YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Banyak jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SwT (Taqarrub Illallah). Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta Abdus Samik Sandhi menyingkap, melalui beberapa hal. Pertama sujud. Secara fisik, sujud menempatkan manusia pada titik terendah, tetapi secara spiritual, itulah saat paling dekat dengan Sang Khalik.
“Kalau kita ingin mendekatkan diri kepada Allah, maka perbanyaklah berdoa di dalam sujud,” katanya saat Kajian Sabtu Pagi Fathul Asrar Miftahus Sa’adah, Sabtu (17/5).
Kedua berzikir. Memperbanyak zikir dan doa merupakan alternatif untuk mendekatkan diri kepada Allah. “Berdzikir itu ingat kepada Allah, tetapi banyak orang kemudian menyempitkan pemaknaan zikir itu dengan semata-mata hanya menyebut asma-asma Allah,” sebutnya.
Zikir dalam pengertian lebih luas, sambung Samik, tidak sekadar ingat dengan asma-asma Allah, akan tetapi ingat kepada apa-apa yang menjadi ketentuan Allah.
“Termasuk menjadi aturan-aturan Allah kepada manusia, sehingga kalau orang itu hanya ingatnya kepada dzat dan asma Allah, orang cenderung pasif, yang penting ingat Allah Maha Pemberi,” ucapnya.
Oleh karena itu, dalam konteks zikir ini, Samik meminta agar dilakukan perluasan pemaknaan. Bahwa melalui implementasi zikir, orang akan ingat kepada Allah, juga pada saat yang sama ingat dengan hal yang telah ditentukan dan dilarang oleh Allah kepada manusia.
“Orang akan tergerak untuk menjalankan apa yang dingatnya itu (ketentuan tersebut). Di situlah kemudian terbukti orang itu zikirnya semakin kuat, tidak hanya di lisan. Zikir yang benar adalah ingat kepada Dzat Allah, kekuasaan Allah, dan ketentuan-ketentuan Allah,” tegasnya.
Ketiga, dengan shalat. Shalat yang dilakukan dengan khusyuk. “Shalat itu bisa juga bagian daripada dzikir,” terangnya. Tersebut di Qs Ta-Ha [20] ayat 14, “maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” Juga di Qs Al-Ankabut [29] ayat 14, bahwa mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).
“Maka kalau ada orang yang sampai-sampai mengorbankan shalat wajibnya. Shalat harus dengan khusyuk. Oleh karena itu, peningkatan kualitas shalat kita juga bagian dari zikir, yang di dalam shalat itu juga bisa ada secara lisan, mengandung zikir yang biasa kita ucapkan,” ujarnya.
Keempat, berkurban. Dalam bahasa Arab berqurban mewakili kata taqorrub, yakni mendekatkan diri kepada Allah dengan mengorbankan sesuatu yang sangat baik bahkan kepada sesama manusia.
Dalam arti lain qurban bisa diartikan dengan dzikir, dzikir dalam pengertian luas adalah mengingat Allah. “Tidak hanya mengingat kepada dzat Allah, tetapi juga mengingat apa-apa yang menjadi ketentuan Allah,” tukasnya.
Keempat, membaca surat-surat cinta Allah yakni al-Qur’an. “Minimal kita bisa membaca artinya sehingga dapat memahami makna al-Qur’an,” bebernya. Dan kelima, memperbanyak doa dan amal saleh. (Cris/Tia)