UM Metro Bersiap Dirikan Hotel, Belajar Kunci Sukses dari SM Tower Malioboro

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
227
Dok Istimewa

Dok Istimewa

Langkah ini diambil untuk menciptakan sumber pendapatan baru di luar biaya pendidikan mahasiswa dan mengoptimalkan aset strategis yang dimiliki di pusat kota.

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah (UM) Metro mengambil langkah konkret untuk merealisasikan rencana diversifikasi usaha di bidang perhotelan. Guna mendalami model bisnis dan manajemen yang telah terbukti berhasil, jajaran Badan Pembina Harian (BPH) dan Rektorat UM Metro menggelar kunjungan silaturahmi dan studi banding strategis ke SM Tower Malioboro, Yogyakarta, pada Jum'at (15/8/2025).

Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua BPH UM Metro, Dr. Mukhtar Hadi, M.Si. Turut serta dalam rombongan adalah Sekretaris BPH Dr. Samson Fajar, M.Sos.I; Anggota BPH Ma'ruf Abidin, M.Pd; Rektor UM Metro Dr. Nyoto Suseno, M.Si.; dan Wakil Rektor II Bidang Umum, Keuangan, dan SDM, Dr. Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak., CA.

Rombongan diterima secara langsung oleh Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah, Deni Asy'ari, M.A., Dt. Marajo, yang didampingi oleh jajaran direksi.

Dalam paparannya, Ketua BPH UM Metro, Dr. Mukhtar Hadi, menjelaskan latar belakang di balik rencana besar ini. Menurutnya, sebagai salah satu dari lima universitas Muhammadiyah di Lampung dan yang terbesar, UM Metro tidak bisa lagi hanya bergantung pada sumber pendapatan dari mahasiswa untuk berkembang.

"Kami merasa, mengelola universitas Muhammadiyah ini butuh dana yang cukup besar untuk bisa maju. Dalam situasi kami, mahasiswa aktif yang stabil berada di kisaran 5.000-an, meskipun yang tercatat di PDDikti bisa 7.000 hingga 8.000. Ada selisih 20-30 persen yang tidak aktif atau bermasalah dalam pembayaran," ungkap Mukhtar Hadi. "Kami merasa kalau universitas hanya mengandalkan sumber dana dari mahasiswa, itu akan sangat terbatas."

Untuk itu, UM Metro berencana mengoptimalkan aset tanah strategis seluas kurang lebih 3.500 meter persegi yang berada di pusat kota, berdekatan dengan komplek persyarikatan. Lahan ini sebelumnya pernah memiliki bangunan yang difungsikan sebagai wisma dengan enam kamar.

"Kota Metro ini kota kecil dengan penduduk sekitar 170 ribuan, tapi dikenal sebagai kota pendidikan yang nyaman. Kami punya niat besar untuk mengembangkan tanah kami di pusat kota itu menjadi sebuah hotel yang representatif," tambahnya.

Direktur Utama Suara Muhammadiyah, Deni Asy'ari, MA, Dt Marajo menyambut hangat inisiatif UM Metro. Ia memvalidasi bahwa tren perguruan tinggi mencari sumber pendapatan baru kini menjadi sebuah keniscayaan, terutama di tengah tantangan penurunan jumlah pendaftar mahasiswa secara umum.

Deni melihat potensi Metro sangat besar, bukan hanya karena statusnya sebagai kota pendidikan, tetapi juga karena pergeseran tren ekonomi dan pariwisata.

"Saya sudah banyak mendengar bahwa sekarang Lampung tidak hanya sekedar kota transit, tapi juga kota tujuan pendidikan, transaksi perdagangan, dan wisata. Pergerakan ekonomi dari Jawa sekarang mulai banyak bergerak ke Barat (Sumatera)," analisis Deni.

Ia menyoroti satu keunggulan utama yang dimiliki Metro seperti belum adanya hotel yang menjadi ikon kota. "Ini peluangnya besar karena kompetitornya kecil. Belum ada properti hotel yang ikonik di sana. Ketika kita yang pertama mendirikan hotel ikonik, saya pikir referensi dan mindset orang saat masuk ke Metro akan tertuju pada hotel kita," tegasnya.

Mengutip pengalamannya, Deni memberikan sebuah filosofi bisnis yang kuat. "Kalau Anda tidak bisa menjadi yang pertama, jadilah yang berbeda. Apalagi kita bisa ambil dua-duanya: menjadi yang pertama dan berbeda. Peluang pasarnya sangat terbuka."

Deni Asy'ari membagikan kunci sukses pengelolaan hotel di bawah naungan Suara Muhammadiyah, seperti kisah akuisisi sebuah hotel di Berau, Kalimantan Timur, yang nyaris mati dengan okupansi 5% menjadi hotel yang sehat. Kuncinya adalah diferensiasi dan memanfaatkan kekuatan jaringan.

"Bisnis itu persoalan diferensiasi. Kalau kita bisa menghadirkan sesuatu yang berbeda dari hotel lain, kenapa harus takut? Di SM Tower ini kami menghadirkan konsep hotel literasi," jelasnya.

Selain menyasar pasar umum, Deni menyarankan UM Metro untuk memaksimalkan pasar primer yang pasti, yaitu warga dan simpatisan Muhammadiyah. "Walaupun bisnis ini inklusif, kita harus berpikir ada pasar primer. Kami membuat pola kerja sama untuk memastikan minimal sekian persen hotel ini diisi dari kegiatan persyarikatan Muhammadiyah," tandasnya. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PRINGSEWU, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten P....

Suara Muhammadiyah

22 April 2025

Berita

GRESIK, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) kembali menjadi tuan rumah kegiat....

Suara Muhammadiyah

24 May 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus menunjukkan ko....

Suara Muhammadiyah

20 June 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhamm....

Suara Muhammadiyah

29 April 2025

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Muhammadi....

Suara Muhammadiyah

29 May 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah