Tafsir Sebut Kehidupan Tidak Bisa Terlepas dari Kreativitas Seni dan Budaya

Publish

15 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
264
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Dr KH Tafsir MAg. Doc. SM

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Dr KH Tafsir MAg. Doc. SM

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam Pengajian Ramadan 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Gedung Ar Fakhruddin B Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (15/3) Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Dr KH Tafsir MAg mengatakan substansi purifikasi sangat penting diletakkan di dalam mengeksplorasi agama Islam secara autentikasi. 

Bagi Tafsir, spirit gerakan Muhammadiyah ialah gerakan Tajdid, berupaya menyelaraskan kondisi zaman yang terus mengalami transformasi. Dalam konteks kekinian, Tafsir menyoroti kecenderungan masyarakat yang menilai jika Muhammadiyah anti seni dan budaya. Padahal, sejak awal Muhammadiyah lekat dengan seni dan budaya. 

"Muhammadiyah sangat mengapresiasi dengan kebudayaan. Muhammadiyah tidak akan menghapus budaya dari gerakan dakwahnya," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Tafsir menyebut Muhammadiyah menerbitkan produk berupa Ideologi Muhammadiyah, Dakwah Kultural Muhammadiyah, Seni Budaya Islam, dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Menurutnya, produk-produk ini menjadi manifestasi dari bentuk apresiasi Muhammadiyah terlibat dalam aktivitas kebudayaan dan aktivitas kesenian.

"Jadi menurut saya, ini ada dokumen resmi Muhammadiyah yang menyangkut Muhammadiyah dan budaya. Sehingga Muhammadiyah tetap melakukan dakwah yang berbudaya, sehingga pemberantasan TBC (Tahayul, Bid'ah, Churafat) tidak identik dengan pemberantasan budaya,” jelasnya.

Manusia, sebut Tafsir, sebagai makhluk kreativitas. Artinya denyut nadinya tidak bisa terlepas dari kreativitas yang menyangkut dengan beberapa cabang kehidupan, salah satunya cabang kebudayaan. 

“Bahkan bolak-balik saya menyampaikan perlunya melakukan jihad budaya. Karena kalau sampai ideologi kering, kemudian sepi dibanding Desember, itu artinya umat Islam kalah jihad budaya. Kalau Imlek lebih semarak dari Idulfitri, artinya umat Islam kalah jihad budaya. Tetapi kemeriahan sebuah agama juga diciptakan kreativitas umatnya,” paparnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

KULON PROGO, Suara Muhammadiyah - Suasana kebahagiaan dan semangat yang memenuhi ruang pertemuan Mus....

Suara Muhammadiyah

1 October 2023

Berita

CIREBON, Suara Muhammadiyah – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhamm....

Suara Muhammadiyah

12 December 2023

Berita

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka menguatkan akar rumput mitra usaha di daerah, Suara Muha....

Suara Muhammadiyah

24 September 2023

Berita

PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pekalongan menye....

Suara Muhammadiyah

7 July 2024

Berita

KUDUS, Suara Muhammadiyah - Tanggal 9-11 Mei  2024 ini 183 penggiat Muhammadiyah yang berkhidma....

Suara Muhammadiyah

9 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah