Akuntabilitas Manajemen Koperasi Syariah

Publish

21 February 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
152
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Akuntabilitas Manajemen Koperasi Syariah

Oleh: Pepi Januar Pelita, Dosen FKIP Universitas Muhammadyah Bogor Raya dan Ketua KJKS Khaira Ummah

Koperasi merupakan soko guru ekonomi. Koperasi telah menjadi bagian penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Sejarah koperasi di Indonesia dimulai pada zaman kolonial Belanda, dimana koperasi pertama kali didirikan oleh para petani untuk mengatasi kesulitan ekonomi mereka.

Koperasi terus tumbuh dan berkembang di Indonesia dan menjadi salah satu instrumen penting dalam upaya mengatasi kemiskinan dan mendukung ekonomi rakyat. Pemerintah Indonesia juga mendorong pembentukan koperasi di berbagai sektor guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Hingga sekarang, terdapat lebih dari 150.233 gerai koperasi Syariah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia (www.shariahknowledgecentre.id), jumlah tersebut akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan prinsip ekonomi Syariah dalam kehidupan sehari-hari.

Koperasi syariah memiliki peran strategis dalam mendorong inklusi keuangan berbasis nilai-nilai Islam, yang menekankan prinsip keadilan, kebersamaan, dan keberkahan dalam bermuamalah. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi koperasi syariah saat ini bukan hanya dalam aspek pengelolaan keuangan, tetapi juga dalam membangun kepercayaan anggota dan masyarakat. Kepercayaan tersebut hanya bisa diperoleh jika koperasi syariah menerapkan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap aspek manajemennya.

Transparansi dan Akuntabilitas 

Transparansi dalam koperasi syariah berarti keterbukaan dalam penyampaian informasi kepada anggota, baik terkait keuangan, kebijakan, maupun operasional. Dalam praktiknya, transparansi bisa diwujudkan melalui beberapa langkah berikut: Pertama, laporan keuangan yang jelas dan terbuka

Setiap koperasi syariah wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi syariah dan dapat diakses oleh anggota. Laporan ini mencakup laporan neraca, laba rugi, arus kas, serta laporan penggunaan dana zakat, infak, dan sedekah jika ada.

Kedua, penyelenggaraan rapat anggota yang efektif. Rapat Anggota Tahunan (RAT) adalah forum tertinggi dalam koperasi yang menjadi sarana transparansi utama. Dalam RAT, pengurus harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara terbuka, termasuk evaluasi kinerja dan rencana kerja koperasi ke depan.

Ketiga, pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan informasi. Digitalisasi koperasi syariah memungkinkan anggota untuk memantau perkembangan koperasi secara real-time. Sistem keuangan berbasis teknologi dapat membantu meminimalisir praktik manipulasi data dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan dana anggota.

Keempat, keterbukaan dalam skema pembiayaan. Koperasi syariah harus memastikan bahwa setiap produk pembiayaan yang ditawarkan sesuai dengan prinsip syariah dan tidak merugikan anggota. Skema bagi hasil dalam akad mudharabah atau musyarakah, misalnya, harus dijelaskan secara rinci agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Disamping transparansi, hal yang tidak kalah pentingnya dalam manajemen koperasi adalah akuntabilitas. Hal ini mengacu pada pertanggungjawaban pengurus kepada anggota atas pengelolaan koperasi. Akuntabilitas ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga moral dan spiritual, mengingat koperasi syariah berlandaskan nilai-nilai Islam. Beberapa aspek penting dalam akuntabilitas koperasi syariah antara lain:

Pertama, pengawasan internal dan eksternal. Koperasi syariah harus memiliki mekanisme pengawasan yang efektif, baik melalui pengawas internal yang dipilih oleh anggota maupun melalui audit eksternal oleh lembaga independen. Pengawasan ini memastikan bahwa tidak ada penyalahgunaan dana anggota dan koperasi berjalan sesuai dengan prinsip syariah.

Kedua, penerapan good cooperative governance. Hal ini mencakup keterbukaan, tanggung jawab, keadilan, dan independensi dalam pengambilan keputusan. Hal ini memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil berdasarkan kepentingan bersama, bukan kepentingan individu atau kelompok tertentu.

Ketiga, pertanggungjawaban kepada regulator dan anggota. Koperasi syariah harus tunduk pada regulasi yang berlaku, baik dari sisi peraturan perkoperasian maupun regulasi keuangan syariah. Selain itu, pengurus wajib menyampaikan laporan perkembangan koperasi secara berkala kepada anggota sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja mereka.

Keempat, komitmen terhadap prinsip syariah. Setiap keputusan bisnis dalam koperasi syariah harus mempertimbangkan aspek halal dan thayyib. Oleh karena itu, keterlibatan Dewan Pengawas Syariah (DPS) menjadi kunci dalam memastikan operasional koperasi tetap sesuai dengan fatwa-fatwa syariah yang berlaku.

Dampak Transparansi dan Akuntabilitas

Adanya transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen koperasi akan memiliki dampak yang positif bagi perkembangannya. Beberapa dampak positif yang akan dirasakan adalah ; Pertama, meningkatkan kepercayaan anggota dan masyarakat. Dengan transparansi yang baik, anggota akan lebih yakin untuk menempatkan dananya dalam koperasi, sehingga memperkuat permodalan koperasi.

Kedua, mencegah kecurangan dan penyalahgunaan dana. Sistem akuntabilitas yang kuat dapat mencegah terjadinya fraud, baik yang dilakukan oleh pengurus maupun anggota koperasi. Ketiga, meningkatkan daya saing koperasi syariah. Koperasi syariah yang transparan dan akuntabel akan lebih mudah menarik investor atau mitra strategis, karena mereka melihat koperasi tersebut dikelola secara profesional.

Keempat, meningkatkan efisiensi dan kinerja keuangan. Dengan sistem yang terbuka dan bertanggung jawab, koperasi dapat mengelola aset dan pembiayaan dengan lebih efisien, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi anggotanya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka transparansi dan akuntabilitas bukan sekadar kewajiban administratif dalam koperasi syariah, tetapi merupakan instrumen penting yang menentukan keberlangsungan dan keberkahan usaha koperasi. Pengurus koperasi harus terus meningkatkan keterbukaan dalam pengelolaan informasi serta memastikan pertanggungjawaban yang jelas kepada anggota. 

Dengan demikian, koperasi syariah tidak hanya berkembang sebagai entitas ekonomi, tetapi juga menjadi wadah ekonomi umat yang kuat, terpercaya, dan sesuai dengan prinsip syariah. Wallahua’lam.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

KAPLING LAUT: Jamaah Akar Rumput dan JALAMU Jogja, Sabtu 14 Oktober 2023. Beberapa menit menjelang ....

Suara Muhammadiyah

20 October 2023

Wawasan

Ki Bagus Hadi Kusuma Tokoh Kunci Ideologi Pancasila Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon ....

Suara Muhammadiyah

2 June 2024

Wawasan

Oleh : Chabibul Barnabas, Bendahara Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM Jawa Tengah Kenaikan ....

Suara Muhammadiyah

19 August 2024

Wawasan

Kedewasaan Berpolitik Di Era Demokrasi Digital:Menyikapi Hasil Pemilu 2024 Oleh: Saifullah Bonto, S....

Suara Muhammadiyah

22 February 2024

Wawasan

Meneladani Empat Sifat Utama Dr. Masud HMN, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA)....

Suara Muhammadiyah

29 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah