MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) terus memperluas kontribusinya dalam penguatan kapasitas akademik calon mahasiswa doktoral melalui program “Pre-PhD Coaching dan Pelatihan Publikasi Jurnal Internasional” yang digelar di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Selasa-Rabu, 22–23 April 2025.
Kegiatan ini dirancang sebagai bentuk pendampingan akademik intensif bagi para kandidat PhD, sekaligus memperkenalkan metodologi penulisan ilmiah yang sesuai dengan standar publikasi internasional.
Sebanyak 60 peserta yang merupakan calon mahasiswa PhD di UMAM turut ambil bagian dalam program ini. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah dan mitra di Indonesia, di antaranya: Unismuh, UM Bone, UM Enrekang, UM Barru, UMGO (UM Gorontalo), UM Sinjai, IAIM Sinjai, UM Tangerang, Universitas Hasanuddin, Universitas Lancang Kuning, Politeknik Unisma Malang, serta STKIP Gotong Royong Masohi.
Acara ini menghadirkan narasumber utama dari UMAM: Prof Emeritus Dr Rushaimi Zien Yusoff dan Assoc Prof Dr Dwi Santoso, PhD. Keduanya membawakan materi terkait penyusunan proposal disertasi, strategi publikasi jurnal internasional, hingga kiat menghadapi proses editorial di jurnal bereputasi.
Ketua Panitia, yang juga Wakil Rektor I Unismuh Makassar Prof Andi Sukri Syamsuri mengungkapkan program ini sejalan dengan visi internasionalisasi Unismuh menuju kampus riset yang bereputasi global.
Momentum akademik ini juga dimanfaatkan untuk memperkuat jejaring kelembagaan antarperguruan tinggi Muhammadiyah. Dalam kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) antara Unismuh Makassar dengan UMAM, serta antara Unismuh Makassar dan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Unismuh juga berperan sebagai fasilitator penandatanganan kerja sama antara UMAM dengan Universitas Muhammadiyah Gorontalo serta Universitas Muhammadiyah Sinjai, sebagai bagian dari upaya mempererat kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya dosen.
Rektor Unismuh Makassar Dr Abd Rakhim Nanda menyampaikan, program ini merupakan bagian dari komitmen bersama untuk meningkatkan kapasitas akademik dosen-dosen muda di lingkungan Muhammadiyah.
“Universitas Muhammadiyah Makassar hanya berperan sebagai tuan rumah. Untuk pertanyaan teknis mengenai perkuliahan, mekanisme pendaftaran, dan proses akademik lainnya, kami persilakan langsung kepada pihak UMAM,” ujar Rektor.
Salah satu hal yang menjadi penekanan Rektor adalah pentingnya kejelasan arah dan tujuan akademik bagi para peserta. Ia mengingatkan agar proses meraih gelar doktor bukan hanya sebatas formalitas, melainkan harus ditopang oleh niat yang jelas dan konsisten dalam pengabdian keilmuan.
“Kalau cita-cita kita jelas, maka doa dan upaya kita pun akan lebih terarah. Maka pastikan sejak dini, untuk apa dan kemana gelar PhD itu akan diarahkan,” katanya.
Siapkan 250 Kuota Beasiswa
Sementara itu, Perwakilan UMAM, Dwi Santoso, PhD, menyampaikan apresiasi mendalam atas sambutan hangat yang diberikan Universitas Muhammadiyah Makassar dalam penyelenggaraan Pre-PhD Coaching.
Dalam sambutannya, Dwi Santoso juga mengungkapkan bahwa program kali ini diikuti oleh jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah pelatihan, yakni mencapai 60 orang dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah di Sulawesi.
“Kami merasa sangat terhormat bisa berada di Makassar dan melihat antusiasme yang tinggi dari para peserta. Ini adalah jumlah peserta terbanyak yang pernah kami tangani,” tuturnya.
Sejumlah kampus yang mengirimkan delegasinya antara lain Unismuh, UM Sinjai, UM Buton, hingga STKIP Muhammadiyah Bone dan Majene. Dalam suasana penuh kehangatan, Dwi juga menyampaikan harapannya agar para peserta dapat mengikuti seluruh sesi secara tuntas dan mampu merancang proposal riset doktoralnya dalam dua hari pelatihan.
“Apakah mungkin membuat proposal dalam dua hari? Insya Allah, tidak ada yang tidak mungkin. Kami hadir untuk membantu,” ujarnya seraya memperkenalkan Prof. Rusaimi dan tim dari UMAM yang akan mendampingi para peserta selama pelatihan berlangsung.
Lebih jauh, Dwi menjelaskan, UMAM saat ini membuka kuota 250 beasiswa penuh untuk program doktoral, termasuk pembebasan biaya kuliah selama tiga tahun. Beasiswa ini merupakan hasil kerja sama antara UMAM dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, dengan dukungan dari Ketua PP Muhammadiyah Prof. Irwan Akib.
Hingga pertengahan April 2025, tercatat 87 peserta telah melengkapi seluruh dokumen pendaftaran, sementara 102 lainnya tengah dalam proses finalisasi.
“Bagi Bapak-Ibu yang ingin mendapatkan beasiswa, jangan tunda. Segera daftar melalui online admission UMAM setelah pelatihan ini selesai. Kuota tersisa sangat terbatas,” tegasnya.
Dwi juga menyampaikan kabar gembira terkait kebijakan terbaru dari Malaysian Qualifications Agency (MQA), yang menghapus kewajiban penguasaan bahasa Inggris sebagai syarat masuk program doktoral. Mahasiswa kini diperbolehkan menulis disertasi dalam bahasa Melayu, langkah yang diambil setelah UMAM mengajukan keberatan atas hambatan linguistik yang dihadapi pelamar dari Indonesia.
“Selama ini, bahasa Inggris menjadi penghalang besar bagi banyak dosen di Indonesia. Kini, dengan kebijakan baru ini, kami harap lebih banyak yang bisa melanjutkan studi,” tambahnya.
Sebagai penutup, Dwi menekankan bahwa sertifikat Pre-PhD Coaching akan menjadi salah satu syarat utama untuk memperoleh beasiswa. “Biasiswa ini tidak datang setiap saat. Jadi manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya. (Hadi/Cris)