YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY Muhammad Ikhwan Ahada hadir memberikan Pengajian Nuzulul Qur’an yang diadakan Suara Muhammadiyah di Lantai 3 Ballroom SM Tower Malioboro Yogyakarta, Rabu (19/3).
Ikhwan menceritakan proses kodifikasi Al-Qur’an telah dilakukan sejak zaman Rasulullah Saw. Pada awalnya, para sahabat seperti Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Amrin, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan sebagainya melakukannya melalui media pelepah kurma, daun lontar, lempengan tulang belikat, dan lainnya.
“Lalu dengan taufik dan taukidnya Rasulullah Saw, para sahabat ini mencoba untuk mengumpulkan menjadikan satu buku atau jilid. Kemudian kita bisa nikmati sekarang ini,” tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, proses kodifikasi Al-Qur’an terus berkembang hingga saat ini, di mana Al-Qur’an tersusun secara sistematis dengan berbagai desain yang menarik. Yang teramat penting, kemurniannya (keautentikannya) tetap senantiasa terjaga dari dulu hingga kini bahkan sampai hari Kiamat kelak.
“Jadi kemurnian Al-Qur’an itu sudah dijamin oleh Allah. Allah turun langsung menjaga kemurnian Al-Qur’an, sehingga kita tidak perlu sangsi dan tidak perlu ragu merujuk kepada Al-Qur’an” ujarnya.
Ikhwan menyebut, Al-Qur’an punya nilai kemuliaan tertinggi. Karena Al-Qur’an diturunkan di bulan Ramadhan, dan lebih spesifik, pada hari Jumat (Sayyidul Ayyam). “Jumat adalah hari paling mulia bagi kita umat Islam,” ungkapnya.
Ditambah lagi, Nabi yang menerimanya pun sangat mulia, Muhammad Saw. “Disebut Sayyidul Anbiya Wal Mursalin, tuannya para Nabi dengan para Rasul. Di antara sekian Nabi dan Rasul yang Allah utus di muka bumi,” bebernya.
Dengan telah terbukti kemurniannya, Ikhwan mengajak untuk memaknai dan menghidupkan Al-Qur’an dalam setiap tarikan napas pergerakkan aktivitas sehari-hari. Ikhwan membocorkan kuncinya dengan membaca, menghayati, dan mengimplementasi seluruh kandungannya.
“Al-Qur’an itu multifaktor yang luar biasa. Siapa pun yang membaca, memahami maknanya, lalu kemudian mencoba merenungkan dan mengamalkan, maka peradaban Islam akan maju,” tegasnya yang juga Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (Cris)