Tahun Terakhir Pelaksanaan Program, Eco Bhinneka Muhammadiyah Gelar ToT ke-3 Kalinya

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
337
ECO Bhinneka Muhammadiyah

ECO Bhinneka Muhammadiyah

BANYUWANGI, Suara Muhammadiyah - Dalam upaya memperkuat kerukunan antarumat beragama di Banyuwangi, Training of Trainer (ToT) dengan tajuk Keberagaman bagi Tokoh dan Pemuda Lintas Agama menjadi sangat penting. Kegiatan ini diharapkan dapat membekali tokoh dan pemuda lintas agama dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar mereka dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat terutama di lingkup komunitasnya. 

Ruang pertemuan Gajah Oling New Surya Hotel itu dipenuhi oleh berbagai komunitas di antaranya pemuda dan tokoh agama Kristen, Katolik, Hindu, Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Pemuda Trijati.

Dengan bekal modul Eco Bhinneka Muhammadiyah-Nasyiatul Aisyiyah, 30 peserta mendalami dan menambah pemahaman tentang nilai-nilai keberagaman yang ada di masyarakat, sekaligus membangun sikap saling menghormati dan bekerja sama di antara umat beragama dengan pendekatan pekestarian lingkungan.

Kegiatan pada Sabtu, 10 Mei 2025 ini dibuka oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi, Mukhlis Lahuddin.

Dalam sambutannya beliau menuturkan bahwa semua agama pasti mengarahkan manusia pada kedamaian, kebahagiaan, kemanfaatan, kepedulian, dan rasa penghormatan.

Meskipun berbeda keyakinan, semua agama mengajarkan kebenaran dengan cara yang berbeda-beda.

Terdapat empat bahasan yang ada dalam modul Eco Bhinneka, salah satunya layanan keagamaan untuk isu Toleransi, Ekologi, dan Stunting.

Hal itu menandakan bahwa kerukunan antarumat beragama dengan pendekatan lingkungan sangat penting untuk tumbuh kembang generasi bangsa. 

Turut hadir, Herman Sjahthi, aktivis dan akademisi Kristen yang selalu membersamai dan antusias pada kegiatan Eco Bhinneka.

Herman membawakan materi tentang Peran Tokoh Lintas Agama dalam Kerukunan dan Model Dialog Antaragama.

“Tanpa adanya kerukunan, perbedaan yang ada bisa dengan mudah dimanipulasi menjadi sumber konflik. Oleh karena itu, kerukunan bukan sekadar idealisme, melainkan kebutuhan nyata yang harus terus dijaga dan dibina secara kolektif,” tuturnya.

Herman berkata bahwa Eco Bhinneka telah memberikan inspirasi, sehingga kini ia telah berhasil menyusun beberapa buku yang tentunya terdapat bahasan Eco Bhinneka di dalamnya.

“Sebagai fasilitator, saya merasa bangga dapat menghadirkan ruang belajar lintas agama yang konstruktif dan penuh kolaborasi. Saya menyadari bahwa membangun masyarakat yang harmonis tidak bisa dilakukan sendiri. Oleh karena itu, kegiatan ini kami rancang sebagai langkah bersama untuk menghubungkan hati, gagasan, dan aksi nyata demi masa depan yang damai dan berkelanjutan,” ungkap Lia Karisma Saraswati.

Melalui kegiatan ini diharapkan terbentuk jaringan pemimpin lintas agama yang solid dan saling mendukung. Sehingga keberagaman dapat dimaknai sebagai kekuatan yang mampu memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. (dini/nda/iko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof. Dr. Ma'mun Murod, ....

Suara Muhammadiyah

16 July 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi menyerahkan tiga ambulans untu....

Suara Muhammadiyah

12 January 2024

Berita

BANTUL, Suara Muhammadiyah – Mewakafkan tanah atau uang (wakaf tunai) untuk kegiatan dakwah te....

Suara Muhammadiyah

6 August 2024

Berita

  LUWU, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kab. Luwu te....

Suara Muhammadiyah

21 May 2024

Berita

KUI UM Pontianak Implementasikan Kerjasama dengan Korea Selatan SEOUL, Suara Muhammadiyah - Kepala ....

Suara Muhammadiyah

27 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah