Tuhan Ada atau Tidak? Mencari Jawaban dalam Does God Exist

Publish

27 December 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
139
Does God Exist

Does God Exist

Oleh Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Dalam ulasan buku kali ini, kita akan menyelami perdebatan sengit antara dua intelektual terkemuka, J.P. Moreland, seorang filsuf Kristen, dan Kai Nielsen, seorang ahli etika sekaligus ateis. Buku mereka yang berjudul "Does God Exist?" (Apakah Tuhan Ada?) merupakan buah dari diskusi panjang yang terjadi pada tahun 1988, yang kini diabadikan dalam bentuk tulisan.  Buku ini tak hanya menyajikan argumen kedua penulis, tetapi juga diperkaya dengan analisis mendalam dari para akademisi lain, menjadikannya sumber informasi penting bagi siapa pun yang tertarik untuk menjelajahi pertanyaan eksistensial seputar keberadaan Tuhan. 

Moreland dan Nielsen membawa kita pada pertarungan intelektual antara teisme dan ateisme, mempertanyakan  apakah kita seharusnya percaya pada Tuhan? Jika iya, seperti apa wujud Tuhan itu? Dan jika Tuhan tidak ada, bagaimana kita bisa membangun moralitas tanpa kehadiran-Nya?  Pertanyaan-pertanyaan ini relevan bagi setiap manusia, dan buku ini menawarkan  berbagai perspektif untuk menjawabnya.  

Menariknya, Moreland sebagai seorang Kristen, mengajukan argumen yang mendukung teisme Kristen. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pembaca Muslim,  untuk  menelaah kembali argumen tersebut dan  mencari  persamaan serta perbedaannya dengan konsep Ketuhanan dalam Islam.

Sayangnya, di masa kini,  diskursus mendalam seputar teisme dan ateisme jarang sekali melibatkan  cendekiawan Muslim. Padahal, sejarah mencatat bagaimana Imam Abu Hanifah Rahimullah dengan brilian menghadapi seorang ateis dalam sebuah debat.  Kisah  yang melegenda itu menceritakan  kecerdikan sang Imam dalam  menjawab  keraguan  sang ateis  akan  keberadaan Tuhan.  Meskipun argumen  Imam Abu Hanifah terkesan sederhana, namun  mampu  membungkam  sanggahan  lawan debatnya.  

Kini,  perdebatan  antara  teis dan ateis telah  berkembang  jauh lebih  kompleks.  Sayangnya,  umat  Islam  belum  banyak  yang  turut  serta  dalam  wacana  intelektual  ini.  Keberanian  dan  ketajaman  intelektual  para  cendekiawan Kristen dalam  menghadapi  ateis  patut  kita  apresiasi  dan  jadikan  inspirasi.

Dalam bagian ini, J.P. Moreland, seorang filsuf Kristen yang ulung, beradu argumen dengan Kai Nielsen.  Moreland dengan piawai  menjelaskan bahwa alam semesta  mustahil  ada untuk selamanya. Ia  mendasarkan argumennya pada hukum kedua termodinamika, yang menyatakan bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan mencapai keadaan entropi  dan keseimbangan.  

Fakta bahwa alam semesta  belum mencapai  keadaan  tersebut menjadi bukti  bahwa alam semesta  memiliki  titik awal.  Jika alam semesta  memiliki  awal, maka  pasti  ada  "sesuatu"  yang  mewujudkannya,  "sesuatu"  yang  memiliki  kehendak  dan  kekuatan  untuk  menciptakan.  "Sesuatu"  itulah  yang  kita  kenal  sebagai  Tuhan,  sang  penyebab  pertama. 

Lebih  lanjut, Moreland  mengajukan  argumen  khas  Kristen  dengan  menyatakan  bahwa  Yesus—yang  ia  yakini—adalah  hamba  Tuhan  yang  dibangkitkan  dari  kematian.  Tentu  saja,  argumen  ini  berfokus  pada  konsep  Tuhan  dalam  Kristen.

Moreland dan Nielsen, dua intelektual terkemuka,  bersatu dalam sebuah buku yang  lahir dari  perdebatan sengit  tentang  eksistensi Tuhan.   "Does God Exist?"  menawarkan  diskursus mendalam  tentang  teisme  dan  ateisme,  lengkap dengan analisis  tajam  dari  berbagai  cendekiawan.  Buku ini  menjelajahi  pertanyaan-pertanyaan  fundamental  seputar  keberadaan  Tuhan,  seperti  apakah  kita  seharusnya  percaya  pada-Nya?  Jika  iya,  seperti  apa  wujud-Nya?  Dan  jika  Tuhan  tidak  ada,  bagaimana  moralitas  dapat  ditegakkan?

