Nyuwun Qodaran (Minta Qodaran)

Publish

28 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
96
Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Nyuwun Qodaran (Minta Qodaran)

Oleh: Achmad Hilal Madjdi

Hidup di masa kecil di lingkungan Kudus Kulon memang secara spesifik mengukir beberapa kesan. Sebagai kawasan elit "midle to high class" ekonomi, Kudus Kulon menyimpan banyak cerita sukses entrepreneurship warganya yang sekaligus dibalut dengan ketaatan beragama.
      
Sukses berwirausaha warga Kudus Kulon yang taat beragama ini mengkristal saat menjelang Idul Fitri setiap tahunnya. Mereka menghitung aset dan keuntungannya, apakah sudah mencapai nishab atau belum. Selanjutnya mereka akan membayarkan zakat mal dengan metode yang sangat sederhana, yaitu membagikan secara langsung kepada yang berhak menerima. 

Ini karena di masa itu belum tertata manajemen zakat seperti sekarang dimana BAZNAS atau LAZIS telah bergerak masif mengelola zakat secara profesional.

Tradisi Qodaran
       
Model pentasarufan secara personal dan langsung itulah yang kemudian membuahkan "tradisi" baru yang tidak bernama. Namun dilihat dari apa yang diucapkan oleh orang -orang yang berkeliling dari rumah- rumah para muzakki yang sudah terdata dari tahun ke tahun, tradisi itu boleh diberi nama tradisi Qodaran. Sebab, setelah meneriakkan Salam, mereka lalu meneriakkan kalimat ke dua yang berbunyi "nyuwun qodaran ndoro" (minta qodaran tuan).

Yang mereka maksud jelas bukan lailatul qodar, yang bermakna keberkahan seribu bulan. Sebab ketika mereka berkeliling dari satu rumah ke rumah berikutnya menjadi tidak jelas dimana mereka sholat Maghrib, Isya' atau Tarawih. Jika "ndoro" yang dituju sedang sholat tarawih, mereka akan menunggu, duduk-duduk di depan pintu pagar rumah sampai kemudian sang "ndoro" pulang dan membagikan qodaran. Berupa amplop berisi sejumlah uang zakat mal.
       
Secara syariah Ramadan, makna qodaran yang ternyata dimaksudkan sebagai uang zakat mal tentu tidak nyambung dengan makna malam laitul qodar yang didambakan semua yang berpuasa dan menegakkan bulan Ramadan. Namun secara sosial-religius, keberkahan yang dipahami secara instan oleh kaum marginal ini sesungguhnya menandakan eksistensi malam lailatul qodar yang memberkahi dan membahagiakan (meskipun secara material). Sekaligus mengundang keprihatinan betapa nilai keagamaan tersubstitusi ke material.

Tantangan Dakwah Sosial

Fenomena yang terceritakan di atas menggambarkan betapa gamblangnya ketimpangan sosial sekaligus seberapa besar tantangan Dakwah Sosial. Dengan kata lain, dakwah religi yang selama ini ditekuni dengan kajian-kajian aqidah, syariah, ibadah belum cukup membina masyarakat, khususnya kaum yang secara ekonomi belum beruntung.
       
Ini menyiratkan pesan bahwa metode, strategi dan materi Dakwah memang sebaiknya direkonstruksi. Kekuatan masjid, jamaah dan dakwah jamaah merupakan pilihan yang bisa memberi solusi. Saat ini hampir tidak ada masjid yang tidak megah bangunannya, begitu pula jumlah jamaahnya beserta kekayaan masjid dari  ZIS jamaah.
       
Namun seberapa besar masjid yang megah dan makmur itu juga bisa memakmurkan masyarakat, itulah pekerjaan rumah besar sebagai tantangan Dakwah Sosial di masa-masa yang akan datang.

*) Wakil Ketua PDM Kudus. Guru Besar MPBI dan Wakil Rektor IV Universitas Muria Kudus (UMK)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Kinerja Perbankan Syariah Relatif Lebih Menjanjikan Dibandingkan Perbankan Konvensional Oleh: Yadi ....

Suara Muhammadiyah

13 August 2024

Wawasan

Kuda Pacu Ramadhan dan Pailit Sapto Suhendro, S.Ag, M.Pd. Ketua PDM Pemalang Bulan Ramadhan tahun ....

Suara Muhammadiyah

28 March 2025

Wawasan

Muhammadiyah Menjawab Zaman Oleh: Saidun Derani Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Suarabaya ....

Suara Muhammadiyah

5 June 2024

Wawasan

Oleh: Suko Wahyudi Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama. Iman kepada Allah adalah la....

Suara Muhammadiyah

17 September 2024

Wawasan

Ibrah dari Perang Badar (2) Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Ma....

Suara Muhammadiyah

4 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah