LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Penerbit Suara Muhammadiyah melaunching dan membedah buku “Sang Mujaddid dari Paciran: Jejak Perjuangan KH Muhammad Ridlwan Syarqawi (1914-1990).” Acara ini dilaksanakan pada Ahad (13/10) di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Buku ini merupakan karya Syafiq A Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Yang juga cucu dari KH Muhammad Ridlwan Syarqawi. Dan dibedah oleh Ahmad Nur Fuad Dewan Penasehat Ponpes Modern Muhammadiyah Paciran serta Sekretaris PWM Jawa Timur Biyanto.
Syafiq menjelaskan, buku ini lahir bermula pada tahun 1980 dari Proyek Sejarah Lisan dari Arsip Nasional Republik Indonesia. Syafiq di minta untuk mewawancarai tokoh penting yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan.
“Hasil wawancara itu tetap tersimpan. Itu wawancara nonstop dan menjadi arsip yang juga saya simpan dalam waktu yang cukup lama. Saya tulis bagian dari sebuah penelitian. Kemudian saya kirimkan ke Om Iyung. Akhirnya ditebitkan, saya berterima kasih kepada SM dan Ponpes Modern Muhammadiyah, sehingga buku ini sebagai bahan bacaan bagi kita semua, ” bebernya.
Mudir Ponpes Modern Muhammadiyah Paciran M Riqi Rosyidi memberikan apresiasi atas digelarnya acara ini. Menurutnya, buku ini penting dibaca karena banyak mengandung khazanah pengetahuan, khususnya menyingkap dakwah Muhammadiyah di wilayah Paciran.
“Buku ini berbicara tentang pelaku dakwah Paciran. Dan tidak hanya terkait dengan profil keluarga saja, tetapi ada komitmen dakwah Muhammadiyah untuk memperbaiki keadaan sosial Paciran pada khususnya,” tuturnya.
Riqi mengajak masyarakat untuk belajar dari sosok KH Muhammad Ridlwan Syarqawi. Sosok yang menginspirasi kader Muhammadiyah masa kini. “Mudah-mudahan kita banyak belajar dari perjalanan beliau,” imbuhnya.
Perwakilan PCM Paciran Anas Ma’ruf menuturkan buku ini menginspirasi. Di mana memberikan penegasan Muhammadiyah Paciran sebagai barometernya Muhammadiyah di dunia. “Jadi Muhammadiyah Paciran ini adalah barometernya amal usaha yang terbaik di dunia,” tegasnya.
Anas mendukung acara bedah buku. Baginya, acara semacam itu laik dibudayakan karena selain mempertautkan silaturahmi, pada saat bersamaan dapat memperkaya wawasan, khususnya sejarah Muhammadiyah di Paciran. “Buku ini memperkuat sejarah perjuangan KH Muhammad Ridlwan Syarqawi yang sekilas saya baca petarung keras, namun lembut baik hatinya,” ujarnya.
Senada dengan itu, Direktur Media dan Publikasi SM Isngadi Marwah Atmadja menegaskan, buku ini sangat tepat diterbitkan. Buku ini membongkar secara komprehensif denyut nadi Paciran sebagai pusat pergerakkan dakwah Muhammadiyah.
“Dengan buku ini perbendaharaan kita semakin komplit. Paciran menyimpan jejak kemodernan secara khusus di Muhammadiyah,” ungkapnya.
Isngadi melanjutkan, KH Muhammad Ridlwan Syarqawi sebagai tokoh yang sangat terbuka. Selain itu, juga banyak memberikan keteladanan bagi generasi masa kini.
“Kiai Ridwan itu memang sosok yang terbuka dan mengadopsi nilai-nilai kemodernan. Ini bisa ditafsiri kalau versinya Pak Haedar adalah mengadopsi dan mengadaptasi nilai-nilai baru yang berkemajuan,” paparnya. “Nilai-nilai yang berkemajuan adalah nilai-nilai yang meningkatkan produktivitas,” tambahnya. (Cris)