PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) resmi meluncurkan program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat 2024 (Kosabangsa) di Desa Bantarkulon, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan pada Sabtu (12/10).
Program ini bertujuan memberdayakan kelompok tani melalui inovasi produk berbahan dasar kopi, daun cengkeh, dan kapulaga. Melibatkan kolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai tim pendamping, program ini diharapkan meningkatkan pendapatan masyarakat, menjaga kelestarian lingkungan, dan membangun potensi ekonomi lokal.
Acara pembukaan yang berlangsung di Gedung Balaidesa Desa Bantarkulon ini dihadiri berbagai pihak, termasuk akademisi, pemerintahan, perbankan, dan masyarakat setempat. Sambutan hangat diberikan oleh Kepala Desa Bantarkulon Sumadri, serta Ketua Kelompok Tani Tani Maju Rochim, yang mengapresiasi perhatian besar dari UMPP.
Kegiatan ini dimulai dengan sambutan dari Ketua Tim Pelaksana UMPP Alfa Yuliana Dewi, yang memaparkan tujuan utama program ini. Ia menyebutkan bahwa Kosabangsa adalah langkah konkret untuk menghubungkan inovasi akademik dengan kebutuhan masyarakat. Ketua Tim Pendamping UMS Kun Harismah, turut memberikan apresiasi atas kerja sama kedua universitas dan pemberdayaan masyarakat.
Momen paling dinanti adalah prmbukaan resmi program oleh Kepala LPPM UMPP Nuniek Nizmah Fajriyah, yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali. Dalam sambutannya ia menyampaikan harapan agar Kosabangsa dapat menjadi inspirasi bagi program serupa di masa depan.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Mudatsir, perwakilan Bank Indonesia Tegal, yang membahas model UMKM berbasis kopi, memberikan wawasan tentang pentingnya inovasi produk dan strategi pemasaran. Selain itu, Tim Pelaksana UMPP memaparkan tahapan pelaksanaan program, mulai dari pelatihan produksi hingga pemasaran produk inovatif, seperti miuman dan sabun kesehatan berbahan dasar kopi.
Tak hanya melibatkan dosen, program ini juga diikuti oleh delapan mahasiswa lintas program studi UMPP, termasuk Farmasi, Fisioterapi, dan Informatika. Mereka akan berperan dalam pelaksanaan program di lapangan, mendampingi masyarakat dalam mengembangkan produk hingga strategi pemasarannya.
Kehadiran perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pekalongan dan Bank Indonesia Tegal menunjukan dukungan penuh pemerintah dan Lembaga keuangan terhadap program ini. Sebagai penutup, acara ini dimeriahkan dengan sesi diskusi interaktif yang memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyapaikan ide dan masukan. Sambutan hangat serta antusiasme masyarakat menambah semangat tim pelaksana untuk terus berinovasi.
Dengan dimulainya program ini, UMPP berharap mampu menjadi katalisator peribahan di Desa Bnatarkulon, komitmen UMPP untuk terus memberdayakan masyarakat melalui pendekatan inovatif pun menjadi motivasi tersendiri bagi seluruh pihak yang terlibat. Kosabangsa 2024 menjadi bukti bahwa sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Semoga Desa Bantarkulon menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya untuk berdaya dan mandiri. (Pand/Cris)