92 Tahun Pemuda Muhammadiyah Menuju Indonesia Emas
Oleh: Rumini Zulfikar (Gus Zul), Penasehat PRM Troketon
"Pemuda merupakan sentral perubahan dalam sebuah peradaban." - "Beri aku 10 pemuda untuk mengguncang dunia." (Soekarno)
Pada tanggal 2 Mei 2024, Pemuda Muhammadiyah genap berusia sembilan puluh dua tahun sejak berdirinya pada 26 Dzulhijah 1350H / 2 Mei 1932M. Usia ini hampir mencapai satu abad, yang merupakan usia yang matang. Selain itu, usia sembilan puluh dua tahun adalah anugerah dari Allah. Oleh karena itu, kita harus bersyukur atas nikmat ini. Dengan usia sembilan puluh dua tahun, Pemuda Muhammadiyah masih eksis dan terus berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang bertumpu pada gerakan amal ma'ruf nahi mungkar karena Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom di bawah Persyarikatan Muhammadiyah.
Tujuan dari pendirian Pemuda Muhammadiyah adalah "menghimpun dan mendidik pemuda-pemuda Islam untuk menegakkan ajaran Islam, melakukan amar ma'ruf nahi mungkar, serta menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna."
Sejak berdirinya, Pemuda Muhammadiyah mengalami dinamika dalam organisasi, dengan pasang surut yang wajar. Dinamika ini menunjukkan kedewasaan dalam pribadi-pribadi pimpinan dan kader Pemuda Muhammadiyah itu sendiri. Beberapa pimpinan yang pernah memimpin Pemuda Muhammadiyah, seperti Din Syamsudin, Hajriyanto Y. Thohari, Izul Muslimin, Imam Ad-Daruqutni, Saleh Dauleh, Dahnil Anzar Simanjuntak, dan Sunanto, telah menghadapi tantangan dan mengambil berbagai pilihan, termasuk pilihan politik praktis dalam berdakwah, yang merupakan bagian dari dakwah itu sendiri.
Menyambut Indonesia Emas
Empat pilar Pemuda Negarawan menjadi tema besar atau visi Pemuda Muhammadiyah dalam empat tahun ke depan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla. Empat pilar tersebut adalah:
- Meneguhkan gerakan Pemuda Muhammadiyah yang berkemajuan
- Meneguhkan gerakan kewirausahaan/entrepreneur.
- Meneguhkan sebagai gerakan ilmu.
- Meneguhkan sebagai gerakan identitas politik kebangsaan.
Empat poin ini sangat strategis bagi Pemuda Muhammadiyah untuk mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan pemuda sebagai kunci. Sebuah tindakan atau eksekusi dari pemikiran ini hanya menunggu keberanian untuk mewujudkannya, sehingga tidak menjadi sekadar mimpi atau angan-angan belaka.
Makna simbol Pemuda Muhammadiyah, yaitu bunga melati yang melambangkan keharuman, dan tulisan "Fastabiqul Khairot" yang berarti berlomba-lomba dalam kebajikan, memberikan kesimpulan bahwa jika pimpinan, kader, dan anggota Pemuda Muhammadiyah menanamkan nilai-nilai kebajikan, maka keharuman akan datang dengan sendirinya.
Semoga mimpi besar pemuda menjadi pionir dalam rangka menuju Indonesia Emas terwujud.