Syafiq Mughni: Pendidikan Butuh Waktu Panjang

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
974
Syafiq A Mughni

Syafiq A Mughni

MALANG, Suara Muhammadiyah - Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan memiliki visi dan misi menjadikan murid sebagai profil pelajar pancasila. Di mana, salah satu poin pentingnya adalah PPG Prajabatan untuk menjadikan profesi guru menjadi lebih bermartabat, menjadikan guru sebagai pemimpin pembelajaran, dan juga menghidupkan gotong royong, menciptakan ekosistem belajar guru dan tenaga pendidikan yang saling menguatkan. 

Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional Prof. Dr. Syafiq A. Mughini, MA. mengatakan bahwa butuh waktu panjang untuk melihat apakah pendidikan tersebut berhasil atau tidak. Sehingga, jika kita melakukan pendidikan dengan sistem yang sekarang ini, maka hasilnya akan terlihat di 10-20 tahun yang akan datang. Menurutnya, tidak mungkin bisa menjadi bangsa yang maju tanpa pendidikan yang baik. Oleh karenanya, peran dari guru menjadi sangat penting. 

“Laksanakanlah tugas dengan baik dan dengan penuh dedikasi, maka akan membuahkan hasil yang positif bagi anak-anak kita. Mudah-mudahan dengan profesi guru yang dicapai dan dedikasi tinggi, insyaallah akan menjadi bekal untuk kita mendapatkan surga di akhirat nanti,” ucapnya. 

Ferry Maulana Putra selaku Koordinator POKJA PPG Prajabatan GTK Kemendikbud Ristek, pada seminar nasional di Univesitas Muhammadiyah Malang (UMM), 21 Mei lalu. Selain itu, agenda itu juga menjadi ajang pameran karya pembelajaran inovatif PPG Prajabatan UMM. Berbagai kreativitas diberikan dna dipamerkan, utamanya alat peraga pengajar yang menarik. 

“Calon-calon guru berkualitas dibutuhkan untuk menghadapi era industri 5.0. Di mana lulusan mampu memberikan kontribusi kepada perkembangan teknologi, kepada masyarakat, kepada kesejahteraan fisik dan mental, serta dapat menggunakan teknologi baru, untuk hal-hal yang baru di ekosistem kita,” jelas Ferry. 

Ferry menghimbau agar pihak universitas bisa menyiapkan lulusan PPG Prajabatan yang adaptif dan fleksibel menghadapi perubahan. Baik itu perubahan terkait kurikulum, perubahan zaman, perkembangan teknologi, dan sebagainya. “Di manapun kita mengabdi, di mana pun kita memilih tempat pekerjaan, kita pastikan bahwa kita mengabdi dengan baik dan ingin menjadi guru-guru yang memenuhi panggilan jiwa,” katanya. 

Di sisi lain, Dekan FKIP UMM Prof. Dr. Trisakti Handayani, M.M. mengingatkan kembali fungsi pancasila secara praktis, yaitu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi melihat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang rentan akan perpecahan. Maka perlu menyikapi perbedaan itu sebagai sebuah rahmat, sebagaimana dalam konsep Islam. 

“Ideologi bangsa ini harus kita pertahankan dalam kehidupan di tengah-tengah perang ideologi global tadi. Teknologi komunikasi dan informasi mengubah perang konvensional menjadi perang modern dengan menggunakan teknologi, media massa, sampai cyber war. Sekarang perang tidak lagi melalui kekuatan militer, namun perang pengaruh melalui ideologi, politik, ekonomi, sosial  dan kebudayaan,” pungkasnya. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ceramah tarawih ke-7 yang digelar pada Kamis (6/3) di Masjid ....

Suara Muhammadiyah

7 March 2025

Berita

ACEH, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh menyelenggarakan Pengajian Ramad....

Suara Muhammadiyah

22 March 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah (UM) Ba....

Suara Muhammadiyah

15 July 2025

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Jakarta telah menginovasi obat kumur pr....

Suara Muhammadiyah

19 November 2023

Berita

UAD dan IFRAME Bangun Sinergi Dunia Industri dan Akademik YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universi....

Suara Muhammadiyah

3 November 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah