JAKARTA, Suara Muhammadiyah - LAZISMU Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Divisi Research and Development (R&D) telah melakukan Riset Model Pemberdayaan Ekonomi Umat kepada empat program Pemberdayaan UMKM berdasarkan rekomendasi tiga LAZISMU tingkat Wilayah, yaitu LAZISMU Wilayah DI Yogyakarta, LAZISMU Wilayah Jawa Tengah dan LAZISMU Wilayah Jawa Timur.
Keempat program tersebut terdiri dari Program Akselerasi Pengembangan Mocaf di Kabupaten Gunungkidul (Kolaborasi LAZISMU Wilayah DI Yogyakarta dan Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta), Sekolah Bisnis Sragen Spesial UMKM Binaan LAZISMU Kabupaten Sragen (Kolaborasi antara LAZISMU Kabupaten Sragen dan Talent Center), Bankziska (Kolaborasi antara LAZISMU Wilayah Jawa Timur dan BMT Hasanah), serta Program Pemberdayaan Ternak Mandiri "SUKET IJO" (Kolaborasi antara LAZISMU Kabupaten Batang, Nasyiatul 'Aisyiah, peternak kambing setempat, serta Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Batang).
Hasil Riset Model Pemberdayaan Ekonomi Umat ini dijelaskan pada kegiatan diseminasi dalam acara Webinar bertajuk "Strategi Pemberdayaan Ekonomi Umat: Diseminasi Hasil Riset Program Ekonomi LAZISMU" pada Selasa (28/02) secara daring. Acara ini menghadirkan Dr. Restiyana Agustine, S.Pt., M.Sc. (Peneliti R&D) dengan memaparkan Presentasi Hasil Penelitian Model Pemberdayaan Ekonomi Umat Dengan Dana ZISKA LAZISMU, Warti (Ketua Kelompok Tani Ngudi Sari) selaku perwakilan penerima manfaat yang sukses menjalankan usaha Mocaf, serta Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom.,Cand.Merc., Ph.D (Dosen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada – Pengurus PP Aisyiah) yang mengupas "Model Pemberdayaan Ekonomi yang Ideal".
Pada paparan Presentasi Hasil Penelitian Model Pemberdayaan Ekonomi Umat Dengan Dana ZISKA LAZISMU, Dr. Restiyana Agustine, S.Pt., M.Sc. (Peneliti R&D) mengungkapkan, pada Program Akselerasi Pengembangan Mocaf di Kabupaten Gunungkidul terjadi peningkatan pendapatan keluarga penerima manfaat program ini. Penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) oleh Lazismu Wilayah DI Yogyakarta melalui program akselerasi pengembangan mocaf berdampak pada peningkatan pendapatan keluarga anggota Kelompok Wanita Tani Ngudi Sari. Perubahan yang sangat dirasakan adalah saat Lazismu Wilayah DI Yogyakarta menyalurkan bantuan dengan dana ZIS dalam bentuk rumah pengering mocaf.
Restiyana juga merekomendasikan Lazismu bersama mitra dapat memberikan pendampingan dalam pengembangan mocaf dari segi inovasi. "Lazismu DI Yogyakarta juga perlu melakukan assessment untuk mengetahui seberapa banyak modal usaha yang diperlukan untuk mengembangkan usaha dan merumuskan bentuk bantuan yang paling sesuai untuk Kelompok Wanita Tani Ngudi Sari pada masa depan," ujarnya.
Sekolah Bisnis Sragen Spesial UMKM Binaan LAZISMU Kabupaten Sragen (Kolaborasi antara LAZISMU Kabupaten Sragen dan Talent Center), lanjut Restiyana, juga berdampak pada peningkatan pendapatan penerima manfaat. Penerima manfaat yang sebelumnya pernah mendapatkan bantuan dari Program Pemberdayaan Ekonomi Lazismu Kabupaten Sragen telah memiliki pendapatan di atas UMK Kabupaten Sragen. "Setelah mengikuti program Sekolah Bisnis Sragen Spesial UMKM Binaan LAZISMU Kabupaten Sragen, pendapatan mereka mengalami peningkatan kembali," sambungnya.
