MADIUN, Suara Muhammadiyah - Tenaga pengajar Universitas Muhammadiyah Madiun (Ummad) Muhammad Rifa’at Adiakarti Farid, S.Sos., M.A berhasil mendapatkan dana hibah melalui Program Bantuan Karya Ilmiah Kepemudaan Kemenpora 2023.
Capaian besar dosen Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP Ummad itu diperoleh usai proposal penelitian yang ia buat mengenai pemberdayaan masyarakat oleh pemuda berhasil tembus penilaian Kemenpora untuk memperoleh dana hibah.
Muhammad Rifa’at Adiakarti Farid menjadi satu dari 80 mahasiswa S-2 dan S-3 dari seluruh Indonesia yang juga memperoleh Program Bantuan Karya Ilmiah Kepemudaan Kemenpora 2023.
Rifaat mengungkapkan pengumuman Program Bantuan Karya Ilmiah Kepemudaan Kemenpora 2023 dilakukan pihak Kemempora pada Jumat, 1 September 2023.
Namun sebelum dilakukan pengumuman pihak Kemenpora melakukan wawancara seleksi oleh pihak Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda Kemenpora pada hari Rabu, 23Agustus 2023 di Yogyakarta.
“Setelah itu tanggal 1 September diumumkan oleh Kemenpora via email sama website. Sekarang Kemenpora sedang melakukan proses validasi dan selanjutnya pencairan dana hibah,” kata Rifa'at, Jumat, 8 September 2023.
Sebelumnya, Rifa'at melakukan apply (pendaftaran) proposal penelitian untuk ikut serta dalam seleksi Program Kemenpora itu pada seleksi Program Bantuan Karya Ilmiah Kepemudaan Kemenpora 2023 pada tanggal 30 Juni 2023.
Proposal yang mengantarkan Rifa'at memperoleh Program Bantuan Karya Ilmiah Kepemudaan Kemenpora 2023 berjudul Partisipasi Muhammadiyah dalam Program Pemberdayaan Masyarakat, Studi Kasus di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, DIY.
Program Pemberdayaan Masyarakat Muhammadiyah di TPST Piyungan, Bantul ini dilakukan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah. Sebanyak 5 orang anggota MPM PP Muhammadiyah menjadi fasilitator pemberdayaan sekitar 500 pemulung yang berada di TPST Piyungan, Bantul.
Rifa'at menjelaskan luaran dari Program Bantuan Karya Ilmiah Kepemudaan Kemenpora 2023 berupa jurnal yang dikirim ke Kemenpora berupa hard file dan soft file.
“Maksimal pada Februari 2024 jurnal dari penelitian saya sudah harus dikirim ke Kemenpora,” kata Rifa'at yang juga menjadi salah satu fasilitator pemberdayaan MPM PP di TPST Piyungan tersebut.
Rifa'at mengaku sudah melaksanakan 75 persen proses yang harus dijalani untuk menyelesaikan penelitian yang ia lakukan, berupa pengambilan data kualitatif dan wawancara.
Pengambilan data kualitatif yang dilakukan seperti jumlah pemulung, volume sampah di TPST Piyungan tiap bulan.
Sedang wawancara dilakukan dengan pengepul, pemulung, dan Ketua MPM PP Muhammadiyah yang memiliki program Komunitas Pemulung Mardiko atau (Makaryo Adi Ngayogkarto).
“Awalnya kita malah wawancara dengan pengepul. Pengepul setuju lalu MPM PP Muhammadiyah membuat komunitas pemulung. Di sana jumlah pengepulnya ada 15 orang, Setiap pengepul punya pemulung yang jumlahnya beragam” kata Rifa’at. (Pujoko)