BANTUL, Suara Muhammadiyah - Upaya dari pengimplementasian pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat senantiasa dikembangkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), melalui tingginya keterlibatan UMY dalam ketiga bidang tersebut. Berbagai inovasi yang diciptakan pun menjadi pilar bagi UMY untuk meningkatkan paten, hak cipta dan produk unggulan yang akan dimanfaatkan untuk penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Atas kinerja yang didasari oleh nilai keislaman tersebut, UMY kembali mendapatkan posisi dalam klasterisasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terhadap perguruan tinggi di bidang riset dan pengabdian pada masyarakat.
Wakil Rektor UMY Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Sukamta, M.T., IPM. menyebutkan bahwa klasterisasi di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi ini merupakan salah satu bukti atas dedikasi perguruan tinggi terhadap riset dan pengabdian pada masyarakat. Ia menyampaikan bahwa UMY menjadikan nilai keislaman sebagai landasan implementasi tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, sehingga menjadikan UMY memiliki empat kewajiban atau catur dharma.
“Dharma keempat yaitu nilai keislaman ini yang menginfiltrasi tiga dharma sebelumnya, dan menjadikannya tidak terpisahkan. Seluruhnya telah kami dukung dan upayakan untuk menciptakan kultur pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang baik, sehingga UMY dapat menjadi salah satu garda terdepan dari persyarikatan Muhammadiyah untuk mencerahkan umat dalam hidup berkebangsaan,” ujar Sukamta saat ditemui di ruangannya pada Rabu (3/1).
Klasterisasi perguruan tinggi yang berdasarkan kinerja penelitian dan pengabdian pada masyarakat ini ditetapkan oleh Kemendikbudristek sebagai pengelompokan perguruan tinggi yang disesuaikan dengan kualifikasi kinerjanya. Data kinerja yang menjadi acuan klasterisasi ini telah terverifikasi dan meliputi beberapa variabel berupa penulis, afiliasi, artikel maupun buku yang terpublikasi, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan kekayaan intelektual.
Sukamta juga menyampaikan bahwa sejak tahun 2017, UMY semakin gencar untuk melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan meningkatkan alokasi pendanaan secara signifikan. Menurutnya, UMY telah memenuhi batas yang disarankan oleh pemerintah terkait alokasi pendanaan untuk penelitian dan pengabdian masyarakat. Klasterisasi yang telah diterima pun tidak hanya menjadikan UMY mendapatkan dana penunjang penelitian dan pengabdian, namun juga membuka peluang untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya.
“Kami senantiasa mengimbau para dosen bahwa penelitian dan pengabdian sudah merupakan kewajiban dan bukan opsional. Dengan bantuan sumber daya yang dimiliki, kualitas yang dihasilkan pun akan semakin meningkat dan dapat berkolaborasi sekaligus berkompetisi dengan sesama peneliti baik dalam maupun luar negeri. Berbagai upaya tersebut juga harus menjadi bagian dalam menunjang proses pendidikan di kampus, karena pendidikan merupakan esensi utama perguruan tinggi dalam menjadikan mahasiswa memiliki kompetensi tinggi,” tegas Sukamta.
Guru Besar UMY di bidang teknik mesin ini pun menekankan bahwa mahasiswa akan selalu menjadi penerima manfaat terbesar dari hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Ini sesuai dengan tujuan dari kurikulum yang telah disusun, sehingga mahasiswa mendapatkan kompetensi yang dapat diaplikasikan dan tidak terbatas pada teori semata. (ID)