Keutamaan dan Etika Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Oleh: Tito Yuwono, Ph.D, Dosen Teknik Elektro UII Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman
Allah Ta’ala memuji hambanya
Menjadi umat terbaik dibanding lainnya
Karena selalu beikhtiar
Beramar ma’ruf nahi mungkar
Ia banyak keutamaannya
Dilakukan dengan adab dan etika
Agar Allah Ta’ala meridhionya
Kemaslahatan akan terjaga
Keutamaan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Salah satu keutamaan sekaligus kemuliaan umat Islam karena amalan amar ma’ruf nahi mungkar. Bahkan karena amalan inilah menyebabkan umat ini menjadi umat terbaik. Sebagaimana difirmankan Allah Ta’ala dalam Surat Ali Imran ayat 110:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Ketika umat ini masih menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, maka Allah Ta’ala pasti akan menolong kita. Sebagaimana dalam surat Al-Haj ayat 40-41, Allah Ta’ala berfirman:
ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَٰتٌ وَمَسَٰجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا ٱسْمُ ٱللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,
ٱلَّذِينَ إِن مَّكَّنَّٰهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ أَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَمَرُوا۟ بِٱلْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا۟ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَٰقِبَةُ ٱلْأُمُورِ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Sebaliknya yahudi dilaknat oleh Allah Ta’ala karena meninggalkan amalan mulia ini. Sebagaimana dalam Alquran Surat Al-maidah ayat 78 dan 79:
لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ
Artinya: Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
كَانُوا۟ لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ
Artinya: Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.
Demikian, betapa banyak keutamaan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Dengan amar ma’ruf nahi mungkar ini kebaikan akan tersebar dan keburukan akan menjadi tereduksi/terkurangi. Hal ini berdampak pada kebaikan dari segala sisi kehidupan, baik sisi spiritual, sosial, ekonomi, keamanan dan lain sebagainya. Sebaliknya jika amar ma’ruf dan nahi mungkar tidak dilaksanakan maka keburukan semakin merajalela serta semakin tampak di masyarakat. Amalan kebaikan akan semakin redup. Dampaknya adalah menurunnya aspek ketakqwaan kepada Allah Ta’ala, penyakit sosial menyebar dan tentu akan berdampak juga dibidang ekonomi maupun keamanan.
Maka dikarenakan pentingnya amar ma’ruf dan nahi mungkar ini, sehingga kita ikhtiarkan dengan sungguh-sungguh.
Etika Beramar Ma’ruf Nahi Mungkar
Keseriusan kita dalam melakukan perbaikan di masyarakat melalui amar ma’ruf dan nahi mungkar, kita bersamai dengan etika yang baik. Jika amalan yang mulia ini tanpa disertai etika maka akan kontraproduktif terhadap tujuan amar ma’ruf nahi mungkar. Kita ingin melakukan perbaikan namun justru keributan dan perpecahan berkepanjangan karena aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar yang dilakukan tanpa etika. Beberapa hal yang mesti diperhatikan ketika beramar ma’ruf nahi mungkar adalah:
-Amar ma’ruf nahi mungkar dilandasi oleh bashirah dan ilmu berkaitan dengan substansi dari Amar ma’ruf nahi mungkar.
-Mempertimbangkan maslahat dan madhorot. Hal ini sangat penting untuk dipertimbangkan. Ketika amar ma’ruf nahi mungkar dilakukan jangan sampai justru hilangnya kebaikan yang selama ini ada dan mendatangkan kemungkaran yang lebih besar.
-Mendahulukan yang lebih penting. Orang yang beramar ma’ruf nahi mungkar harus mengetahui prioritas. Sudah barang tentu yang lebih penting didahulukan. Hal ini disebabkan banyaknya perkara yang perlu diperbaiki. Tingkat kepentingannya bisa dinilai dari aspek pentingnya perkara maupun aspek dampak yang akan terjadi. Ushuluddin atau akidah adalah perkara yang kita dahulukan sebelum perkara-perkara lain. Ketika akidah dan kecintaan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta Sunnah-sunnah Beliau sudah menyebar ke masyarakat, insyaa Allah perkara lain akan mengikut. Hal-hal yang wajib dan yang diharamkan didahulukan dari yang sunnah, makruh dan mubah. Hal-hal cabang yang menjadi ikhtilaf dan perbedaan pendapat disampaikan dengan cara yang baik dan dengan argumen yang mapan.
-Amar ma’ruf nahi mungkar dilakukan dengan akhlaq yang baik. Ketika amar ma’ruf dan nahi mungkar dilakukan dengan akhlaq yang baik akan berdampak pada tertariknya orang lain untuk mengikutinya. Disamping juga dampak negative dari aktifitas amar ma’ruf nahi mungkar akan terkurangi. Banyak kejadian amar ma’ruf dan nahi mungkar tidak dilakukan dengan akhlaq dan adab yang baik berdampak pada retaknya ukhuwah, perpecahan di masyarakat, memunculkan permusuhan baru dan menyebarnya kebencian terhadap orang lain.
-Amar ma’ruf nahi mungkar dilakukan sesuai kewenangan. Terkadang hal-hal yang perlu diperbaiki dimasyarakat yang mempunyai kewenangan di pihak tertentu. Maka jika kita tidak mempunyai kewenangan untuk itu, kita menahan diri dari amar ma’ruf nahi mungkar Sebagai contoh penanganan pencuri diserahkan kepada yang berwajib, tidak diperkenankan kita main hakim sendiri.
Demikian, tulisan ringkas berkiatan dengan keutamaan dan etika beramar ma’ruf nahi mungkar, semoga Allah Ta’ala memberikan taufiq kepada kita untuk bersungguh-sungguh melakukan amalan mulia ini. Agar amar ma’ruf nahi mungkar diridhoi Allah Ta’ala dan hasilnya optimal serta meminimalkan dampak negatif, kita lakukan dengan memperhatikan etika-etikanya. Wallahu a’lamu bishshowab.
Nashrun minallahi wa fathun qarib.