Sopianur, 40 Tahun Jadi Tukang Bersih-bersih Masjid Al-Jihad Banjarmasin

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
67
Sopianur

Sopianur

BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah - Sepanjang perhelatan CRM Award VI di Banjarmasin (13-16 November 2025) pandangan penulis cukup kagum dengan tim kebersihan masjid Al-Jihad selaku tuan rumah. 

Sejak hari pertama hingga hari ini, formasi venue berubah beberapa kali menyesuaikan kebutuhan acara. Terkadang formasi kursi tertata penuh seperti ruang seminar, terkadang kursi dipinggirkan membentuk formasi melingkar hingga bagian tengah kosong, dan juga dikembalikan lagi seperti setting awal. 

Hebatnya, venue utama juga selalu terlihat bersih. Hampir di setiap saat petugas atau tim kebersihan masjid Al-Jihad sigap membersihkan lantai dan sambah dengan peralatan “tempur”nya.

Ketika hujan turun dan lantai menjadi basah, lap dan pel pembersih lantai lihai mereka mainkan. Ketika terlihat sampah tergeletak, mereka juga sigap memungutnya untuk dipindahkan dan dimasukkan ke tempat sampah atau kantong-kantong plastik yang sudah mereka sediakan. 

Rak sepatu dan keset yang jumlahnya banyak juga selalu terlihat rapi dan kering. Sehingga siapapun yang menginjaknya juga merasa nyaman. 

Tim bersih-bersih ini tidak banyak, hanya ada 4 orang. Itupun rata-rata sudah kepala lima. Memang terkadang terlihat ada tim kebersihan lain selain mereka, tapi itu sebatas relawan. Yang bertugas penuh dan bertanggung jawab kebersihan masjid ya mereka berempat. 

Salah satunya adalah Sopianur (53). Yaitu warga asli sekitar masjid yang sudah 40 tahun menjadi tukang bersih-bersih masjid Al-Jihad. “Saya dari sejak sekolah sudah di sini, dulu masjidnya (bangunanya) masih kayu,” ingatnya. 

Bapak dari empat anak ini mengaku senang bisa mengabdi di masjid Al-Jihad. Apalagi sekarang masjid ini sudah tumbuh besar dan makmur. Baginya, bersih-bersih ini adalah ibadah. “Saya senang melakukan ini, semoga jadi pahala,” harapnya. 

Sopianur atau yang akbar disapa Opi dan kawan-kawannya memang digaji oleh masjid. Lebih kurang sebulan sekitar 2 juta rupiah. Tapi oleh masjid dan oleh Muhammadiyah setempat, keempat anak Opi difasilitasi untuk sekolah gratis. Tentu ini apresiasi yang baik. “Semua anak saya sekolah gratis di Muhammadiyah, ya paling saya cuma beli buku saja,” ucapnya. 

Sesekali Opi juga mengaku capek apalagi sekarang usianya sudah tidak muda lagi. Tapi sekali lagi Opi mengaku senang menjalankan itu semua. “Ya capek, apalagi kalau ada acara seperti ini, tapi tetep kita harus kerja, harus bersih-bersih, tapi kita senang,” ujarnya. 

Hebatnya lagi, hampir setiap hari Opi dan kawan-kawan melakukan itu. Libur sesekali saja. Dan itu dilakukan sejak sebelum Subuh hingga malam. Karena rumah tidak terlalu jauh, hanya sekitar 2 km dari Masjid, di siang atau di sore Opi masih bisa meluangkan waktu untuk pulang dan mandi. Setelah itu ia kembali lagi ke masjid untuk melanjutkan tugas bersih-bersihnya. 

Opi memang bukan penentu makmurnya masjid Al-Jihad. Ada tokoh-tokoh penting lain yang melahirkan Al-Jihad hingga seperti sekarang ini. Tapi 40 tahun mengabdi di masjid ini hanya untuk bersih-bersih tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. (gsh)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa barat dilaksanakan pada Rabu, 28 A....

Suara Muhammadiyah

28 August 2024

Berita

LEBAK, Suara Muhammadiyah – Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah M....

Suara Muhammadiyah

31 October 2025

Berita

SELANGOR, Suara Muhammadiyah - SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen melaksanakan penandatangan Ker....

Suara Muhammadiyah

7 June 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Menyambut bulan suci Ramadhan yang hampir tba dengan semangat, Lazi....

Suara Muhammadiyah

27 February 2025

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Ranting Muhammadiyah Kassi Makassar telah menggelar musyawarah rantin....

Suara Muhammadiyah

18 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah