SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus membuktikan komitmennya dalam pengembangan inovasi berbasis riset. Salah satu terobosan terbaru datang dari penelitian yang dipimpin oleh Prof. Kun Harisma, Ph.D., Guru Besar bidang Ilmu Teknik Kimia di UMS.
Bersama timnya, Ia berhasil menciptakan formulasi aromaterapi kombinasi minyak daun cengkeh, minyak adas, minyak kayu putih, dan Virgin Coconut Oil (VCO). Proyek ini didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi melalui pendanaan program prototipe.
Guru Besar bidang Ilmu Teknik Kimia UMS itu menjelaskan bahwa produk ini tidak hanya menawarkan manfaat kesehatan seperti sifat antibakteri dan antioksidan, tetapi juga memiliki potensi besar dalam industri kesehatan dan kecantikan.
"Inovasi ini adalah jawaban atas kebutuhan masyarakat terhadap produk alami yang aman dan efektif. Kami berharap dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi lokal," jelasnya Kamis, (5/12).
Produk aromaterapi ini, lanjutnya, telah melewati serangkaian uji klinis awal yang mencakup uji stabilitas, keamanan, dan efektivitas aroma. Selain itu, keunggulan lain dari produk ini adalah penggunaan bahan baku alami yang mendukung keberlanjutan lingkungan serta potensi untuk masuk ke pasar internasional.
Dalam tiga tahun ke depan, pengembangan produk ini direncanakan untuk memasuki pasar komersial dengan merek Clovena. "Kami juga berencana mendaftarkan merek dan memperluas riset untuk diversifikasi produk seperti krim pijat dan hand sanitizer berbasis minyak atsiri," tambahnya.
Produk ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi kesehatan alami, tetapi juga memberikan dampak positif bagi petani lokal dan industri minyak atsiri di Indonesia. Dengan strategi pemasaran yang tepat, produk ini siap bersaing di pasar global.
"Inovasi ini diawali dengan konsep three in one, yaitu kombinasi minyak daun cengkih, minyak adas, dan minyak kayu putih dengan VCO. Kini kami mengembangkan menjadi produk five in one dengan menambahkan manfaat antioksidan dan antiseptik serta perbaikan formulasi untuk memberikan efek relaksasi yang lebih optimal," ujarnya.
Produk ini merupakan solusi multiguna yang dirancang tidak hanya untuk kebutuhan aromaterapi, tetapi juga untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
"Dengan harga terjangkau, kami berharap produk ini dapat menggantikan bahan impor, memberdayakan pengrajin lokal, serta memanfaatkan sumber daya alam Indonesia," tambahnya.
Tim penelitian kali ini juga melibatkan kolaborasi multidisiplin. "Kami bekerja sama dengan Dr. Muhammad Mujiburrahman dan Prof. Dr. Muhtadi, M.Si., yang membantu dalam perancangan alat produksi, sehingga proses pengembangan menjadi lebih efisien dan terstandarisasi," jelasnya.
Kun Harisma optimis bahwa inovasi ini akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga akademisi. Selain mendukung program pemerintah Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong pemanfaatan produk lokal, produk ini diharapkan dapat diekspor ke luar negeri dan memperkenalkan kekayaan alam Indonesia ke pasar global.
"Dengan produk ini, kita dapat menunjukkan bahwa bahan alami Indonesia bisa menjadi solusi unggulan, menggantikan bahan sintetis, dan membuka peluang ekonomi bagi pengrajin lokal, khususnya di Solo Raya," pungkasnya. (Fika/Humas)