JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menggelar Seminar dan Pameran Perjuangan Palestina Kerjasama Uhamka dan Aqso Working Group (AWG) dengan tema "Penguatan Literasi Perjuangan Palestina di Kalangan Gen Z" di Aula A.R Fachruddin Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uhamka, Rabu (17/1).
Acara ini dihadiri oleh Prof Sudarnoto Ketua Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri MUI Pusat sekaligus Sekretaris BPH Uhamka, Prof Gunawan Suryoputro Rektor Uhamka, Anisia Kumala Warek I Uhamka, Desvian Bandarsyah Warek II Uhamka, Prof Nani Solihati Warek III Uhamka, Muhammad Dwifajri Warek IV Uhamka, serta stakeholder Uhamka.
Acara ini juga menghadirkan berbagai narasumber yang Unggul di bidangnya, seperti Ali Farhan Tsani Duta Al uds International, Farid Zanjabil Al-Ayyubi Relawan Mer-C, Agus Sudarmaji Ketua Umum AWG Periode 2008-2018 , dan Muammar M. H. Milhim Deputi Ambassador Palestina.
Prof Sudarnoto Sekretaris BPH Uhamka sekaligus Ketua Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri MUI dalam wawancaranya menyebut isu palestina dapat dibangun melalui beberapa pendekatan, diantaranya isu Palestina diangkat sebagai knowledge di perguruan tinggi melalui penyebaran ilmu pengetahuan dan sejarah yang dapat dimuat di kurikulum. Ia mengusulkan adanya short course on Palestine, dimana civitas akademika Uhamka dapat mengembangkan pengetahuannya di Palestina. Selain itu, ia juga mendorong adanya Palestine corner, dimana tersedianya ruang dan akses untuk mengakses buku dan sumber tentang Palestina. Mahasiswa juga dapat berkonsultasi dengan ahli dari Palestina dalam penyusunan tugas.
"Lembaga pendidikan itu hadir untuk menciptakan lulusan yang memiliki pengetahuan kognitif yang bisa dibangun di dalam dan luar kelas. Maka kampus menjadi tempat paling pas untuk membangun peradaban ilmu, ahlak, dan softskill. Terkait isu Palestina ini, kita harus jadikan Palestina sebagai knowledge. Kita juga bisa adakan short course on Palestine, baik untuk mahasiswa dan dosen. yang terakhir adalah Palestine Corner, dimana kita sediakan ruang untuk mahasiswa kita menelaah lebih dalam tentang Palestina. Kita juga bisa hadirkan ahli dari Palestina sebagai konsultasi dalam penyusunan tugas," lanjutnya.
Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor mengungkapkan seminar dan pameran ini ditujukan untuk menguatkan literasi perjuangan Palestina pada generasi Z. Narasumber-narasumber yang hadir akan menguatkan pemahaman generasi ini terkait duduk perkara antara Palestina dan Israel. Acara ini juga ditujukan untuk mendongkrak semangat generasi Z untuk turut serta memperjuangkan rakyat Palestina melalui dunia maya.
"Dalam seminar ini terdapat penguatan literasi perjuangan Palestina pada generasi Z untuk mengetahui bagaimana perjuangan saudara-saudara kita melawan ketidakadilan, dengan demikian mereka mendapatkan sumber-sumber yang valid tentang Palestina untuk membekali mereka tentang duduk perkara yang sedang terjadi disana. Yang kedua, untuk menggugah semangat generasi z untuk ikut serta memperjuangkan rakyat Palestina melalui dunia digital," ujarnya.
Selanjutnya, Agus Sudarmaji Ketua Umum AWG Periode 2008-2018 menyampaikan pendidikan menjadi kunci dalam membangun kesadaran generasi Z akan perjuangan Palestina. Dalam konstitusi telah disebutkan, Indonesia akan berjuang hingga penjajahan dihapuskan dari muka bumi. Maka dunia akademi berperan untuk menciptakan generasi masa depan yang berintelektual sehingga memiliki keterikatan secara emosional dengan amanah konstitusi ini, baik di tanah air dan Palestina.
"Pendidikan merupakan kunci untuk membangun kesadaran kita tentang perjuangan Palestina. Sebagaimana amanah konstitusi, dalam UUD 1945 telah disebutkan bahwa Indonesia akan berjuang sampai penjajahan dihapuskan dari muka bumi. Maka dari itu amanah ini harus generasi masa depan miliki sebagai pemimpin, agar mereka memiliki keterikatan secara emosional dengan amanah konstitusi itu sendiri," pungkasnya.
Muammar M. H. Milhim Deputi Ambassador Palestina menegaskan pendidikan berperan penting bagi kemerdekaan Palestina. Satuan pendidikan, khususnya perguruan tinggi akan menciptakan generasi muda yang cerdas dan tangguh. Di masa depan, generasi ini akan menjawab tantangan peradaban, khususnya isu kemerdekaan Palestina.
"Peran Pendidikan bagi kemerdekaan palestina itu sangat penting, karena melalui peran para pelajar terutama yang berasal dari kalangan mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi, kemerdekaan palestina dapat dicapai melalui diplomasi dan perundingan di pertemuan internasional dalam memperjuangkannya. Seperti pejabat, diplomatic, Menteri dan dokter-dokter, mereka berasal dari kaum terpelajar yang memiliki peran sangat besar terhadap perjuangan kemerdekaan palestina," tuturnya. (latif/riz)