SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Prambanan (Musapra) Daswati Rofiatun Sahifah, ST., MPd mengaku sangat bangga dengan 185 siswanya yang dinyatakan lulus 100 persen pada tahun pelajaran 2023/2024. Menurutnya, kelulusan ini merupakan manifestasi kerja keras dari seluruh guru dan orang tua siswa yang selalu mendukung proses pembelajaran selama di sekolah.
“Selamat kepada anak-anakku yang telah lulus. Kalian telah melewati dinamika selama 3 tahun yang tentu bukan suatu proses pendek. Kita berharap anak-anak yang lulus senantiasa menjadi anak-anak salih dan salehah,” ujarnya saat ditemui Suara Muhammadiyah saat Akhirrussanah dan Wisuda, Rabu (12/6) di Balai Pemerintahan Desa Yogyakarta, Tirtomartani, Kalasan, Sleman.
Daswati mengungkapkan lulusan tahun sekarang menjadi yang terbanyak dari tahun sebelumnya. Selain itu, juga ada beberapa penambahan program khusus yang menyasar pada talenta siswa. Ini berkesinambungan dengan visi sekolah “Islami, Unggul dalam Prestasi, Berdaya Saing dan Mandiri.
“Sekolah kita dikenal dengan “Sekolahnya Anak Shaleh”. Kita punya branding sekolah unggulan, tahfidz, dan multitalenta. Sehingga, anak-anak yang lulusan sekarang, mereka yang berprestasi lebih banyak, baik dari sisi akademik maupun non-akademik. Bahkan, anak-anak ini lebih banyak ditempa di sistem perkaderan formal yang ada di Ortom,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Daswati mengaku tantangan yang dihadapi tahun pelajaran 2023/2024 sangat luar biasa. Di mana siswa makin peka dengan smartphone super canggih. Generasi ini (Gen-Z) lahir pada rentang tahun 1997-2012 dengan ditandai pesatnya menjamurnya teknologi dan terbukanya secara bebas akses terhadap internet, bahkan telah membudaya secara global.
“Ini menjadi sebuah tantangan yang harus kita hadapi bersama. Tidak bisa hanya dari sekolah, tapi orang tua juga diharapkan kepedulian. Karenanya, selain digunakan media pembelajaran, kita mencoba meminamalisir pemanfaatan smartphone ini memang sedikit dibatasi supaya anak-anak tetap fokus belajar,” jelasnya.
Meskipun begitu, pihaknya tetap memantau denyut pergerakan siswa selama penggunaan smartphone. Tujuannya agar tidak digunakan secara serampangan, lebih khususnya memudahkan pembelajaran sebagai bentuk aklimatisasi dengan teknologi yang menjelma sebagai maslahat, meski tetap ada mudarat yang semestinya diwaspadai secara saksama.
“Pandai-pandainya kita mengarahkan anak. Karena kalau tidak, sehingga mereka kalau tidak dampingi akan berselancar sendiri. Itu menjadi tugas kita sebagai orang tua dan masyarakat,” ucapnya.
Daswati juga menjelaskan, SMP Musapra mengutamakan penanaman karakter pada siswa. Pada implementasinya, selalu dilaksanakan Salat Dhuha, Salat Zuhur, dan Salat Asar secara berjamaah. Lalu, ada tahsin, tahfidz, gerakan infak, kultum, dan 7S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun, Semangat, Sportif). Dan pendampingan ekstrakulikuler baik wajib maupun pilihan. “Inilah yang akan kami laksanakan ke depannya. Kami punya komitmen anak-anak terbentuk karakter baik dan positif lewat beberapa program tersebut,” tuturnya.
Untuk itu, ke depan SMP Musapra akan konsisten dalam membumikan iman, ilmu, dan amal. Itu dilandasi pada emblem “Sekolahnya Anak Shaleh”. Dari situ kemudian, siswa akan menampilkan kemuliaan perilaku dengan ditopang pada kecerdasan akademik maupun non-akademik. Dengan demikian, kualitas sekolah tetap terjaga keunggulannya di masa depan.
“Ada banyak cara yang kita tempuh dengan program unggulan. Insya Allah sekolah kita akan mengunggulkan sekolah tahfidz dan sekolah multimedia. Sehingga, memang anak-anak yang berbakat kita wadahi. Kita ada kelas tahfidz, kelas multimedia, kelas olahraga, kelas tapak suci, kelas musik, dan kelas cooking class. Ini sudah terbukti dengan banyak prestasi nasional yang telah diraih,” tukasnya. (Cris)