BONDOWOSO, Suara Muhammadiyah - Pada Sabtu malam, 19 Oktober 2024 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonosari, Bondowoso menggelar Tabligh Akbar bertajuk, “Menyongsong Milad Muhammadiyah Ke-112” yang dihadiri dan diisi oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH. Dr. Saad Ibrahim, MA. Kegiatan tersebut sekaligus digunakan oleh PCM Wonosari sebagai peresmian gedung pertama Sekolah Dasar ‘Aisyiyah Cindogo (SDAC) yang telah beroperasi mulai tahun 2023 lalu. Kiai Saad berharap bahwa SDAC mampu melahirkan generasi emas calon pemimpin, bahkan presiden di masa yang akan datang.
Melalui ceramah, Kiai Saad menyampaikan bahwa dalam membesarkan Muhammadiyah perlu pola pikir yang sesuai, yakni menggunakan prinsip, “Allah akan memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan prasangkanya”. Oleh karenanya pola pikir tersebut nantinya sangat berpengaruh terhadap ikhtiar yang dilakukan, sekaligus menentukan hasil yang akan didapat. Sebagai permisalan, SDAC hingga saat ini memiliki 18 orang murid yang terbagi menjadi 6 orang duduk di kelas satu, dan 12 orang di kelas dua. Sehingga dapat dikatakan terjadi kenaikan seratus persen penerimaan siswa baru. Dalam kondisi yang demikian, jangan ragu untuk membayangkan bahwa melalui SDAC ini akan lahir calon presiden Indonesia di masa depan, karena inilah sejatinya yang dimaksud dengan pola pikir seorang Muslim yang digunakan oleh Muhammadiyah.
Kiai Saad mempertegas melalui Surah Muhammad Ayat 7, yakni tentang janji Allah terhadap orang-orang beriman yang menolong agama Allah, maka akan diberikan balasan berupa pertolongan Allah sekaligus meneguhkan kedudukannya. Melalui ayat tersebut, Kiai Saad mengingatkan bahwa ketika Allah membalas kebaikan dari hamba-Nya, maka balasan tersebut akan berlipat-lipat lebih besar daripada apa yang dilakukan hamba-Nya.
Dalam konteks ber-Muhammadiyah, ketika akan membesarkan berbagai amal usahanya, yakinilah bahwa bukan hanya Allah akan membantu mewujudkan hajat tersebut, bahkan lebih daripada itu, ada tambahan kebaikan lain yang nilainya jauh dari apa yang sudah diperjuangkan di awal. Namun perlu diperhatikan bahwa pertolongan sekaligus hal-hal baik lain dari Allah hadir, ketika seorang hamba telah menolong Allah terlebih dahulu.
Sehingga, Kiai Saad memberikan ilustrasi apabila ingin membangun gedung sekolah Muhammadiyah, dan baru memiliki dana 5 juta rupiah, maka dana tersebut jangan langsung digunakan untuk membangun gedung, tapi gunakan untuk menolong hamba-hamba Allah yang membutuhkan terlebih dahulu. Maka insyaallah pertolongan Allah yang akan menyelesaikan proses pembangunan gedung tersebut. Beliau berkelakar, “Muhammadiyah itu besar, maka jangan cari masalah yang kecil, carilah masalah yang besar setara dengan Muhammadiyah”.
Pada bagian yang terakhir, Kiai Saad menjelaskan bahwa memasuki abad yang ke-2, Muhammadiyah semakin berorientasi ke ranah global, dan hal tersebut hendaknya menjadi inspirasi di daerah untuk juga meluaskan cakupan andil Muhammadiyah sembari tetap meluruskan niat baik tersebut. Beliau menutup ceramahnya dengan kalimat bahwa, “Jangan sampai ber-Muhammadiyah untuk membesarkan diri, namun gunakanlah diri untuk membesarkan Muhammadiyah”. (Dwimay)