Moreland,  seorang  filsuf  Kristen,  dengan  gigih  mempertahankan  teisme  Kristen.  Namun,  buku  ini  juga  menantang  pembaca  Muslim  untuk  merenungkan  kembali  konsep  Ketuhanan  dalam  Islam  dan  mencari  persamaan  serta  perbedaannya  dengan  pandangan  Kristen.

Dalam  buku  "Does  God  Exist?",  perdebatan  tentang  moralitas  tanpa  Tuhan  juga  diangkat.  Moreland  berpendapat  bahwa  keberadaan  Tuhan  memberikan  fondasi  yang  kuat  bagi  moralitas,  karena  Tuhan  menciptakan  manusia  untuk  berbuat  baik.  Dengan  demikian,  menjalani  hidup  yang  bermoral  berarti  menunaikan  tujuan  penciptaan  tersebut.  Di  sisi  lain,  Nielsen,  sang  ateis,  berpendapat  bahwa  manusia  memiliki  kemampuan  untuk  memilih  menjadi  makhluk  bermoral,  tanpa  harus  bergantung  pada  keberadaan  Tuhan.

Buku  ini  juga  memuat  artikel-artikel  menarik  lainnya,  salah  satunya  adalah  tulisan  Dallas  Willard  yang  menawarkan  argumen  masuk  akal  tentang  keberadaan  Tuhan.  Willard  menjelaskan  bahwa  setiap  momen  saat  ini  merupakan  hasil  dari  momen  sebelumnya  yang  dipengaruhi  oleh  hukum  alam.  Jika  kita  telusuri  mundur,  maka  pasti  ada  suatu  keadaan  awal  yang  menjadi  pemicu  dari  semua  momen  berikutnya.  Keadaan  awal  itulah  yang  disebut  Tuhan.

Willard, dengan  gaya  bahasa  yang  mudah  dicerna,  mengajak  kita  merenungkan  bahwa  setiap  momen  yang  kita  alami  saat  ini  adalah  untaian  dari  momen  sebelumnya,  yang  dibentuk  oleh  hukum  alam.  Bayangkan  sebuah  rantai  panjang  yang  tersusun  dari  momen-momen  berkesinambungan.  Rantai  itu  pasti  memiliki  awal,  bukan?  Nah,  "awal"  dari  rantai  keberadaan  itulah  yang  kita  sebut  Tuhan.

Buku  "Does  God  Exist?"  ini  benar-benar  menarik  dan  bermanfaat.  Salah  satu  keunggulannya  adalah  panduan  yang  diberikan  oleh  Peter  Kreeft  dalam  menganalisis  perdebatan  seputar  eksistensi  Tuhan.  Kreeft,  dengan  diagram  yang  cerdas,  membantu  kita  memahami  proses  pengambilan  keputusan  dalam  beriman,  serta  berbagai  pertimbangan  yang  mendasari  keyakinan  tersebut.

Kreeft  dengan  metodenya  yang  sistematis,  menuntun  kita  untuk  menganalisis  berbagai  pilihan  dalam  berkeyakinan.  Mulai  dari  agnostisisme,  yang  memilih  untuk  tidak  memutuskan,  hingga  teisme  dan  ateisme,  yang  melibatkan  keyakinan  akan  ada  tidaknya  Tuhan.  Lebih  jauh,  Kreeft  membahas  struktur  formal  dan  informal  dalam  keyakinan  beragama,  serta  berbagai  sistem  keyakinan,  seperti  monoteisme  dan  politeisme.

Dalam  kerangka  monoteisme,  Kreeft  menjelajahi  konsep  teisme  dan  panteisme,  yang  memandang  segala  sesuatu  adalah  Tuhan.  Ia  juga  membedakan  antara  Tuhan  yang  personal  dan  impersonal,  serta  menelaah  konsep  Trinitarianisme  dalam  Kristen  dan  Unitarianisme  dalam  Yudaisme  dan  Islam.  Kreeft  dengan  detail  menjelaskan  bahwa  tidak  semua  aliran  Kristen  menganut  Trinitarianisme.

