YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam Pengajian Ramadan 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Gedung Ar Fakhruddin B Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (15/3) Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Dr KH Tafsir MAg mengatakan substansi purifikasi sangat penting diletakkan di dalam mengeksplorasi agama Islam secara autentikasi.
Bagi Tafsir, spirit gerakan Muhammadiyah ialah gerakan Tajdid, berupaya menyelaraskan kondisi zaman yang terus mengalami transformasi. Dalam konteks kekinian, Tafsir menyoroti kecenderungan masyarakat yang menilai jika Muhammadiyah anti seni dan budaya. Padahal, sejak awal Muhammadiyah lekat dengan seni dan budaya.
"Muhammadiyah sangat mengapresiasi dengan kebudayaan. Muhammadiyah tidak akan menghapus budaya dari gerakan dakwahnya," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tafsir menyebut Muhammadiyah menerbitkan produk berupa Ideologi Muhammadiyah, Dakwah Kultural Muhammadiyah, Seni Budaya Islam, dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Menurutnya, produk-produk ini menjadi manifestasi dari bentuk apresiasi Muhammadiyah terlibat dalam aktivitas kebudayaan dan aktivitas kesenian.
"Jadi menurut saya, ini ada dokumen resmi Muhammadiyah yang menyangkut Muhammadiyah dan budaya. Sehingga Muhammadiyah tetap melakukan dakwah yang berbudaya, sehingga pemberantasan TBC (Tahayul, Bid'ah, Churafat) tidak identik dengan pemberantasan budaya,” jelasnya.
Manusia, sebut Tafsir, sebagai makhluk kreativitas. Artinya denyut nadinya tidak bisa terlepas dari kreativitas yang menyangkut dengan beberapa cabang kehidupan, salah satunya cabang kebudayaan.
“Bahkan bolak-balik saya menyampaikan perlunya melakukan jihad budaya. Karena kalau sampai ideologi kering, kemudian sepi dibanding Desember, itu artinya umat Islam kalah jihad budaya. Kalau Imlek lebih semarak dari Idulfitri, artinya umat Islam kalah jihad budaya. Tetapi kemeriahan sebuah agama juga diciptakan kreativitas umatnya,” paparnya. (Cris)