JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (Uhamka) terus menunjukkan komitmennya dalam upaya pelestarian lingkungan. Salah satu nya melalui kegiatan “UHAMKA Zero Plastic” hasil kerjasama dengan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah, WWF Indonesia dan Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB).
Tim Uhamka Youth Activist, sebuah tim volunteer mahasiswa Uhamka yang bergerak di bidang lingkungan menjadi inisiator Uhamka Zero Plastic. Tim terdiri dari Siti Nazwa Tuanany, Nia Ayu Diningtyas, Tia Suci Wardani, Siti Nurhanifah, Ida Maesaroh, Nurfadila Zahra, dan Fanysha Nurfitria.
Kegiatan awal dilaksanakan melalui kampanye program. Acara dihadiri oleh puluhan mahasiswa, dosen, serta staf akademik Uhamka. Narasumber yang hadir yaitu Agung Adiputra dosen FKIP Uhamka dan an Rikrik Sunaryadi, aktivis Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB). Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran mahaiswa mengenai pentingnya pengurangan penggunaan plastik sekali pakai di lingkungan kampus.
Acara pelatihan ini dibuka oleh Purnama Syae Purrohman, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (FKIP Uhamka). Dalam sambutannya menyoroti lingkungan kampus. "Penggunaan plastik sekali pakai yang masih tinggi menjadi perhatian serius, terutama di area kampus yang memiliki mobilitas tinggi. Oleh karena itu, Uhamka harus terus mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan" ujarnya.
Pada sesi pertama paparan, Agung Adiputra menekankan pentingnya peran individu dalam mengurangi konsumsi plastik sekali pakai. “Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Jika kita bisa membiasakan diri untuk membawa botol minum sendiri, menggunakan tas belanja yang dapat digunakan kembali, atau menghindari produk plastik sekali pakai, kita sudah memberikan dampak yang luar biasa,” ujarnya.
Agung juga memaparkan sampah plastik merupakan akar masalah bagi kerusakan lingkungan serta dampak buruk plastik terhadap lingkungan serta kesehatan manusia. Menurutnya, plastik yang tidak terurai dalam waktu yang cepat menjadi penyebab utama pencemaran laut dan tanah. Partikel mikroplastik yang terurai dari plastik sekali pakai bahkan telah ditemukan dalam rantai makanan, membahayakan kehidupan laut dan, pada akhirnya, manusia sebagai konsumen akhir.
Dalam pemaparan berikutnya, Agung juga membagikan tips praktis untuk mengurangi penggunaan plastik. "Bawa wadah sendiri saat membeli makanan atau minuman di kantin kampus, gunakan peralatan makan dari bahan stainless steel, serta mengganti sedotan plastik dengan sedotan berbahan bambu atau stainless steel" ujarnya.
Pada sesi kedua, Rikrik Sunaryadi memberikan penjelasan tentang Zero Waste sebagai aksi nyata dalam pengurangan pemakaian limbah plastik dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan kampus. "Upaya untuk mengurangi penggunaan plastik harus dimulai dari kesadaran dan inisiatif dalam diri, misalnya dengan cara menggunakan tumbler sebagai pengganti dari AMDK (air minum dalam kemasan), menggunakan tas belanja ramah lingkungan, bawa bekal makanan, hindari penggunaan sedotan plastik, dan masih banyak lagi".
Aksi dari individu ini sangat efektif dalam pengurangan sampah plastik secara konsisten. Selanjutnya aksi di tingkat komunitas, dimana kegiatan aksi diperluas ke lingkungan sekitar terdekat sepeerti keluarga, teman, tempat, tinggal, dan tempat kerja. Selain itu dalam paparan nya Rikrik juga memberikan tips untuk menerapkan program Zero Waste dalam keberlangsungan suatu event.
Pendidikan lingkungan bagi seluruh elemen kampus sangat penting. Menurut Rikrik, pelatihan dan sosialisasi secara rutin merupakan kunci agar budaya hidup ramah lingkungan dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan akademik. Ia mengungkapkan harapannya agar pelatihan “UHAMKA Zero Plastics” ini menjadi awal dari program berkelanjutan, yang nantinya dapat melibatkan lebih banyak pihak, baik dari mahasiswa, dosen, maupun staf akademik. “Kesadaran lingkungan harus dibangun secara bertahap, dan kampus memiliki peran besar untuk menciptakan generasi yang peduli pada kelestarian lingkungan,” tambahnya.
Sepanjang pelatihan para peserta terlihat sangat antusias, khususnya selama sesi diskusi dengan kedua narasumber. Beberapa mahasiswa menyampaikan pertanyaan mengenai praktik pengelolaan sampah plastik yang efektif di kampus, serta meminta saran untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari. Ada juga yang mengusulkan adanya program pemisahan sampah di kampus untuk memudahkan proses daur ulang. Menanggapi hal tersebut, kedua narasumber menyambut baik usulan ini dan memberikan apresiasi kepada peserta atas inisiatifnya.
Naqiyyah Salsabila, mahasiswa program studi Pendidikan Biologi FKIP Uhamka, mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya perubahan perilaku untuk menjaga lingkungan. “Sebelum mengikuti pelatihan ini, saya tidak begitu sadar bahwa tindakan sederhana seperti membawa botol minum sendiri bisa berdampak besar. Saya berharap program ini bisa berlanjut agar kita lebih terbiasa dengan gaya hidup ramah lingkungan,”.
Pada akhir kampanye, Tim Youth Activist mengumumkan beberapa langkah lanjutan untuk mendukung penerapan gaya hidup tanpa plastik di kampus. Uhamqua Refill Point dan Ecobag Rental Point merupakan program unggulan. Kedua proggam ini akan menempati area-area strategis kampus. Selain itu, Tim Uhamka Youth Activist juga berencana meluncurkan sosialisasi berkala melalui media sosial dan poster-poster yang akan dipasang di sekitar kampus untuk mengingatkan sivitas akademika akan pentingnya pengurangan sampah plastik.
Sebagai penutup, pihak penyelenggara menyampaikan harapannya agar pelatihan “UHAMKA Zero Plastics” ini menjadi awal dari gerakan berkelanjutan dalam mengurangi sampah plastik di lingkungan kampus. Program ini tidak hanya terbatas pada pelatihan dan penyuluhan, tetapi juga mencakup tindakan nyata seperti dengan adanya fasilitas Uhamqua Refill Point dan pengadaan Ecobag Rental Point harapan nya akan menjadi langkah awal pengurangan penggunaan plastik sekali pakai di lingkungan kampus, utamanya di Kampus B Uhamka.
“Dengan adanya pelatihan dan fasilitas yang disediakan oleh kampus, kami berharap seluruh sivitas akademika dapat lebih terlibat aktif dalam menjaga lingkungan. Semoga Uhamka dapat menjadi perguruan tinggi percontohan yang menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan dan menginspirasi perguruan tinggi lain untuk turut mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” ujar Siti Nurhanifah selaku Ketua Tim Uhamka Youth Activist. (Hendra /Tim)