JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Tim Pengabdian Masyarakat Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) bekerja sama dengan SD Pulau Pari, Kepulauan Seribu dalam memberikan pelatihan mengenai bahaya kandungan zat rokok dan efeknya bagi Kesehatan jangka pendek maupun Panjang kepada guru-guru di SD Pulau Pari, Rabu (24/1)
Kegiatan pengabdian Masyarakat dihadiri oleh dr. Wawang S Sukarya, dr. Rifky Budi Triyatno, dr. Ismaily Farsyah dan dr. Hafidz Prodjokusumo selaku tim pengabdian Masyarakat sekaligus dosen FK Uhamka, Ulmu Bahroir selaku Kepala Sekolah SD Pulau Pari, dan para peserta pelatihan yang berasal dari kalangan guru-guru SD Pulau Pari.
dr. Wawang S Sukarya selaku anggota tim pengabdian Masyarakat sekaligus spesialis dokter kandungan dalam materinya menyampaikan mengenai bahaya rokok terhadap kandungan Wanita terutama bagi Ibu hamil yang mengakibatkan kondisi premature pada bayi, komplikasi Kesehatan kehamilan dan bahkan mengakibatkan kematian.
“Efek yang ditimbulkan oleh Rokok bagi Kesehatan janin Ibu yang sedang hamil dapat mengakibatkan kondisi kelambatan pertumbuhan bayi sehinga menjadi premature serta komplikasi Kesehatan kehamilan sehingga memungkinkan bayi terinfeksi penyakit paru-paru seperti Tuberculosis (TBC), Pneumonia, Kanker paru-paru dan tenggorokan,” ucap dr. Wawang.
Selain itu, dr. Rifky Budi Triyatno selaku anggota tim pengabdian Masyarakat sekaligus dokter spesialis penyakit dalam juga menyampaikan bahwa rokok memiliki lebih dari ribuan zat kimia yang akan aktif saat dibakar sehingga dapat menimbulkan kanker bagi Kesehatan jangka Panjang konsumennya.
“Rokok mengandung lebih dari 4000 zat kimia. Sekitar setengahnya berada di daun tembakau dan setengahnya lagi terbentuk akibat reaksi kimia ketika rokok dibakar sehingga akan menghasilkan rasa khas bagi yang mengonsumsinya dan akan menimbulkan Kanker yang berakibat pada penurunan Kesehatan jangka Panjang,” ujar dr. Rifky.
Dalam materinya, Dr. Hafidz Prodjokusumo selaku anggota tim pengabdian sekaligus spesialis radiologi juga menyampaikan bahwa jumlah penderita kanker paru-paru baik di Indonesia maupun dunia masih mengalami peningkatan dikarenakan jumlah konsumen rokok yang masih terus bertambah, terutama dikalangan usia remaja dan dewasa.
“Sejauh ini, jumlah penderita kanker di Indonesia dan Dunia masih mengalami peningkatan, dan kebanyakan berasal dari perokok yang menderita Kanker paru-paru dan paling banyak ditemukan pada laki-laki perokok yang berumur diatas 40 tahun yang telah merokok lebih dari 10 tahun dengan jumlah batang rokok yang dikonsumsi lebih dari 20 batang perhari,” ujar dr. Hafidz.
Selanjutnya, dr. Ismaily menyampaikan bahwa Rokok memiliki zat adiktif yang dapat menimbulkan ketagihan dan kecanduan yang akan membahayakan Kesehatan konsumennya, meskipun masih legal di mata hukum dan Masyarakat.
“Meskipun masih dinilai Legal bagi hukum dan Masyarakat, efek mengonsumsi Rokok dapat menimbulkan kecanduan dan ketagihan bagi konsumennya sehingga sulit untuk berhenti. Terlebih lagi juga promosi iklan rokok di TV yang membuat para penonton tertarik untuk mencari tau mengenai produk rokok yang ditawarkan, sehingga membuat Masyarakat sulit dalam mencegah dan menekan peningkatan konsumsi rokok,” pungkas dr. Ismaily.