Spirit Muhammadiyah, Dasar UHAMKA Membangun Pendidikan Berkemajuan

Publish

18 November 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
302
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Memperingati Milad Muhammadiyah  ke-111 dan Milad UHAMKA ke-66

Oleh: Harinaredi, M.Pd

Kesadaran sebagai manusia Indonesia adalah esensi yang harus dimiliki oleh sebuah negara bangsa Indonesia. Kesadaran tidak hadir dengan sendirinya; kehadirannya merupakan proses yang panjang sepanjang hayat manusia itu sendiri. Manusia harus mengaktifkan akal dan ruhaninya untuk dapat melihat dan menangkap fenomena yang tampak di hadapannya. Persoalannya, sesuatu yang muncul di hadapan manusia akan berakhir pada kemampuan manusia tersebut memahaminya. Kemampuan manusia untuk memahami realitas sangat dipengaruhi oleh bagaimana selama hidupnya manusia tersebut memproses kesadarannya. Kesadaran menjadi penting sebagai prasyarat, praprasangka untuk mengenali, kemudian menganalisis, dan mengambil keputusan untuk setuju atau tidak setuju; inilah pemahaman sesungguhnya. Kesadaran sebagai seorang Muslim, kesadaran sebagai seorang warga negara Indonesia tidak otomatis diperoleh karena membutuhkan proses penyadaran dalam dimensi ruang dan waktu yang lama dan intens.

Muhammadiyah hadir dalam proses panjang kesadaran diri seorang K.H. Ahmad Dahlan. Beliau menjadi role model bagi kemajuan peradaban umat Islam di Indonesia melampaui jamannya. Kemampuan membangun kesadaran berdasarkan fakta empiris umat Islam kala itu membawa konsekuensi besar dan mendasar dalam memahami ajaran Islam bagi umat di Indonesia. Islam sebagai ideologi atau aliran garis keras, radikal, kolot, taklid, anti kemajemukan, anti kemajuan, penuh dengan bid'ah, khurafat, tahayul, suka bermusuhan, suka mengkafir-kafirkan tidak ada dalam kerangka pemikiran K.H. Ahmad Dahlan.

Dinamika kehidupan ditangkap dan dipahami, disatukan oleh K.H. Ahmad Dahlan dalam gerak perubahan yang tertata dalam kerangka gerakan amar ma'ruf nahi munkar, gerakan dakwah implementatif di mana kekuatan esensi (spiritual) menyatu dengan kekuatan eksistensial (kontekstual, realitas, pengalaman kemanusiaan). K.H. Ahmad Dahlan dalam esensi gerakannya adalah gerakan penyadaran diri bahwa teks Ilahi harus tercermin dalam dunia kehidupan. Maka, ia mencoba membangun watak kebaikan dengan contoh nyata sekaligus mengingatkan akan bahaya kerusakan moral, mental, dan akidah. Muhammadiyah hadir sebagai upaya K.H. Ahmad Dahlan untuk menghidupkan esensi Al-Quran dalam dunia realitas Indonesia saat itu.

Kesadaran K.H. Ahmad Dahlan adalah wujud kesadaran sebagai manusia dengan kesadaran peradaban Islam yang sebenar-benarnya. Karena pada hakikatnya, peradaban Islam yang sebenarnya adalah ketika dunia realitas disadari oleh umat Islam sebagai rumah besar anugrah Ilahi yang harus dijaga, dirawat, dan menjadi berkah bagi makhluk hidup di dalamnya. Cara berada sebagai Muslim pada hakikatnya adalah ketika kesadaran esensi (manusia sebagai makhluk spiritual, ruhani) menyatu dan mewujud dalam ruang eksistensial (realitas gerak, dinamika hidup manusia) dituntun oleh pedoman abadi yaitu Al-Quran.

