MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 40 lansia dari tiga cabang Aisyiyah di Kota Makassar mengikuti kegiatan Pesantren Lansia Ramadhan 1446 H yang berlangsung selama tiga hari, mulai 19 hingga 21 Maret 2025. Acara ini diselenggarakan oleh Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulawesi Selatan, dan bertempat di Gedung Serbaguna Aisyiyah, Jl. HM. Yusuf, Makassar. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi serta meningkatkan kualitas hidup para lansia dengan berbagai materi dan aktivitas yang mendukung kesejahteraan mereka.
Pesantren Lansia menghadirkan enam narasumber yang membawakan berbagai materi penting. Prof. Dr. Hj. Muliati Amin, M.Ag menyampaikan materi tentang Aqidah dan Ibadah, memberikan pemahaman mendalam mengenai nilai-nilai spiritual dalam menjalani kehidupan lansia. Eka Damayanti, S.Psi., MA, seorang pakar psikologi, membawakan materi tentang Psikologi Lansia yang membantu peserta memahami cara mengelola emosi dan kesehatan mental mereka.
Kemudian Junaeda Rasyad, SKM., M.Kes, membahas Kesehatan Fisik dan Reproduksi Lansia, memberikan wawasan mengenai cara menjaga tubuh tetap sehat di usia senja. Sementara itu, Prof. Dr. Hj. Siti Aisyah Kara, M.A menyampaikan materi tentang Komunikasi Efektif dalam Keluarga, yang bertujuan membantu lansia tetap menjalin hubungan yang harmonis dengan keluarga dan lingkungan sekitar.
Selanjutnya adalah Dr. Hj. Adibah Muflihati, S.Th.I., M.Si, memaparkan tentang peran Lansia sebagai Warga Negara, menekankan hak dan tanggung jawab lansia dalam kehidupan sosial. Sebagai bagian dari rekreasi edukatif, Murlina, SH mengajarkan cara pembuatan ketupat, yang tidak hanya bernilai budaya tetapi juga melatih koordinasi dan daya ingat para lansia.
Pesantren Lansia ini melibatkan peserta dari PCA Tamalate, PCA Mamajang, dan PCA Tello Barru, dengan rentang usia 60 hingga 78 tahun. Narasumber yang diundang merupakan pakar dari Pimpinan Pusat Aisyiyah, Pimpinan Wilayah Aisyiyah, serta ahli di bidang psikologi dan kesehatan lansia. Panitia yang bertanggung jawab telah melakukan serangkaian rapat persiapan guna memastikan kelancaran kegiatan ini.
Kegiatan ini memberikan manfaat besar bagi para lansia, baik dari segi kesehatan fisik, mental, maupun sosial. Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial PWA Sulsel, Murlina, SH, menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk menciptakan lansia yang taqwa, aktif, dan mandiri. Para peserta juga menyatakan kebahagiaan mereka, seperti yang diungkapkan oleh Hj. Zohra Marzuki dari PCA Mamajang, yang merasa mendapatkan ilmu baru dan berharap program ini terus berlanjut.
Meskipun antusiasme peserta sangat tinggi, terdapat beberapa tantangan dalam pelaksanaan kegiatan ini, seperti masih adanya mindset yang membatasi aktivitas lansia di luar rumah dan kurangnya tempat berkumpul khusus bagi mereka. Sebagai solusi, panitia mengusulkan pembentukan “day care” di setiap cabang dan ranting untuk mendukung kegiatan sosial dan edukatif bagi lansia. Selain itu, sinergi dengan Puskesmas dan Dinas Sosial juga terus diperkuat guna meningkatkan kesejahteraan lansia. Day care adalah layanan yang menyediakan perawatan dan pengawasan bagi berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Pesantren Lansia Ramadhan 1446 H telah memberikan dampak positif dan menjadi program yang diharapkan dapat terus berlanjut di masa mendatang. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kegiatan ini dapat menjadi model edukasi dan pembinaan lansia yang lebih baik, tidak hanya di Sulawesi Selatan, tetapi juga di wilayah lainnya. Semoga program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi lebih banyak lansia di Indonesia.(hfs/*)