SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sejumlah 45 guru dan tenaga kependidikan SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengikuti kegiatan Baitul Arqam di sekolah setempat, Senin - Selasa (18-19/12/2023).
Dengan mengangkat tema "Mewujudkan Guru dan Tenaga Kependidikan yang Profesional, Tangguh, dan Berakhlaqul Karimah", kegiatan ini dikelola langsung oleh Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta.
Kepala SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, Nursalam, menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini untuk memperkuat ideologi Muhammadiyah, memperluas wawasan keislaman, serta meningkatkan profesionalitas dalam bekerja.
"Guru dan tenaga kependidikan ini ibarat bangunan yang antarbagiannya saling menguatkan, kegiatan ini kita harapkan bisa merekatkan silaturahmi, sehingga berimbas pada pelayanan prima," terangnya.
Baitul Arqam ini terdiri dari empat materi wajib dan satu materi pengayaan profesionalitas. Materi pertama adalah "Implementasi Ideologi Muhammadiyah di Satuan Pendidikan" dengan narasumber Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta, Kiai Anwar Sholeh.
Kiai Anwar menyampaikan paham Islam berkemajuan sebagai ciri khas gerakan Muhammadiyah senantiasa mengajarkan dan menyebarkan keunggulan di seluruh aspek kehidupan.
"Implementasi Islam Berkemajuan dalam konteks pendidikan, berarti Muhammadiyah harus lebih serius menggarap lembaga pendidikan yang dimilikinya, sehingga benar-benar unggul dari segi kualitas" pesannya kepada peserta Baitul Arqam.
Materi kedua, "Strategi Membumikan Risalah Islam Berkemajuan di Satuan Pendidikan Muhammadiyah" yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal PP Muhammadiyah, Abdullah Mukti.
Ia mengingatkan kepada segenap pengelola pendidikan Muhammadiyah untuk senantiasa sabar, istikamah, dan mawas diri.
"Mawas diri ini penting karena kita perlu terus merefleksikan setiap aktivitas yang sudah dilakukan, sehingga akan terus melahirkan inovasi serta pembaharuan," ujarnya.
Materi ketiga, "Standar Kader di Satuan Pendidikan Muhammadiyah" disampaikan oleh Suyanto, selaku ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta.
Suyanto menegaskan bahwa kader Muhammadiyah harus aktif dan menjadi tulang punggung serta ujung tombak gerakan untuk mencapai tujuan Muhammadiyah, yaitu terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
"Kader Muhammadiyah harus memiliki kompetensi keagamaan, akademis, intelektual, sosial kemanusiaan, dan kecakapan berorganisasi," ungkapnya.
Materi keempat, "Implementasi Konsep Pelayanan Prima di Satuan Pendidikan Muhammadiyah" oleh
Mohamad Ali, selaku ketua Majelis Pendidikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta.
Mohamad Ali menekankan bahwa layanan prima akan bisa diwujudkan apabila sekolah tidak sekedar menjalankan standar operasional prosedur, tetapi juga harus dibarengi dengan pelaksanaan tata nilai atau budaya sekolah.
"Tanpa tata nilai yang sudah disusun dan disepakati bersama, hubungan yang terjadi antara guru dengan sekolahan hanya akan bersifat transaksional," ungkapnya.
Untuk materi pengayaan profesionalitas, "Smart Teaching ", sebagai narasumber adalah pengawas gugus Ki Hadjar Dewantara Kecamatan Laweyan, Issufiah Dwi Nuryati.
"Cara mengajar generasi Z harus terus dipupuk semangat kolaborasi, kerja sama, berpikir kritis, dan kreatif," ungkapnya.
Baitul Arqam merupakan pengkaderan formal Muhammadiyah dikemas dengan format menarik. Selain diisi materi wajib juga ada pendalaman materi yang didampingi difasilitasi oleh para instruktur, juga ada kegiatan dinamika kelompok, presentasi, ice breaking, dan olah raga.
Ratih Laila Rahmawati, salah satu peserta Baitul Arqam sangat antusias mengikuti kegiatan kali ini.
"Materi yang dihadirkan setiap sesinya sangat menarik, banyak hal-hal baru yang saya temukan meski ini kali kedua saya mengikuti kegiatan Baitul Arqam," pungkasnya. (Nikmah)