JAKARTA, Suara Muhammadiyah - 20 peserta perwakilan lintas iman dari berbagai wilayah di Indonesia, menghadiri workshop Spiritual Inspired Changemaking Initiative (SICI) di Jakarta pada 29 September – 2 Oktober 2023. Acara yang berlangsung selama 4 hari ini, bertujuan untuk mengajak para perserta lintas iman menjadi para pembaharu, di mana mereka menjadikan iman sebagai landasan dan motivasi untuk membuat perubahan. Acara yang mengangkat tema ‘Advancing Spiritual Changemakers Community in the Everyone a Changemaker Movement in Indonesia’ ini, terselenggara atas kerjasama Ashoka Indonesia dengan Eco Bhinneka Muhammadiyah.
Nani Zulminarni, Direktur Regional Ashoka Asia Tenggara, sebagai penyelenggara workshop ini, menyampaikan bahwa dalam masing-masing komunitas harus memikirkan kolaborasi dengan stakeholder lain. “Kita berharap di sini kemudian kita memikirkan bersama kolaborasi di kawasan di mana kita berada. Sekarang masing-masing kan sudah bekerjanya, nah ada tidak kemungkinan berkolaborasi? Misalnya melakukan sesuatu yang terkait dengan Gerakan Changemakers untuk merubah kita, supaya bumi kita tidak semakin panas, dan dengan meng-explore kekuatan-kekuatan spiritual serta keyakinan,” paparnya.
Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah Hening Parlan yang berkesempatan hadir secara daring dalam kegiatan SICI 2023 ini menyampaikan terkait strategi kolaborasi. “Hindari pendekatan yang hanya berfokus pada kepentingan pribadi, karena keterlibatan sejati membutuhkan kolaborasi, yakni dengan cara membangun kepercayaan,” katanya. Menurut Hening, membangun komunikasi yang baik, konsolidasi, dan partisipasi aktif dalam kegiatan bersama menjadi penting dan tidak bisa dianggap remeh. “Daftar hadir bukanlah indikator utama dari keterlibatan, yang penting adalah bagaimana kita mengenal satu sama lain, memahami peran masing-masing, dan membangun kepercayaan,” papar Hening dalam materinya.
Kegiatan SICI setiap harinya diselenggarakan dengan melibatkan peserta berdiskusi secara aktif dan interaktif. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok wilayah yang berdekatan, kemudian merumuskan 1 gagasan gerakan perubahan yang akan dilakukan secara berkolaborasi dan bersama-sama. Hadirnya obsever yang didatangkan langsung dari Filipina menambah semangat peserta dalam berdiskusi, untuk merancang langkah ke depannya guna merawat lingkungan yang terancam akibat dampak dari perubahan iklim.
Rico Gonzale yang merupakan salah satu dari Board Ashoka Filipina dan menjadi salah satu observer dari kegiatan ini menyampaikan bahwa terdapat kesamaan semangat Spiritual di antara para Changemaker Indonesia dan Filipina. “Ada kesamaan antara Indonesia dan Filipina, di mana para pembaharu atau Changemakers ini mempunyai motivasi internal berupa spiritualitas sebagai penggerak mereka,” katanya.
Rico menyampaikan bahwa melalui workshop SICI, para peserta berkesempatan menemukan orang-orang yang termotivasi untuk melakukan perubahan untuk masa depan. “Isu-isu yang berhubungan dengan planet bumi dan iklim, misalnya, sangat penting bagi kita semua, bukan? Karena yang lebih penting itu bukan hanya kebahagiaan kita di masa sekarang saja, tapi juga kebahagiaan untuk masa depan anak-anak kita. Sehingga apapun perbedaan kita, kita jadi termotivasi untuk membangun gerakan perubahan bersama, khususnya untuk mengatasi krisis iklim,” ungkapnya.
Rico juga menambahkan bahwa para peserta perlu mengembangkan kelompok pembuat perubahan atau changemakers, melalui proses refleksi dari ajaran keyakinan atau kepercayaan masing-masing. “Setiap orang dapat berhenti sejenak, melakukan proses refleksi spiritualnya, untuk menemukan diri mereka sendiri, dan memikirkan perubahan apa yang mampu dilakukannya,” katanya. Rico sengaja datang langsung dari Manila untuk belajar dari komunitas Spiritual Changemakers di Indonesia dan melihat hal apa yang bisa replikasi ke dalam komunitas Spiritual Changemakers di Filipina.
Komunitas Spiritual Changemakers di Indonesia sendiri terbentuk 1 tahun lalu dimana ada 70 perwakilan organisasi lintas iman dari 25 provinsi di Indonesia yang berkomitmen menjadikan spiritualitas mereka sebagai dasar menjadi seorang changemaker untuk melindungi bumi melalui aksi bersama lintas iman.
Mahatma Adi, peserta dari Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (PERADAH) Kabupaten Banyuwangi – Jawa Timur mengaku senang mengikuti workshop SICI ini. “Menyenangkan dan seru, karena banyak orang-orang baru yang menginspirasi dan memotivasi untuk berkegiatan menjaga lingkungan,” katanya. “Semoga ke depannya para Spiritual Changemaker dapat menginspirasi yang lainnya, sehingga makin banyak yang peduli dan memberikan dukungan untuk kelestarian lingkungan.” imbuh Mahatma.
Sementara itu, Ekklesia Hulahi, seorang peserta workshop SICI, pegiat Eco Bhinneka asal Kota Ternate, Maluku Utara, merasa lebih percaya diri setelah mengikuti kegiatan ini. “Saya menjadi lebih percaya diri karena belajar dan bertemu dengan orang-orang hebat, dan bisa lebih peduli terhadap lingkungan,” ungkapnya sebagai pemudi Kristen Protestan yang pernah aktif sebagai pengurus cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Maluku Utara. “Saya berharap, ke depannya apa yang kita rancang, apa yang kita mimpikan, bisa kita implementasikan di daerah kita, dengan gerakan-gerakan dan aksi nyata,” imbuhnya yang baru-baru ini meraih gelar Magister Ilmu Pemerintahan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.