Memperluas Sinergi Dakwah dalam Berhaji
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sebagai upaya memperkuat dan memperluas sinergi dakwah terutama di bidang haji dan umrah, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta merancang satu kegiatan, yaitu Kunjungan Silaturahim (Kunsiroh) ke cabang dan ranting di seluruh wilayah Kota Yogyakarta. Kunsiroh selain untuk sosialisasi keberadaan KBIHU ‘Aisyiyah juga untuk mendekatkan masyarakat dengan prinsip “Berhaji sesuai tuntunan Rasulullah Saw”, sebagaimana motto KBIH ‘Aisyiyah.
Kunsiroh tersebut mulai dilakukan sejak awal tahun 2024, di Cabang Umbulharjo, Kotagede, Mergangsan, Danurejan, Gedongtengen, Mantrijeron, dan pada Rabu 31 Juli 2024 dilaksanakan di PCA Kraton.
Kunsiroh di PCA Kraton dilaksanakan dalam acara Pertemuan Antar Ranting se-PCA Kraton dihadiri oleh seluruh jajaran Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Kraton bersama para Ketua Majelis, utusan dari 11 yang ada di Kraton dan dari KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta. Dilaksanakan di Masjid Condrokiranan, kompleks Museum Sonobudoyo Unit II Jalan Wijilan 14 Mangunegaran, Kraton, Kota Yogyakarta.
Ketua PCA Kraton, Hj. Laila Desi Ikawati, S. Ag. dalam sambutannya mengungkapkan apresiasinya atas kehadiran KBIHU, yang sudah berkenan hadir bersilaturahim membangun sinergi bersama ‘Aisyiyah Cabang Kraton dan semua Rantingnya. “Mohon KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta berkenan menyampaikan persoalan yang terkait haji, secara komperhensif dan lebih detail.” Pesannya.
Ir. H. Wiratno, MBA Wakil Ketua KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta yang membidangi Divisi Kerja Sama dan Publikasi membuka pemaparan tentang haji dan prosedur mendaftar sebagai calon jemaah haji serta memperkenalkan tentang KBIHU ‘Aisyiyah. Wiratno juga menyampaikan sejarah berdirinya KBIHU ‘Aisyiyah.
Pada awal tahun 1990 Prof KH Azhar Basyir, MA yang sedang di tanah suci saat musim haji menyaksikan banyak jemaah haji termasuk yang berasal dari Indonesia, dalam menunaikan prosesi ibadah haji banyak yang belum sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah Saw.
Tentu saja hal itu menjadi keprihatinan yang mendalam bagi beliau, sehingga saat kembali ke tanah air beliau langsung berkunjung kepada KH AR Fachruddin dan menceritakan pengalamannya di tanah suci tersebut. Dan mengungkapkan perlunya bimbingan haji bagi calon jemaah haji yang akan menunaikan ibadah haji agar sesuai tuntunan.
Kyai AR Fachruddin yang saat itu menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah, meminta PP ‘Aisyiyah membentuk Kelompok Bimbingan Haji (BIHA) ‘Aisyiyah, dengan prinsip yang sampai sekarang tetap menjadi motto KBIHU ‘Aisyiyah, ” Berhaji Sesuai Tuntunan Rasulullah Saw.”
Pada tahun 1994 di DIYogyakarta dibentuk BIHA, yang menjadi petugas pertama adalah Kyai Haiban Hadjid. Berdasarkan beberapa regulasi yang lahir setelahnya, BIHA ‘Aisyiyah berubah nama menjadi KBIH ‘Aisyiyah dan yang terakhir adalah KBIHU ‘Aisyiyah yang harus berbasis di Kabupaten atau Kota, jadi di Kota Yogyakarta menjadi KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta. Di akhir paparannya Wiratno menegaskan,”Jadi KBIHU ‘Aisyiyah adalah satu-satunya bimbingan haji yang dimiliki persyarikatan Muhammadiyah, sedangkan umroh kita punya SCM (Surya Citra Madani) yang dikelola oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY.”
Sementara Ketua Ketua KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta, Ir. H. Rowi Sutaryo yang pada tahun 2024 ini mendampingi langsung kabilah jemaah haji KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta di tanah suci menuturkan beberapa pengalaman berhaji bersama para jema'ah membangun dan mengelola team yang solid agar semua dapat mengikuti prosesi wajib rukun dan sunnah dalam berhaji berjalan dengan baik. Termasuk menguatkan kemampuan bekerja sama dengan jemaah dari KBIH lain dan jemaah haji mandiri. Terutama untuk jemaah yang membutuhkan perlakuan khusus seperti penyiapan PAKUDA (Pasukan Kursi Roda) dan juga dalam situasi yang perlu perhatian khusus, seperti saat puncak haji di Armuzna (‘Arofah Muzdalifah dan Mina).
“Semoga ta'aruf ini terus berlanjut, dan semoga Allah memampukan kita semua dalam kesehatan harta dan kesempatan untuk berkunjung ke Baitullah.” Doa dan harapannya memungkasi cerita. (Saffana Intani)