MALAYSIA, Suara Muhammadiyah - Tiga orang dosen Program Studi Magister Ilmu Politik (MIPOL) FISIP UMJ menghadiri konferensi internasional atau Persidangan Antarbangsa Politik Malaysia- Indonesia: Meneliti Kualiti Demokrasi dan Hubungan Bilateral. Kegiatan dua hari di Universiti Utara Malaysia (UUM) di Negara Bagian Kedah ini berlangsung 17-18 Juli di Auditorium School of International Studies.
Konferensi internasional ini menghadirkan sekitar 40 Universitas dan Lembaga dari Indonesia dan Malaysia. Hadir membuka acara Rektor UUM Prof. Dato Dr. Mohd Fo’ad Sakdan serta pendamping acara ini Dr. Kamarul Zaman Haji Yusoff. Ikut memberikan sambutan tertulis dalam program ini adalah Menteri Luar Negeri Malaysia YB Dato Seri Utama Mohammad Haji Hassan dan Duta Besar RI di Malaysia YM Hermono.
Dr Warjio dari Universitas Sumatera Utara yang memimpin delegasi Indonesia tampil di awal konferensi dengan kajian Asesmen Kualitas Pemilu : Demokrasi dan Kebangkitan Rezmin Otoriter dalam Praktek Pemilu.
Dr. Endang Sulastri memaparkan hasil kajian dengan judul Peran Masyarakat Sipil dalam Mendorong Keterwakilan Perempuan pada Proses Rekrutmen Calon Anggota KPU dan Bawaslu Periode 2022-2027. Sedangkan Dr Lusi Andriyani menyajikan hasil riset mengenai Media dan Preferensi Pilihan Politik Generasi Z pada Pilpres 2024 Menuju Demokrasi Digital yang Bermartabat.
Dr. Asep Setiawan, dosen Magister Politik UMJ dan juga anggota Dewan Pers menyoroti Media Massa dan Demokrasi: Peran Media dalam Pemilu 2024. Dalam paparannya Asep Setiawan menyimpulkan bahwa media massa memainkan peran pada pra pemilu, saat berlangsung pemilu dan liputan kritis pasca Pemilu. Dapat disimpulkan pula bahwa tidak selalu linier pemilikan media dengan kemenangan dalam pemilu seperti terjadi dalam pemilihan presiden 2024.
Kehadiran tiga dosen yang sama-sama menyoroti politik di Indonesia ini memberikan makna mengenai keterlibatan akademisi Universitas Muhammadiyah Jakarta di berbagai forum internasional. Selain itu kegiatan ini adalah pengisi kerjasama yang telah dijalin antara Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan Universitas Utara Malaysia.
Hadir menampilkan hasil penelitian ini 11 Universitas dan tiga lembaga antara lain Universitas Andalas Padang, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dan Universitas Sumatera Utara Medan. Sedangkan dari Malaysia ikut menyajikan hasil kajiannya dari Universiti Utara Malaysia, Universiti Kebangsaan Malayasia dan Universiti Teknologi Mara.
Dalam salah satu sesi konferensi ini diumumkan terbentuknya Indonesian-Malaysia Political Institutions' Network (IMAPIN) yang berpusat di Universiti Utara Malaysia. Tujuan terbentuknya lembaga ini adalah untuk kerjasama para peneliti Indonesia dan Malaysia dalam kajian sosial politik di kedua negara.*