YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Bulan Rabi'ul Awwal menjadi bulan yang membawa kebahagiaan, karena nabi panutan Umat Islam yaitu nabi Muhammad saw dilahirkan pada bulan tersebut. Pada bulan ini, umat Islam sampai saat ini, selalu mengenang beliau dengan menyelenggarakan pengajian, gotong royong, dan kegiatan positif lainnya dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad saw.
Maka, Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan pun menyelenggarakan Pengajian Maulid Nabi Muhammad saw untuk civitas akademika UAD pada hari Sabtu (21/09) di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan dan siaran langsung pada kanal Youtube LPSI UAD dengan tema "Muhammad SAW sang teladan, mewujudkan keseimbangan ilmu dan amal salih dalam kehidupan".
Ustadz Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.Hum. selaku kepala LPSI UAD menyampaikan tentang tanggal lahir nabi saw yang ternyata ada beberapa pendapat ulama terkait hal itu. Tetapi yang menjadi populer yaitu tanggal 12 Rabi'ul Awwal.
"Tentu harapan bersama untuk selalu meneladani akhlak rasulullah menjadi hal penting, karena dengam ajaran-ajarannya kita bisa mengikuti dengan baik, dan kita bisa betul-betul menjadi seorang umat Islam" Terangnya.
Dia sampaikan juga bahwa di bulan Oktober akan ada semarak milad Muhammadiyah yang ke-112. Dan pada kesempatan ini, LAZIS UAD melaporkan keuangan yang diterima dan yang telah disalurkan. Lalu pada waktu terdekat ini, LAZIS UAD akan menyalurkan air bersih ke daerah Gunung Kidul.
Prof. Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD, menyampaikan harapan pada pengajian kali ini untuk menedalani akhlak mulia Nabi saw yang telah diajarkan pada umatnya.
"4 Akhlak Rasulullah yang sudah terkenal yaitu Shiddiq (Jujur), Amanah (Dapat dipercaya), Tabligh (Menyampaikan) dan Fathonah (Pintar)," terangnya.
Harapan selanjutnya, aktivitas kerja civitas Akademika berlandaskan akhlak mulia dari Rasulullah SAW. Berdasarkan Q.S. at-Taubah ayat 128-129, ada sifat nabi yaitu Penyayang dan Rektor berharap rasa kasih sayang itu disemaikan di antara para civitas akademika UAD.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY Dr. Muhammad Ikhwan Ahada, M.Ag. dalam kesempatan ini menjadi pemateri. Dia sampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi menurut Muhammadiyah masuk dalam golongan Ijtihad isthilahiy artinya boleh untuk diperingati dengan syarat tidak menjerumus pada hal-hal yang bermaksiat dan merugikan.
K.H. Ahmad Dahlan mengajarkan pada muridnya dalam hal berpikir, yaitu pertama kontekstualisasi atau ajaran ke dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, paragmatisme dalam bentuk adanyan manfaat dan faidah. Ketiga, strukturalisme bahwa K.H. Ahmad Dahlan memikirkan tentang agama dapat diterjemahkan dalam bentuk tajdid dan ijtihad.
"Sehingga bagi Muhammadiyah hal-hal yang mengarah kebermanfaatan selagi tidak ada larangan. Maka boleh kita lakukan." Jelasnya.
Antropolog Prancis mengatakan bahwa nabi Muhammad saw tidak sekedar utusan Allah, tapi nabi saw seseorang yang amat cerdas, pembuat undang-undang yang bijak, menjadi pejuang yang gigih, dan pembaharu dogma-dogma yang jahil.
Dia sampaikan juga terkait nabi-nabi sebelumnya yang memiliki ciri khas seperti sifat baik, dan sifat itu yang dimiliki oleh Rasulullah adalah semua sifat nabi dan rasul sebelumnya.
Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa rasulullah saw pembuat konstitusi negara secara tertulis pertama di muka bumi ini, yang menjadi sumber inspirasi global. Rasulullah lahir di tengah peradaban, yaitu Makkah. Tempat umat dan pusat kegiatan saat itu.
Sebagai bukti kecintaan nabi, ustadz Ikhwan menyampaikan cara yaitu dengan kuatkan iman, luruskan peribadatan, optimalkan amal salih dalam perbuatan.
"Oleh karenanya, kita tentu mampu mengambil sebagian sisi yang paling dekat dengan kehidupan kita. Kalau Abu Bakar menjadi orang yang bijak karena sebagaimana nabi memahami umar menjadi orang yang tegas, di mana ketegasan Rasulullah saw menurun kepada Umar. Ketikan Usman bisa mensikapi pemurah, di mana Ali menegaskan bahwa dia mewarisi kecerdasan nabi. Maka kita harus bisa mengambil peran meskipun sedikit,” pungkasnya. (Badru)