Masyarakat yang berperadaban Islam adalah masyarakat yang mewujud dalam Rahmatan lil-alamin. Jika manusia mampu mencipta, maka ciptaannya adalah selaras dengan harmoni kehidupan; ketika manusia berkuasa, maka kuasanya adalah bagian yang tidak terpisahkan untuk kesejahteraan dan perdamaian umat. Ketika manusia menjadi orang tua, maka ia akan menjadi orang tua yang arif dan bijaksana. Dan ketika manusia menjadi umat Islam, maka ia menjadi umat yang memiliki kesadaran yang kaffah akan ke-Islamannya. Ahmad Dahlan adalah salah satu dari sekian banyak umat Islam yang dalam sejarahnya memiliki kesadaran tersebut.

Muhammadiyah adalah gerakan dakwah yang kehadirannya sudah 111 tahun harus tetap menjaga kesadaran esensi dan eksistensinya. Muhammadiyah diharapkan akan terus hadir sebagai alternatif bagi manusia Indonesia untuk membangun kesadaran peradaban Islam yang sebenar-benarnya. Karena secara faktual, dampak negatif dari gempuran modernisme bahkan postmodernisme, neo-kapitalisme, neo-sekularisme, dan neoliberalisme, suka tidak suka, mau tidak mau, masuk dalam sisi lain kesadaran umat melalui beragam sarana dan media yang semakin canggih. Agar memiliki nafas panjang melewati masa demi masa, zaman demi zaman, agar tetap menjadi alarm jika Indonesia sedang tidak baik-baik saja atau Indonesia membutuhkan calon-calon pemimpin bangsa, maka Muhammadiyah harus siap memberikan yang terbaik untuk kemaslahatan umat di Indonesia.

UHAMKA hadir sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah sudah 66 tahun eksistensinya untuk memberikan kontribusi kepada bangsa, negara, dan agama di Indonesia melalui jalur dunia pendidikan. Esensi UHAMKA adalah sebagai gerakan dakwah dan eksistensinya diwujudkan dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang dikembangkan di UHAMKA adalah pendidikan Prophetic Teaching, yaitu pendidikan yang mencontoh suri teladan Nabi Muhammad SAW, yang cerdas, jujur, dapat dipercaya, selalu menyemai, dan menabur kebaikan untuk umat manusia.

UHAMKA bertekad untuk terus mengembangkan dirinya dalam dunia pendidikan diharapkan tidak hanya menghasilkan lulusan yang cerdas tetapi sekaligus tercerahkan. UHAMKA terus meningkatkan kualitas layanan pendidikan dengan didukung oleh sarana dan prasarana serta para tenaga pengajarnya (dosen) yang berkualitas dan membangun jaringan kerjasama dalam dan luar negeri. Melalui dunia pendidikan, UHAMKA turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat UUD’45. Semoga Muhammadiyah dan UHAMKA akan terus mendampingi bangsa Indonesia menjadi bangsa dan negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Inilah peradaban Islam (Rahmatan Lil ‘Alamin) sebagai esensi dan eksistensi yang sebenar-benarnya kelak akan terwujud.

Harinaredi, M.Pd, Wakil Dekan III FKIP UHAMKA


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

365 Hari Dilalui, 365 Hari Akan Kita Hadapi Oleh : Machnun Uzni, S.I.Kom, Wakil Sekertaris Pimpinan....

Suara Muhammadiyah

31 December 2023

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Allah menyuruh kita memahami lingkungan di mana kita berada (qul sîr&ucir....

Suara Muhammadiyah

27 October 2023

Wawasan

Memaknai Sumpah Pemuda dan Refleksi Milad 58 Kokam Oleh: Badru Rohman Pemuda dalam lintas sejarah ....

Suara Muhammadiyah

4 October 2023

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Islam menjadikan kesenangan dan kenikmatan sebagai bagian dari agama. Apa artin....

Suara Muhammadiyah

1 November 2023

Wawasan

Mengapa Pemilu Harus Diawasi? Oleh: Ahsan Jamet Hamidi Pemilihan Umum 1997, menjadi yang terakhir....

Suara Muhammadiyah

25 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah