Bahagia Bersama 'Aisyiyah
Oleh: Amalia Irfani, LPPA PWA Kalbar
Bahagia merupakan keinginan atau tujuan hidup banyak insan. Ada yang bahagia lahir dari hati nurani sebab kesyukuran atas nikmat Tuhan dengan tidak menjadikan ketiadaan sebagai alasan kekufuran atau merasa bahwa Allah SWT tidak adil. Ada pula bahagia dengan menciptakan emosi dibalik ketidakpastian hati agar terlihat bahagia. Dua bentuk yang mungkin sama menjadikan jiwa sumringah, tetapi esensi dan kualitasnya jelas berbeda.
Menurut KBBI kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan, ketentraman hidup secara lahir dan batin yang maknanya adalah untuk meningkatkan visi diri. Visi diri tersebut tentu saja tidak serta merta hadir dan mengisi relung hati insan tanpa dipayungi Iman dan Ihsan, dan sejatinya hal tersebut pembeda nilai hidup yang direalisasikan dalam aktifitas keseharian.
Bagi hamba Allah bernama perempuan apalagi yang telah bergelar istri dan ibu, aktifitas keseharian merupakan bentuk kebermanfaatan, tanda kesyukuran serta kedewasaan yang didapat melalui sekelumit proses dan banyak rintangan. Mengapa demikian?, karena tidak mudah bagi perempuan dapat aktif diluar rumah, meninggalkan anak sesaat, melupakan kerepotan rumah tangga yang tidak pernah habis-habisnya, apalagi tanpa ada dukungan motivasi dari keluarga khususnya suami. Suami adalah support sistem terbaik bagi istri.
Dalam diskusi penulis dengan beberapa perempuan yang telah lama aktif berorganisasi, mengatakan bahwa suami adalah motivator untuk istri agar tidak bimbang meninggalkan rumah. Suami pengertian akan membuat anak ikut memahami aktifitas keseharian ibunya, dan kelak akan menjadi contoh hidup mendatang. Para perempuan tangguh tersebut menyepakati saat suami sebagai leader rumah tangga memberikan porsi aktualisasi diri bagi istri agar tidak jenuh dan mencari ruang bahagia positif dengan memilih aktif berorganisasi, maka banyak ide, inovasi, dan ilmu pengetahuan yang didapat istri. Hal tersebut adalah vitamin baik bagi anak-anak, keluarga dan lingkungan.
Bahagia Bersama 'Aisyiyah
Perempuan cerdas adalah perempuan yang dapat menasehati dirinya disaat kekalutan peran. Perempuan yang tidak mudah putus asa dan menyalahkan keadaan. Perempuan cermat, berusaha untuk dapat menjadikan anak keturunannya sukses tidak hanya didunia tetapi juga diakhirat.
Nasehat tersebut penulis dapat saat menyimak pemaparan dari Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Dr. Apt. Salmah Orbayinah, M. Kes pada kegiatan konsolidasi dan koordinasi Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Kalimantan Barat, Sabtu 13 Januari 2024 di aula kampus Polita Pontianak.
Sebagai pimpinan tertinggi organisasi perempuan dengan mainstream berkemajuan, Bu Bayin berhasil memberikan suntikan semangat kepada kader 'Aisyiyah Kalimantan Barat yang hadir secara daring dan luring.
Menurutnya ber'Aisyiyah harus penuh semangat, harus bahagia, dengan menjadikan segala aktivitas sebagai rekreasi. Jangan pernah mengeluh dengan ketiadaan, jangan malu karena dianggap remeh orang lain. "Ber'Aisyiyah tidak boleh bilang tidak ada waktu, uang dan tenaga", tegasnya.
Dengan bahasa sederhana Bu Bayin mengingatkan sekaligus memotivasi perempuan Berkemajuan Kalimantan Barat agar tidak henti melakukan gerakan perubahan yang berbungkus dakwah kemasyarakatan. Semua kegiatan yang dilaksanakan adalah syiar untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (MIYS). Dakwah 'Aisyiyah melalui amal usaha bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi tidak hanya untuk profit saja, tetapi bertujuan untuk mencetak generasi berkualitas.
Perempuan 'Aisyiyah juga harus melek media, cerdas digital untuk mewartakan seluruh kegiatan membahagiakan diri dan bermanfaat untuk orang lain. Maka agar hal tersebut dapat terlaksana penting bagi seluruh kader memahami posisi 'Aisyiyah sebagai organisasi Islam, organisasi pencerahan dan perempuan berkemajuan, yang tidak berhenti melakukan amr maruf nahi munkar.