KULON PROGO, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka meningkatkan kualitas khutbah Jumat, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pendoworejo, Girimulyo, Kulon Progo menggelar Pelatihan Khatib Jumat pada Ahad, 26 Mei 2024 di Pondok Pesantren Al Islah. Acara ini dihadiri oleh sejumlah peserta yang terdiri dari anggota PRM, utusan dari takmir masjid, serta individu perseorangan dari berbagai wilayah.
Acara dibuka Ketua PRM Pendoworejo Gimin. Dalam sambutannya, Ia menyampaikan pentingnya pelatihan ini bagi para khatib di wilayahnya. Dengan mengikuti pelatihan ini, diharapkan para mubaligh dapat mengasah diri dan memiliki kesiapan ketika ditunjuk sebagai khatib.
"Pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam memastikan bahwa khutbah Jumat yang disampaikan di masjid-masjid kita tidak hanya memenuhi syarat syar'i, tetapi juga memberikan dampak positif bagi jamaah," ujarnya.
Pelatihan ini dipandu oleh Drs H Abdul Hamid Tarwaca R, MSi., seorang pelatih khatib Jumat yang berpengalaman dari PRM Pendoworejo. Beliau memberikan materi tentang aspek penting dalam penyampaian khutbah Jumat. Dan juga menjelaskan perbedaan mendasar antara khutbah Jumat dan ceramah atau dakwah.
"Khutbah Jumat memiliki aturan yang lebih ketat dan harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadats dan najis, serta wajib disampaikan sebelum salat Jumat. Sedangkan dakwah lebih fleksibel dalam hal waktu dan cara penyampaiannya," jelasnya.
Salah satu peserta pelatihan, Ahmad Rifai mengaku senang karena dapat mengikuti kegiatan ini. Lewat pelatihan ini, Ia memperoleh banyak nilai-nilai yang manfaat, hal ihwal pengetahuan seputar khutbah jumat berikut serta pengaplikasiannya.
"Pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama bagi kami yang sering mendapatkan tugas sebagai khatib Jumat. Dengan materi yang disampaikan, kami menjadi lebih paham akan pentingnya memenuhi rukun dan syarat khutbah sesuai tuntunan agama," ungkapnya.
Selain itu, Warsiman, salah satu utusan dari Masjid Al Hikmah Muten 2, menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri para khatib dalam menyampaikan khutbah. "Kami merasa lebih siap dan percaya diri untuk berdiri di mimbar dan menyampaikan khutbah dengan baik," ujarnya. (Edwin/Cris)