Apakah Allah ‘Memejamkan Mata’ terhadap Derita Rakyat Palestina?
Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Apa gunanya berdoa kepada Allah ketika Allah seolah menutup mata terhadap penderitaan Muslim Palestina? Itu pertanyaan yang sulit, bukan? Dari perspektif iman, kita tidak akan mengatakan bahwa Allah menutup ‘mata-Nya.’ Tentu saja kita tidak berpikir Allah memiliki mata fisik seperti kita dengan kelopak mata yang bisa menutup dan membuka. Kita tahu bahwa Allah melihat segala sesuatu. Dia mengetahui semua situasi. Allah tidak buta terhadap apa yang sedang terjadi.
Namun rencana Allah berada di luar kemampuan kita untuk memahami. Dia memiliki alasan sendiri untuk membiarkan hal-hal berjalan sebagaimana adanya. Salah satu alasan utamanya adalah Allah telah menerapkan sistem sebab dan akibat. Ini bisa kita pelajari melalui sains. Jika segala sesuatu tidak berjalan secara sistematis, maka kita tidak bisa mempelajarinya secara ilmiah. Kita tidak bisa memiliki hipotesis ilmiah yang baik. Ini tidak akan bisa menjadi teori.
Saat kita menuangkan air ke kompor dan menyalakan kompor, air tersebut pada akhirnya akan mendidih. Kemudian kita bisa menemukan teori tentang bagaimana molekul air dipanaskan. Jika setiap kali kita ingin air dingin berubah menjadi air hangat tanpa perlu menaruhnya di kompor karena Allah hanya akan membuatnya hangat untuk kita, memang ini bagus bagi kita, tetapi tidak baik untuk sains. Kita tidak bisa mengendalikan dunia kita sendiri.
Dengan mempelajari dunia melalui sains, kita mendapatkan kontrol yang lebih baik terhadap dunia. Jika terjadi gempa bumi, sebagai misal, lewat penelitian kita bisa mendeteksi gempa bumi (meskipun tak bisa mengetahui secara persos kapan gempa akan terjadi) dan mengambil tindakan untuk mengurangi penderitaan atau mitigasi yang diakibatkan oleh gempa bumi tersebut. Kita memperoleh pengetahuan sebagai manusia, kita memperoleh kekuatan sebagai manusia dan Allah melakukan itu untuk kita.
Sedangkan cara lainnya adalah dengan memanjakan kita, melindungi kita seperti kita melindungi bayi kecil di tempat tidur. Tetapi kita sadar bahwa kita tidak bisa membiarkan bayi tetap menjadi bayi selamanya, tetapi Allah bisa saja membuat kita dalam keadaan kekanak-kanakan jika Dia berkehendak. Tapi apakah itu yang kita inginkan? Maka Allah memberdayakan kita dengan menganugerahkan manusia pengetahuan dan kekuatan yang muncul dari pengetahuan itu.
Pada sisi lainnya adalah ada hal-hal yang Allah serahkan kepada kita untuk kita lakukan karena Dia telah menciptakan sistem dan Dia tidak akan campur tangan dan mengganggu sistem tersebut. Kenyataan di lapangan bahwa manusia memiliki tanggung jawab. Ketika melihat penderitaan rakyat Gaza, kita perlu bertanya pada diri sendiri apa yang kita lakukan sebagai manusia?
Tanggung jawab itu kembali kepada kita. Kita tidak bisa berkata kepada Allah, "Ya Allah, mengapa Engkau tidak ikut campur menurunkan pertolongan-Mu?" Karena manusialah yang menimbulkan penderitaan ini pada sesama manusia. Ada orang-orang yang hanya berdiri dan tidak cukup berbuat untuk mengurangi penderitaan rakyat dan mencegah genosida Palestina terus berlanjut.
Kita tahu bahwa Allah memiliki rencana dan itu tidak hanya mencakup kehidupan ini, tetapi juga kehidupan selanjutnya di akhirat. Meskupun rencana itu suntuk kehidupan di dunia ini, kita tidak dapat memahaminya karena keterbatasan perspektif kita. Penting untuk diingat juga bahwa kita kerapkali tidak memahami rencana besar yang Allah miliki.
