YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) PWM D.I Yogyakarta menggelar Workshop Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M) bagi kepala sekolah dan bendahara SMA, SMK, MA, dan SLB Muhammadiyah se-DIY.
Penyusunan RKAS/M digelar selama 3 hari pada Jumat-Ahad, 20–22 Juni 2025 di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Yogyakarta. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas tata kelola sekolah berbasis nilai-nilai Persyarikatan.
Workshop dibuka secara langsung oleh Ketua Majelis Dikdasmen-PNF PWM DIY, Achmad Muhamad, M.Ag. dan dilanjutkan pembinaan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Dr. Muh. Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A. Selesai pembukaan, kepala sekolah dan bendahara menerima materi evaluasi dan struktur penyusunan RKAS/M dari Bendahara Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY, Drs. Sarjono, M.Si.
Pada hari kedua, kepala sekolah/madrasah menerima materi “Penyusunan Laporan” yang disampaikan Achmad Muhamad didampingi Drs. Rochmat, M.Pd. Sementara bendahara mendapat materi pengelolaan “Laporan Keuangan Tahunan” yang disampaikan oleh Giyok Sutanto, S.H. dari LPPK PWM DIY.
Setelah itu, seluruh peserta mendapat materi Pengelolaan Keuangan Sekolah/Madrasah Muhammadiyah Berbasis Persyarikatan oleh Abdul Latif Baedhowi, S.Ag., M.M. selaku Bendahara PWM DIY.
Usai menerima semua materi, peserta kemudian dibagi menjadi enam kelas untuk mempresentasikan RKAS/M masing-masing kepada tim pendamping dari Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY.
Pentingnya Berorganisasi dengan Amanah
Dalam sambutannya, Ketua Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY menyampaikan tiga pilar utama dalam bermuhammadiyah. Yaitu menjadi muslim yang kaffah, berorganisasi dengan amanah, dan berdakwah secara istimewa.
Pertama, menjadi muslim yang kaffah dalam akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak. “Bermuhammadiyah bukan hanya soal identitas (memiliki KTAM), tetapi mencerminkan komitmen menjadi muslim yang kaffah,” ucapnya.
Pilar kedua, berorganisasi dengan amanah. Achmad menekahkan bahwa seorang pemimpin harus amanah dan memiliki integritas. “Setiap amanah yang kita emban, khususnya sebagai kepala sekolah/madrasah maupun bendahara, harus dijalankan secara bertanggung jawab. Tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat,” jelasnya.
Sehingga, lanjut Achmad, pelaporan itu sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi. Sebab laporan bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi sarana evaluasi dan peningkatan mutu.
“Pelaporan bukan penilaian atau sekadar formalitas administratif, melainkan bagian dari ikhtiar untuk mengetahui progres dan sarana evaluasi. Hal ini juga sejalan dengan program pembinaan dari Tim Majelis Dikdasmen PNF terhadap 26 sekolah Muhammadiyah di DIY yang tengah berjalan,” tuturnya.
Pilar terakhir adalah adalah berdakwah secara istimewa. Achmad menjelaskan bahwa tugas kepala sekolah dan bendahara tidak hanya bertugas secara administratif, tetapi juga sebagai bagian dari misi dakwah Muhammadiyah.
“Jika kita menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, sesungguhnya kita berdakwah. Kalau jumlah siswa kita semakin banyak, berarti sasaran dakwah kita semakin luas," katanya.
Diakhir sambutan, Achmad berpesan agar seluruh peserta dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, baik secara rasional maupun emosional dan spiritual, sehingga dapat berkontribusi optimal bagi kemajuan pendidikan Muhammadiyah di DIY. (guf/diko)