Bankziska (Kolaborasi antara LAZISMU Wilayah Jawa Timur dan BMT Hasanah) juga memiliki peran penting dalam pemberdayaan UMKM. Hasil dari penelitian ini, ujar Restiyana, menunjukkan bahwa rataan pendapatan keluarga per bulan mengalami peningkatan setelah mendapatkan bantuan program Bankziska. Peningkatan pendapatan ini tentunya berhubungan dengan para penerima manfaat yang lambat laun mulai terlepas dari jeratan utang rentenir, sehingga pendapatan usaha setiap harinya tidak digunakan untuk membayar utang dengan bunga yang tinggi.
Sementara itu, program Pemberdayaan Ternak Mandiri "SUKET IJO" (Kolaborasi antara LAZISMU Kabupaten Batang, Nasyiatul 'Aisyiah, peternak kambing setempat, serta Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Batang). Rataan pendapatan keluarga per bulan anggota kelompok "SUKET IJO" mengalami peningkatan setelah mengikuti program Tani Ternak. Bagi anggota kelompok "SUKET IJO" yang mendapatkan giliran untuk memelihara kambing, tambahan pendapatan akan didapatkan setelah kambing dipelihara selama tiga bulan kemudian dijual. Selisih harga jual dan harga beli akan menjadi hak pemelihara dan sebagian dari pendapatan tersebut harus dimasukkan ke dalam infak.
Menanggapi hasil penelitian ini, Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom.,Cand.Merc., Ph.D (Dosen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada – Pengurus PP Aisyiah) yang mengupas "Model Pemberdayaan Ekonomi yang Ideal" menyebutkan, pemberdayaan masyarakat memiliki peran penting untuk meningkatkan kontrol, kemandirian, dan partisipasi dalam kehidupan pelakunya. Tujuannya adalah membantu individu atau kelompok yang kurang berdaya agar dapat mengatasi masalah, memperbaiki kondisi kehidupan, dan mengambil peran aktif dalam pembangunan masyarakat.
"Pemberdayaan masyarakat juga melibatkan proses penghilangan hambatan-hambatan struktural dan sosial yang menghambat individu atau kelompok untuk mencapai potensi penuh mereka," tegas Nurul Indarti.
Kajian semacam ini, lanjut Nurul Indarti, perlu dilakukan untuk meningkatkan program pemberdayaan yang telah dijalankan. Pembelajaran dalam kaitannya dengan pemberdayaan, tidak hanya satu titik, namun berkelanjutan. "Kajian ini bisa direplikasi oleh lembaga lain atau di daerah lain," sambungnya.
Warti (Ketua Kelompok Tani Ngudi Sari) selaku perwakilan penerima manfaat yang sukses menjalankan usaha Mocaf menceritakan, awalnya singkong hanya bisa dijual murah. Ia pun bersama teman-teman berupaya membuat tepung mocaf dan berbagai olahan lainnya. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam pengolahan tersebut.
"Harapan kami, seluruh lapisan masyarakat bisa mengenal tepung mocaf sehingga bisa terjual dengan pasar yang luas dan menyejahterakan keluarga dan masyarakat lainnya," tutupnya.
Berdasarkan data capaian Indikator Kinerja Aksi Layanan LAZISMU (IKAL) LAZISMU Nasional tahun 2022, sebanyak 1.742 pelaku UMKM telah diberdayakan oleh LAZISMU di seluruh Indonesia. Model kegiatan pemberdayaan yang dijalankan di antaranya adalah pemberian modal, alat usaha, pelatihan-pelatihan manajemen usaha kecil, pembentukan kelompok usaha, dan pendampingan langsung kepada pelaku usaha. Pada Pilar Ekonomi, LAZISMU menjalankan berbagai program, di antaranya adalah Pemberdayaan UMKM, Masyarakat Ternak Mandiri, Tani Bangkit, Ketahanan Pangan Keluarga, serta Keuangan Mikro.