’an. Menurutnya, salah satu caranya adalah dengan meluangkan waktu khusus setiap hari, meskipun hanya beberapa ayat, agar Al-Qur’an tetap menjadi bagian dari rutinitas harian.
“Bagaimana kita agar terus membaca Al-Qur’an? Setiap hari kita harus menyisihkan waktu kita, meskipun hanya sekedar 5 menit saja untuk membaca satu ayat. Karena dengan melakukan rutinitas tersebut, maka lama-lama kita akan hafal Al-Qur’an.” Ungkapnya.
Sebagai penghargaan atas prestasinya menghafal Al-Qur’an 30 juz tersebut, Rasdha dan para wisudawan hafiz 30 juz mendapat apresiasi berupa hadiah umroh dari Dr. H. Jazuli Jurwaini, MA., selaku ketua Fraksi PKS DPR RI.
Terakhir, Rasdha menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Universitas Muhammadiyah Jakarta beserta seluruh dosen dan staf yang telah membimbingnya dengan pendidikan integral.
Ibu Rumah Tangga Raih IPK 4.00
Sebanyak 1.186 mahasiswa UMJ resmi dinyatakan lulus dalam prosesi Wisuda Program Doktor ke-12, Magister ke-50, Spesialis ke-7, dan Sarjana ke-81 pada tahun akademik 2024/2025.
Di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga dan seorang influencer aktif, Devi Ariashinta tak pernah melepas genggaman pada impiannya untuk terus menuntut ilmu. Ia merupakan seorang ibu yang juga menjadi guru utama bagi anak-anaknya yang homeschooling.
Perempuan asal Bogor ini, berhasil menorehkan prestasi membanggakan sebagai wisudawan terbaik III Program Magister Teknologi Pendidikan Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan IPK sempurna, 4.00. Keputusan Devi melanjutkan jenjang pendidikan ke magister tidak hanya demi gelar semata, melainkan keinginannya untuk meningkatkan kualitas diri.
“Saya ingin meningkatkan kualitas diri, memperkaya ilmu, dan membekali diri agar bisa membimbing anak-anak saya lebih baik. Karena saya adalah guru utama mereka di rumah,” ungkapnya saat diwawancarai pada Rabu (21/5).
Dalam menjalani kesehariannya sebagai ibu rumah tangga, Kuliah, dan Influencer, Devi tidak mengalami tantangan apapun. Semuanya ia persiapkan dengan penjadwalan waktu yang matang. Dimulai dari pukul 2 pagi hingga 11 malam. Ditengah kesibukannya belajar S2 di UMJ, multiperan lainnya yang dilakukan oleh Devi adalah Ia aktif menyiarkan dakwah melalui media sosial serta kerap kali diundang sebagai pembicara dan motivator.
Devi menyusun jadwal harian mencakup urusan rumah tangga, waktu belajar, mengelola keluarga, hingga menciptakan konten sebagai influencer. Semua dijalani dengan kedisiplinan tinggi dan manajemen waktu yang cermat.
“Ketika kita cerdas mengatur waktu dan mengolah emosi, insyaAllah semua akan seimbang dan saling mendukung,” ujar penulis buku 'Antistres Mendidik Anak' ini.
Dari sekian banyak pengalaman yang menyenangkan, ada satu pengalaman yang paling berkesan. Pengalam tersebut adalah ketika Devi berhasil mendapatkan dana hibah Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (BIMA) pada tahun 2024. Dana hibah ini guna mendukung tesis nya selama kuliah.
Pengakuan ini menjadi bukti bahwa kegigihan dan kerja keras Devi mendapatkan apresiasi tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga di ranah akademik nasional.
Menjadi wisudawan terbaik bukanlah puncak kebahagiaannya, Lebih dari itu, gelar dan prestasi ini merupakan persembahan penuh cinta untuk ayah dan almarhum ibunya.
“Waktu sarjana dulu, ayah saya ingin saya bisa naik podium, tapi belum terlaksana. Alhamdulillah, Allah izinkan saya memberikan hadiah ini di jenjang magister, meski sudah sebelas tahun berlalu sejak saya lulus sarjana,” tambahnya.
Devi berencana untuk terus melebarkan sayap dakwahnya melalui jalur pendidikan. Entah itu sebagai dosen, guru, atau tetap berbagi melalui platform digital dengan konten-konten edukatif. Fokusnya tetap sama, untuk memberikan pendidikan anak usia dini, dan membentuk generasi masa depan yang berkarakter.
Devi berpesan kepada mahasiswa UMJ lainnya, terutama para perempuan, Ia menitip pesan sederhana tapi penuh makna.
“Teruslah belajar sampai akhir hayat. Ketika Allah masih beri kesempatan untuk belajar, artinya Allah masih sayang dan ingin kita terus memperbaiki diri. Kita adalah perempuan, yang akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anak kita,” tutupnya.