Bahkan ada yang sementara menganggap seolah-olah Allah merencanakan agar orang Gaza menderita. Allah membiarkan penderitaan ini terjadi sebagai bagian dari rencana besar bahwa ini bisa terjadi atau itu tidak bisa terjadi. Gaza bisa saja diserang, Gaza juga tidak bisa diserang. Ini adalah kemungkinan dan Allah telah mengizinkan kemungkinan ini. Jika Dia ingin mencegahnya sama sekali, Allah bisa menghilangkannya dari rencana kemungkinan, sejak awal. Tetapi Dia telah mengizinkan kemungkinan tertentu, yang tidak menyenangkan bagi manusia tetapi menghasilkan dampak yang baik dan luar biasa.
Meskipun terlihat mengerikan bagi kita saat ini, kita tidak bisa menghitung totalitas dari semua efek baik yang akan terjadi sebagai akibat dari ini. Saya tidak mengatakan bahwa Allah merencanakan agar orang Gaza dihancurkan sehingga kita mendapatkan semua efek baik dari semua ini. Tetapi saya hendak menegaskan bahwa alternatif tragedi Gaza memang bisa menjadi sesuatu yang lebih buruk, kekejaman yang lebih parah. Tapi Allah membiarkan yang ini terjadi karena ini bisa dikatakan sebagai kejahatan yang paling ringan, atau yang lebih ringan dari dua kejahatan. Allah membiarkan ini terjadi yang nyatanya akan menghasilkan beberapa efek baik, meskipun saat ini keadaannya buruk.
Lalu apa dampak baiknya? Kita bisa melihat banyak sekali dampak baik yang muncul sebagai akibat dari ini. Salah satu hal yang sangat jelas adalah dunia kagum dengan ketahanan rakyat Gaza dan iman mereka yang tak tergoyahkan. Kita melihat orang-orang menatap rumah mereka yang telah dihancurkan. Rakyat terguncang oleh kenyataan bahwa keluarga mereka telah terbunuh. Tetapi mereka keluar sambil mengucap alhamdulillah (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam). Apapun keadaannya, mereka tetap mengucap syukur kepada Allah. Mereka masih memiliki iman kepada Tuhan.
Ini adalah pelajaran bagi umat Muslim di seluruh dunia. Kita sebagai Muslim pada kenyataannya sedang mengambil pelajaran. Kita melihat masjid pada Ramadhan lalu lebih ramai daripada sebelumnya. Mungkin ada faktor lain seperti kita baru saja keluar dari lockdown pasca covid dan sebagainya, yang efeknya masih melekat pada kita selama beberapa tahun. Tetapi sampai batas tertentu, fakta bahwa penduduk Gaza menderita seperti ini menyebabkan terbangunnya keimanan umat Islam di seantero dunia
Melihat ketahanan dan keimanan rakyat Gaza, umat Islam mengambil pelajaran dari ini dan semakin dekat dengan ibadah dan masjid. Banyak umat Islam kembali ke masjid, kembali ke iman yang mereka lupakan sebagai akibat dari apa yang mereka lihat terjadi di Gaza. Banyak non-Muslim memeluk Islam untuk pertama kalinya karena mereka melihat daya tarik Islam dan warga Gaza. Orang-orang ini menjalani Islam dengan cara terbaik. Tentu ini bisa membawa efek indah dalam hidup kita.
Banyak lagi yang mulai memahami sejarah Palestina, penderitaan rakyat Palestina secara keseluruhan, khususnya penduduk Gaza. Mereka bersimpati dengan perjuangan itu. Kita melihat demonstrasi besar-besaran di mana banyak orang non-Muslim ikut berpartisipasi. Jadi ini membawa kebangkitan baru dan untuk semua alasan bagus ini, kita bisa mengatakan bahwa Allah tidak menutup mata terhadap rakyat Gaza. Tetapi Dia membiarkan ini terjadi untuk alasan yang baik. Ini bukan yang terbaik dan Dia ingin kita mengambil tanggung jawab untuk mengakhiri kekejaman ini.