Tetapi Peter Kreeft telah memberi kita cara yang sangat berguna untuk memikirkan berbagai kemungkinan yang terbuka bagi orang-orang dalam hal keyakinan dan membantu kita berpikir tentang di mana tepatnya keyakinan kita jatuh dalam spektrum pilihan yang luas itu.

Secara keseluruhan, saya menemukan bahwa ini adalah buku yang sangat bermanfaat, dan saya berharap umat Islam akan menulis buku seperti ini dengan kedalaman ini, yang membahas masalah kepercayaan versus ketidakpercayaan. Dan saya berharap umat Islam berdebat dengan ateis pada tingkat ini, sehingga menghasilkan buku seperti ini yang dikompilasi. Sekarang, memang ada beberapa pendebat Muslim yang baik di luar sana yang telah berdebat dengan ateis, dan saya memberikan penghargaan penuh kepada mereka, dan saya berdoa kepada [berdoa dalam bahasa asing] untuk melakukan lebih banyak lagi dan melakukan yang lebih baik. Tetapi buku seperti ini memberi kita cita-cita untuk kita perjuangkan.

Banyak Muslim telah belajar Panduan  sistematis  yang  diberikan  oleh  Peter  Kreeft  membukakan  pikiran  kita  tentang  berbagai  kemungkinan  dalam  memahami  keyakinan.  Kreeft  dengan  cerdas  mengajak  kita  menganalisis  setiap  pilihan,  mulai  dari  agnostisisme  yang  memilih  untuk  tidak  memutuskan,  hingga  teisme  dan  ateisme  yang  menawarkan  keyakinan  akan  ada  tidaknya  Tuhan.  Kreeft  juga  membahas  struktur  keyakinan  beragama,  baik  yang  formal  maupun  informal,  serta  menelaah  berbagai  sistem  keyakinan,  seperti  monoteisme  dan  politeisme.

Secara  keseluruhan,  buku  "Does  God  Exist?"  ini  sangat  bermanfaat  dan  memberikan  kontribusi  penting  dalam  diskursus  tentang  keberadaan  Tuhan.  Buku  ini  menginspirasi  untuk  menulis  karya  serupa  yang  melibatkan  cendekiawan  Muslim  dalam  perdebatan  teisme  versus  ateisme.  Kehadiran  buku  ini  juga  diharapkan  dapat  membangkitkan  semangat  para  cendekiawan  Muslim  untuk  turut  serta  dalam  wacana  intelektual  seputar  eksistensi  Tuhan.

William  Lane  Craig,  salah  satu  kontributor  buku  ini,  telah  banyak  memberikan  ilmu  dan  inspirasi  bagi  kaum  Muslimin  melalui  tulisan  dan  debatnya.  "Does  God  Exist?"  adalah  buku  yang  sangat  berpengaruh  dan  telah  memberikan  banyak  orang,  kekuatan  dan  keberanian  untuk  berdebat  dengan  ateis  dan  lainnya.  Semoga  buku  ini  juga  dapat  memberikan  dampak  positif  dan  menginspirasi  pembaca  lainnya. 

Dari tulisan dan debat William Lane Craig, khususnya, salah satu kontributor buku ini, dan saya sendiri secara pribadi telah belajar darinya dan dari debat ini yang ada di buku ini dan artikel-artikel lainnya. Ini adalah buku yang benar-benar telah memperlengkapi saya dan memungkinkan serta memberi saya kekuatan dan keberanian untuk berdebat dengan ateis dan lainnya. Ini adalah buku yang benar-benar telah mengubah hidup saya. Dan saya berharap buku ini akan membuat perbedaan dalam hidup Anda juga. Mungkin itu bahkan bisa mengubah hidup Anda.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Apakah Asal Usul Manusia? Kajian Holistik Dr. Maurice Bucaille Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas ....

Suara Muhammadiyah

30 December 2024

Wawasan

Oleh: Rizal Bahara, STP, MM Sumber daya alam mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Sumb....

Suara Muhammadiyah

19 September 2023

Wawasan

Hari Populasi Sedunia dan Nurani untuk Palestina Oleh: Teguh Pamungkas, Relawan Muhammadiyah Sejak....

Suara Muhammadiyah

19 July 2024

Wawasan

Pemikiran Revitalisasi Ajaran Islam Oleh: Dr. Masud HMN, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. H....

Suara Muhammadiyah

5 June 2024

Wawasan

Apakah Allah ‘Memejamkan Mata’ terhadap Derita Rakyat Palestina? Oleh: Donny Syofyan, D....

Suara Muhammadiyah

10 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah