SURAKARTA, Suara Muhammadiyah — Suasana haru dan kebanggaan menyelimuti prosesi Akhirussanah Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen (DIMSA) yang digelar pada Ahad pagi, 25 Mei 2025, di The Sunan Hotel Solo. Kegiatan ini merupakan pelepasan santri SMP Angkatan ke-22 dan Madrasah Aliyah Angkatan pertama, yang menjadi tonggak sejarah tersendiri bagi pondok pesantren yang telah berdiri sejak 1989 dan terus berkembang di bawah naungan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen.
Acara dimulai pukul 08.30 WIB dengan susunan acara pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh ananda Kholid Ihsanudin, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah, dan Mars DIMSA. Doa dipimpin oleh KH. Mustaqim, M.Ag (Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen) yang mengiringi prosesi dengan suasana khusyuk.
Sambutan pertama disampaikan oleh Direktur Pondok Pesantren DIMSA, KH. Ali Rosyidhi, S.Pd, MM yang mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh wali santri atas kepercayaan yang diberikan. Beliau menegaskan bahwa Pondok Pesantren DIMSA adalah bentuk ikhtiar Muhammadiyah dalam mencetak generasi unggul, kader Persyarikatan, Ummat, dan Bangsa.
“Kami berusaha menghadirkan pendidikan yang menyeluruh, akademik dan karakter, dan dalam tiga tahun terakhir ini terbukti dengan capaian lebih dari 800 prestasi santri di berbagai bidang,” tutur KH. Ali Rosyidhi.
Sambutan kedua dari Prof. Dr. H. Bambang Sumardjoko, M.Pd (Dewan Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal(PNF) PWM Jawa Tengah) yang mengapresiasi kualitas pendidikan di DIMSA. Ia menekankan pentingnya pendidikan sebagai bentuk pemberdayaan manusia yang tidak hanya cerdas secara akademik, namun juga berkarakter dan berakhlak.
“Pendidikan itu adalah proses memanusiakan manusia. Melalui Muhammadiyah, pendidikan Indonesia bisa menjangkau dunia. Maka santri DIMSA harus jadi bagian dari kebangkitan itu,” ungkap beliau.
Setelah sambutan, prosesi wisuda berlangsung dengan khidmat, termasuk penyerahan piagam ucapan selamat langsung dari KH. Ali Rosyidhi. Momen haru juga terasa dalam sesi lagu persembahan santri, janji alumni oleh Ulil Abdurrosyid Ridho, serta kesan pesan wali santri yang disampaikan oleh wali dari ananda Najwa Ayu Izzatuz Zahra.
“Terima kasih kepada seluruh ustadz dan ustadzah DIMSA yang telah membimbing putra putri kami dengan penuh cinta. Ini adalah awal dari langkah yang lebih besar,” ungkap sang wali.
Perwakilan santri, Irsyad Hamam (kelas 12 MA) dalam kesan pesannya mengatakan, “Jika kami mampu melalui proses di DIMSA, kami percaya kami juga mampu menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan.”
Salah satu momen istimewa dalam acara ini adalah penyerahan wakaf produktif berupa mesin Blow Moulding Botol senilai Rp135.495.000,- dari santri kelas 9 SMP dan kelas 12 MA sebagai bentuk kontribusi untuk pondok.
Kegiatan juga dimeriahkan oleh Orasi Ilmiah dari Prof. Dr. Zuly Qodir, M.Ag (Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), yang menyampaikan tiga poin penting dalam pendidikan: menemukan potensi diri, menghargai waktu dan integritas pribadi, serta pentingnya daya tahan menghadapi tantangan masa depan.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan beasiswa santri berprestasi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta oleh Dr. Bachtiar Dwi Kurniawan, salah satu alumni DIMSA, serta penghargaan santri berprestasi:
Santri SMP DIMSA:
● Tahfidz 30 Juz: Muhammad Athif Aminudin, Fadhiliam Sulistianto, Fathullah Furqon Arrasid, Hanif Farzan Nurisno.
● Prestasi akademik terbanyak: Fata Faezra Ahmad Muzaffar & Jend Equilla Balqis (masing-masing 22 kejuaraan).
● Prestasi non-akademik: Dzaky Abyan Ramadhan.
● Nilai tertinggi: Kalila Nur Rahmah (rata-rata 92,67).
Santri MA DIMSA:
● Prestasi terbanyak: Frisa Casela Arashi (12 kejuaraan).
● Nilai rapor tertinggi: Naufa Hasifah (rata-rata 92,45).
● Tahfidz terbaik: Amalia Duratun Nazila (7 Juz).
● Baca Kitab Gundul terbaik: Ahmad Ja’far Shodiq.
Acara ditutup dengan penuh suka cita, membawa harapan besar bahwa para santri DIMSA akan menjadi generasi yang membawa cahaya Islam, keunggulan ilmu, dan akhlak mulia di manapun mereka berada. (diko)